Breaking News

Berita Viral

Kisah Ibu Muda Saat Melahirkan, Kepala Anaknya Putus dan Tertinggal di Dalam Rahim

Ibu muda dari Bangkalan, Jawa Timur ini mengalami peristiwa yang tak diduga-duga

Editor: Alza
Eva.vn
Foto hanya ilustrasi. 

POSBELITUNG.CO - Sedih dan memilukan, gambaran nasib yang menimpa Mukkarromah.

Ibu muda dari Bangkalan, Jawa Timur ini mengalami peristiwa yang tak diduga-duga.

Penantiannya selama 9 bulan berbuah kesedihan, ketika proses melahirkan.

Kepala bayi yang dikandungnya terlepas dan tertinggal di dalam rahim.

Peristiwa ini terjadi di Puskesmas Kedungdung Bangkalan, Madura.

Awalnya, Mukkarromah ke bidan kampung dan dirujuk ke Puskesmas Kedungdung Bangkalan.

Hanya saja, Mukarromah tak segera mendapat rujukan oleh bidan.

Ia justru dibawa ke ruangan di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan.

Mukarromah tak langsung mendapatkan penanganan atas kondisinya.

Sehingga Mukarromah berinisiatif menanyakan kembali terkait surat rujukan.

"Sampai di puskesmas saya juga minta rujukan, ingin melahirkan secara operasi di (Kota) Bangkalan.

Saya dibawa ke ruang persalinan di belakang, namun saya bilang saya mau minta rujukan.

Namun saya mau diperiksa dulu,” ungkap Mukarromah.

Bidan menelepon dokter di Bangkalan terlebih dahulu untuk diperiksa.

"Iya bu sebentar, ibu mau diperiksa dulu. Saya mau telepon dokter Bangkalan dulu, saya mau (menghubungi via) WA," kata sang bidan yang ditirukan oleh Mukarromah.

Kemudian datanglah bidan bernama Mega ke puskesmas tersebut.

Ia mengatakan Mukarromah mengalami bukaan empat dan disarankan melahirkan di puskesmas saja.

Hasil pemeriksaan menurut Mukarromah kondisi bayi lemah namun masih hidup.

Setelah itu dia diberikan suntikan pendorong, dan disuruh ngeden lagi.

Namun pilu, proses persalinan itu justru membuat kepala bayi Mukarromah terputus dan tertinggal di rahimnya.

"Terus saya tak bisa, tidak kuat, akhirnya patah badannya dan kepalanya di dalam (rahim)," tutur Mukarromah.

"Ditarik, saya tidak tahu soal dipotong apa enggak, tapi itu ditarik saya lihat bidannya pegang gunting sambil ditarik," jelas Mukarromah.

Akibat peristiwa tersebut, Mukaromah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan.

Mukkarromah menjalani operasi pengeluaran kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.

Sudah Meninggal 2 Minggu

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah membenarkan kejadian tersebut.

Dia mengungkapkan telah melakukan audit, pada 8 Maret 2024, yang dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung serta bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

“Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu.

Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir),” ungkap Nur, Senin (11/3/2024) malam.

Ia menjelaskan, pasien ibu hamil itu datang ke Puskesmas Kedungdung, 5 Maret 2024 dan menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit karena sudah pembukaan 4.

Rekam jejak komunikasi antara pihak puskesmas dengan RSUD Syamrabu masih disimpan.

Dengan berjalannya waktu, lanjutnya, dari pembukaan 4 langsung ke pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Hal itu disebut Nur tergolong cepat, dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap bahkan hingga muncul bagian terendah yang sudah nampak di jalan lahir.

"Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit.

Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan,” papar Nur.

Nur mengatakan, berat badan bayi kala itu seberat 1 kilogram.

Karena memang bayi tidak mengalami perkembangan secara normal, akibat ibu menderita Pb dan pihak dokter sudah menyatakan bahwa bayi itu meninggal selama dua minggu dalam kandungan.

"Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan.

Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain,” katanya.

Disinggung terkait kronologis hingga kepala terpisah hingga tertinggal dalam Rahim?

Nur menjelaskan, hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.

"Nah di situlah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan. Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh,” jelasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved