Berita Bangka Selatan

Bangka Selatan Jadi Daerah Risiko Bencana, 15 Peristiwa Terjadi dalam Kurun 5 Bulan di 2024

Satpol PP dan Damkar Bangka Selatan mencatat sebanyak 15 peristiwa terjadi dan ditangani dalam kurun waktu Januari sampai Mei 2024.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Bangka Pos/Arya Bima Mahendra
BENCANA ALAM - Rumah warga di Bangka Tengah yang terdampak bencana alam angin puting beliung pada tahun lalu. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Satpol PP dan Damkar Bangka Selatan mencatat  sebanyak 15 peristiwa terjadi dan ditangani dalam kurun waktu Januari sampai Mei 2024.

 "Total ada 15 peristiwa terjadi di Kabupaten Bangka Selatan selama bulan Januari-Mei 2024. Akibatnya satu orang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Bangka Selatan, Ardiansyah, Senin (27/5/2024).

Dari 15 peristiwa itu, tercatat didominasi oleh bencana nonalam sebanyak sembilan kasus. Mayoritas yakni tujuh kasus konflik antara buaya dan manusia serta dua kasus kebakaran.

Sementara untuk bencana alam ,khususnya hidrometeorologi, sebanyak enam peristiwa. Masing-masing yakni banjir dengan tiga kasus, puting beliung dua kasus dan sambaran petir satu kasus.

Ada beberapa faktor yang mendukung Bangka Selatan menjadi daerah dengan risiko bencana tertinggi. 

Namun yang paling dominan yakni karena letak geografis Bangka Selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. 

Tak hanya itu, Bangka Selatan juga merupakan kabupaten terluas se-Bangka Belitung, sebagian besar daerahnya merupakan rawa.

"Se-Bangka Belitung yang tertinggi indeks risiko bencana yang pertama memang Bangka Selatan. Jadi kita terus melakukan upaya antisipasi dan mitigasi bencana alam dengan pengoptimalan personel," papar Ardiansyah.

Di sisi lain sambung dia, guna menghadapi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi pihaknya mengutamakan aspek pencegahan atau antisipasi lebih awal. Utama ihwal bencana banjir yang sudah terjadi sebanyak tiga kali dalam hitungan dua bulan terakhir.

Pentingnya masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena sejauh ini masih banyak kejadian banjir diakibatkan pola perilaku buang sampah ke sungai yang masih kerap terjadi.

Begitu pula warga yang membangun rumah maupun permukiman di sekitar bantaran sungai. Selain itu akibat sampah yang mengendap di sungai akan berdampak pada pendangkalan air sungai akibat pengendapan sampah. 

"Terakhir adalah bagaimana mengajak masyarakat menanam pohon untuk resapan air," ucapnya.

Ardiansyah terus mengimbau warga terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Khususnya bagi warga yang tinggal di lokasi bantaran sungai dan tanah dengan topografi berundak atau tebingan.

Tatkala cuaca tidak mendukung agar waspada dan segera mencari lokasi atau mengevakuasi diri ke tempat aman. "Keselamatan jiwa beserta keluarga lebih utama," ujar Ardiansyah

4 Kasus Konflik Buaya dan Manusia

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved