KISAH TKW Upi Nitasari Dihina Jadi Babu di Taiwan, Balas dengan Membeli Sawah dan Bangun Rumah
Akhirnya, Upi bisa membeli sawah, membuat rumah, dan mengangkat derajat keluarganya di kampung.
POSBELITUNG.CO - Upi Nitasari bungkam mulut orang-orang di kampungnya, yang mengejek pekerjaan dirinya.
Dia menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Taiwan selama bertahun-tahun.
Selama itu pula, Upi kerap mendapat cibiran dari tetangga dan disebut hanya sebagai babu di negara orang.
Mendapat hinaan itu, Upi membalasnya dengan terus bekerja keras.
Akhirnya, Upi bisa membeli sawah, membuat rumah, dan mengangkat derajat keluarganya di kampung.
Hinaan yang ditujukan padanya berubah pujian.
Di kanal YouTube Upi Nitasari, dia memperlihatkan kediamannya dalam proses penyelesaian tahun lalu.
Diungkapkan oleh TKI perempuan ini, rumahnya tersebut harusnya sudah selesai.
Namun saat itu dirinya lebih memilih membeli sawah untuk investasi ketimbang menyelesaikan rumah.
"Sebenernya waktu itu aku mau finishing rumah, rumah aku sendiri, karena belum ada lantai sama belum di cat."
"Tapi bapak ku bilang gak ada waktu, malah kebeli sawah, jadi rumah ku mangkrak," kata Upi.
Upi Nitasari mengatakan, tidak mudah bagi dirinya untuk bertahan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Baca juga: 6 Kali Ketahuan Selingkuh Oleh Ira Nandha, Video Pilot Ini Diserbu 1 Juta Penonton Karena Ulahnya

Namun demi kehidupan yang lebih baik, semua cibiran dan hinaan tak dipedulikannya.
"Alhamdulillah hasil nguli di Taiwan bisa panen, buat makan bapak di rumah," ujar Upi.
Selama berada di Taiwan, Upi sudah mampu membeli sawah sebanyak 100 ubin.
Sebagai informasi, satu ubin sawah memiliki luas 14,0625 (3,75 × 3,75) meter persegi.
Upi menghabiskan uang sebesar Rp 70 juta untuk membeli 100 ubin sawah di kampung halamannya.
"Waktu itu harga Rp 70 juta, soalnya termasuk di daerah lumayan pelosok, jadi agak murah, agak miring.
Satu ubin Rp 700 ribu, jadi 100 ubin bayar Rp 70 juta waktu itu," jelasnya.
Upi Nitasari bercerita, dirinya dulu pernah dihina oleh rekannya di kampung.
Ia dihina lantaran mendapatkan uang dari hasil menjadi babu di luar negeri.
Tak ambil pusing, TKI perempuan ini mengamini ucapan orang tersebut.
Sehingga kini dirinya mampu memiliki kediaman sendiri dan juga memiliki sawah yang luas.
"Dulu sempat ada yang menghina aku, sugih karna mbabu, jadi beliau itu ngatain aku, katanya kaya karena jadi babu," ucap Upi.
"Alhamdulillah doanya terkabul, aku punya rumah sendiri, aku punya sawah sendiri, alhamdulillah," sambungnya.
Ternyata hinaan itu muncul akibat UPI sempat menagih utang ke orang tersebut.
Tak terima ditagih utangnya, orang tersebut lantas mengatakan bahwa UPI bisa menjadi seperti sekarang ini karena hasil menjadi babu di luar negeri.
"Pokoknya waktu itu dia marah-marah karena aku tagih utangnya, karena waktu itu aku lagi butuh uang, aku nagihlah sama beliau.
Waktu itu kalau ga salah 2 jutaan, ditagih emosi, malah ngatain aku yang nggak-nggak," urai Upi.
Diungkapkan Upi, dirinya mengaku risih karena orang itu tidak ada niatan membayar utangnya.
Padahal orang tersebut memiliki uang, namun ia lebih memilih untuk menunda utangnya.
"Aku kan risih, kalau punya uang itu bayarlah utang, jangan nunggu-nunggu besok,"
"Pamer di sosmed jalan-jalan ini, ya aku panas dong, aku nagih.
Akhirnya sewot, marah sampai ngatain seperti itu, katanya sugih karna mbabu," ujar Upi.
Akibat hinaan itu, Upi lantas berdoa semoga dirinya senantiasa diberi kekayaan oleh Sang Pencipta.
Bukan perihal kekayaan harta, namun lebih kepada kekayaan hati menerima segala sesuatu yang telah diberikan dan senantiasa bersyukur.
"Dari situ aku 'ya Allah, semoga aku beneran jadi orang kaya', sebenernya aku bukan orang kaya sih, tapi lebih ke manusia yang bersyukur.
Bersyukur sama Gusti Allah sudah memberi aku rezeki sampai hari ini, sampai bisa bikin rumah sendiri, bisa beli sawah sendiri, punya sendiri, alhamdulillh,"
"Dihina mau kayak gimana pun terserah," ucap Upi panjang lebar.
Meski telah dihina, TKI perempuan ini mengatakan bahwa dirinya tidak menaruh dendam sama sekali.
Hinaan dan cibiran tersebut malah membuat dirinya menjadi semakin termotivasi untuk terus menjadi lebih baik.
"Aku dendam sih nggak, cuma lebih kayak menjadi cambuk buat aku biar makin semangat, biar ga sia-sia juga jadi TKW.
Kan tujuannya jadi TKW itu buat jadi kaya, kalau kita kerja di luar negeri sia-sia nggak ada hasilnya malah percuma," tutup Upi.
(Posbelitung.co)
VIDEO: Dedi Mulyadi Pahami Beban Kepsek Jauh dari Kampung, Siap Dipulangkan |
![]() |
---|
2 Ton Beras Ludes Kurang dari Satu Jam di Masjid Ar Rahman Kampung Dul Bangka Tengah |
![]() |
---|
PT Timah Lestarikan Kampung Adat Gebong Memarong Jadi Sumber Ekonomi Baru Masyarakat Mapur |
![]() |
---|
Masyarakat Mapur Bangka Dapat Pelatihan Decoupage dari PT Timah, Dorong Pengembangan Kerajinan Lokal |
![]() |
---|
Rekam Jejak Dewi Astutik, Eks TKW Asal Ponorogo Bos Narkoba Internasional, Terungkap Nama Aslinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.