Berita Belitung

Hamil Usia Tua Risiko Rentan Picu Stunting

Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo optimistis angka stunting atau masalah gizi kronis di Belitung dapat tertanggulangi.

Penulis: Rusaidah |
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Kunjungan kerja Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo di ruang rapat Bupati Belitung, Selasa (20/2). 

POSBELITUNG.CO - Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo optimistis angka stunting atau masalah gizi kronis di Belitung dapat tertanggulangi. Hal tersebut lantaran faktor penyebabnya dapat dikontrol dan terbilang bagus. Justru yang harus menjadi perhatian sebagai faktor risiko penyebab stunting karena hamil di usia tua.

"Kritik saya justru banyak yang sudah tua justru melahirkan di atas 35 tahun," katanya, saat kunjungan kerja di Belitung, Bangka Belitung, Selasa (20/2).

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting Belitung pada 2022 sebesar 19,6 persen. Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 13,8 persen.

Menurut Hasto, prevalensi stunting tersebut termasuk bagus karena masih di bawah 20 persen. BKKBN menargetkan prevalensi stunting di Belitung pada akhir 2024 bisa di bawah 10 persen atau sekitar sembilan koma. Meski begitu, angka tersebut akan menyesuaikan dengan ketercapaian pada 2023

Faktor penyebab stunting pun dapat dikendalikan, seperti rata-rata jumlah anak 2,14, sementara nasional 2,18 dan rata-rata jumlah anak di Babel sebesar 2,2. Selain jumlah anak yang sudah bagus, jarak anak, pernikahan di bawah umur pun termasuk bagus.

"Faktor yang juga penting karena di sini jumlah yang menikah 2.800-an yang menikah, tapi harus menggerakkan calon pengantin agar mengukur lingkar lengan, cek Hb, karena mencegah agar ketika hamil anaknya tidak stunting," katanya.

"Kalau menikah tidak memenuhi syarat karena terlalu kurus, boleh menikah, tapi pakai kontrasepsi dulu agar mencegah stunting," ujar mantan Bupati Kulonprogo ini.

Dia pun berpesan agar penanganan stunting fokus 70 persen untuk langkah pencegahan dan 30 persen untuk melakukan perawatan atau treatment terhadap anak yang terlahir stunting. Langkah pencegahan yang bisa dilakukan seperti pembenahan kondisi lingkungan, pendidikan pra nikah, serta edukasi pola makan, pola asuh serta menanggulangi perilaku berisiko penyebab stunting. (del/posbelitung.co)

 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved