Sosok
Sosok Shen Yin Hao, yang Bikin Justin Hubner Bek Timnas Mengumpat Kesal, Kami Sial Karena Orang Ini
Pecinta bola Indonesia menilai, Shen Yin Hao adalah penyebab Indonesia kalah dari Uzbekistan.
POSBELITUNG.CO - Justin Hubner, bek Timnas U23 Indonesia kesal bukan kepalang pada wasit Shen Yin Hao.
Wasit asal China itu memimpin pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan, Senin (29/4/2024) malam.
Pecinta bola Indonesia menilai, Shen Yin Hao adalah penyebab Indonesia kalah dari Uzbekistan.
Sementara Justin Hubner meluapkan emosinya dengan menyebutkan, "Kami sial karena orang ini."
Hal itu diungkap Justin di akun media sosialnya.
Baca juga: CARA Menonton Live Streaming Timnas U23 Indonesia Vs Irak, Prediksi Pemain, dan Link Streaming RCTI
Sumpah serapah juga dialamatkan supporter Indonesia kepada Shen Yin Hao.
Inilah biodata singkat Shen Yin Hao, orang yang meninggalkan luka di hati pecinta bola Indonesia.
Nama lengkap: Yinhao Shen
Tanggal lahir/umur: 6 November 1986 (37)
Kewarganegaraan: Tiongkok
Klub: Shanghai FA
Akun Instagram : tak memiliki medsos
Karier wasit berusia 37 tahun itu terbilang cemerlang.
Dilansir dari Transfermarkt, Shen Yinhao telah mendapat lisensi wasit FIFA pada 2018.
Pada 2024, dia dipercaya menjadi wasit untuk pertandingan Nepal vs Yaman dan Palestina vs Bangladesh di Kualifikasi Piala Dunia Asia.
Pada pertandingan Nepal vs Yaman, Shen Yinhao mengeluarkan 3 kartu kuning.
Sementara pada pertandingan Palestina vs Banglades, ia mengeluarkan 2 kartu kuning.
Sepanjang 2023-2024, Shen Yinhao telah ditunjuk menjadi wasit untuk Piala AFC, Liga Super China, dan Piala Asia U23 2024.
Di perhelatan Piala Asia U23 2024, wasit asal China itu memimpin pertandingan antara Thailand dan Arab Saudi.
Dia mengeluarkan 4 kartu kuning selama pertandingan yang digelar pada 19 April 2024 itu.
Kontoversi Shen Yinhao
Nama Shen Yinhao cukup kontroversial karena sempat memberikan penilaian ganjil saat Sea Games 2023.
1. Beri keputusan ganjil
Dikutip dari Kompas.com (9/5/2023), saat Garuda Muda bertanding melawan Kamboja di SEA Games 2023 yang berlangsung di Stadion Olimpiade Nasional, Phnom Penh, pada Rabu (10/5/2023), Shen Yinhao memberikan penilaian ganjil.
Paling fatal, Shen Yinhao menjatuhkan hukuman pinalti timnas U22 Indonesia lantaran menilai Muhammad Ferarri melanggar pemain Kamboja.
Padahal, dalam tayangan ulang di televisi, pelanggaran yang dilakukan Ferarri terjadi di luar kotak pinalti.
Beruntung, tendangan Lim Pisoth sebagai eksekutor Kamboja berhasil ditangkis oleh Kiper Timnas U-22 Indonesia, Adi Satryo.
Sayangnya, setelah Adi menghalau bola dan berusaha menggapai bola rebound, dia justru diterjang oleh pemain Kamboja hingga mengerang kesakitan.
Momen inilah yang membuat Adi cedera dan memantik keributan antara kedua tim. Komang Teguh Trisnanda sempat terlihat emosi karena aksi pelanggaran pemain Kamboja yang membahayakan Adi Satrio.
2. Tak adil
Pada bulan Agustus 2020, timbul kontroversi di laga antara Beijing Guoan dan Shandong Luneng.
Kontroversi itu berkaitan dengan keputusan Shen Yinhao yang menjadi pengadil di pertandingan Chinese Super League itu.
Kontroversi signifikan terjadi ketika gol kedua Luneng dianulir, sehingga Guoan bisa menyingkirkan Luneng dengan agregat 4-3.
Hasil tersebut membuat kesal fans Luneng dan banyak pemain yang mengungkapkan kemarahannya kepada wasit di media sosial.
Hao Junmin, kapten Luneng, memposting: “Tidak ada prinsip, tidak ada keadilan, tidak ada kemampuan, tidak ada keuntungan” di Weibo-nya.
Róger Guedes, pemain Luneng asal Brazil, mengatakan “sayangnya ini bukan sepak bola” di Instagram story-nya.
Pemain Brasil lainnya, Moisés Lima Magalhães, juga mengirimkan kata “Malu” dalam bahasa Portugis di Instagram-nya.
Selain para atlet, para penggemar yang kesal membanjiri berbagai platform bertema sepak bola untuk meninggalkan komentar bahwa “seruan buruk telah, sedang, dan akan terus menghancurkan sepak bola Tiongkok.”
Kemarahan dari pihak Luneng sudah menumpuk sejak beberapa waktu lalu.
Pada fase pertama antara Shandong Luneng dan Beijing Guoan, wasit Shen Yinhao memberikan penalti kepada Beijing Guoan dan kemudian membiarkan gol penyama kedudukan Beijing tetap berlaku, yang membuat Luneng kehilangan keunggulannya.
Pada kedua kesempatan tersebut, pemain Luneng mempertanyakan keputusan Shen dan memintanya untuk memeriksa video tersebut tetapi Shen mengabaikan permintaan mereka.
Pertandingan akhirnya berakhir dengan skor 2-2 dan Luneng yakin mereka akan menang jika mendapat perlakuan adil.
3. Diduga terlibat plagiarisasi akademik
Setelah Shen Yinhao dianggap tidak adil, penggemar fans Luneng pun tetap tidak puas setelah pihak klub sendiri menulis surat kepada Asosiasi Sepak Bola China untuk menyampaikan keluhannya.
Mereka memeriksa makalah Shen yang diterbitkan dan menemukan bahwa makalahnya Penelitian tentang Penyebab dan Penanggulangan Tekanan Psikologis Wasit Sepak Bola Mahasiswa.
Makalah itu diterbitkan di Journal Sports Fashion, dicurigai menjiplak penelitian Wasit Sepak Bola Universitas Lu Yunfei tentang Penyebab dan Penanggulangan Demam Panggung.
Penelitian itu diterbitkan lima tahun sebelumnya. Penggemar Luneng mengklaim bahwa isi makalah Shen hampir sama dengan karya Lu dan Shen hanya melakukan beberapa modifikasi pada urutan paragraf.
Terlebih lagi, tesis master Shen juga diduga melakukan plagiarisme.
Sebagai anggota fakultas di Departemen Pendidikan Jasmani Universitas Tongji, Shen segera meninggalkan pekerjaan wasitnya dan kembali ke Shanghai untuk membela tuduhan plagiarisme. Kasus ini masih dalam penyelidikan.
Jika Shen terbukti bersalah, gelar dan jabatan pengajarnya akan dicabut dan dia mungkin menerima hukuman lebih lanjut dari Asosiasi Sepak Bola Tiongkok yang mungkin mengancam kualifikasinya sebagai wasit yang terdaftar di FIFA.
Setelah Shen dilaporkan, asosiasi memutuskan untuk mengundang wasit asing untuk putaran kedua dan Kim Hee Gon, wasit internasional Korea.
Pertandingan berjalan mulus di 70 menit pertama dengan masing-masing tim masing-masing mencetak satu gol, namun di menit ke-69, ketika Guedes kembali mencetak gol, membuat Luneng unggul, kontroversi semakin bertambah.
Setelah melihat VAR, Kim menyapu bersih gol tersebut karena wasit memutuskan bahwa Guedes melakukan pelanggaran dalam penumpukan tersebut.
Sementara para pemain Luneng marah atas keputusan Kim, Beijing kembali mencetak gol hanya dua menit kemudian.
Namun, Renato Augusto yang memberikan assist pada gol tersebut diduga melakukan handball.
Di 30 menit terakhir pertandingan, Luneng menyerang dengan agresif, namun keberuntungan tidak berpihak pada mereka dan mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka tersingkir dari semifinal Liga Super Tiongkok.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com
Sosok Suami Mpok Alpa Punya Pekerjaan Mentereng, Sang Istri Bangga Ungkap ke Publik |
![]() |
---|
Sosok Hargo Utomo Dosen UGM Lulusan AS dan Australia, Tersangka Kasus Korupsi Kakao |
![]() |
---|
Sosok Nafa Arshana Istri TNI yang Hina Almarhum Prada Lucky Minta Maaf, Ayah Korban Murka |
![]() |
---|
Sosok Ropianti Disiram Air Keras Saat Buka Pintu, Pelaku Tinggalkan Apel dan Mangga |
![]() |
---|
Siapa Sosok yang Menghabisi Nyawa Arya Daru, Eks Dubes AS Dino Tak Yakin Bunuh Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.