Kisah Duet Bisnis Tomy Winata dan Sugianto Kusuma: Pendiri Agung Sedayu Group dan Disebut 9 Naga

Tomy Winata dan Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan nama Aguan, merupakan duet yang sangat sukses dalam dunia bisnis.

Editor: Teddy Malaka
SCBD/KOLASE TRIBUNJAMBI
TWinata (kanan) dan Sugianto Kusuma alias Aguan 

POSBELITUNG.CO - Tomy Winata dan Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan nama Aguan, merupakan duet yang sangat sukses dalam dunia bisnis.

Mereka sering disebut sebagai bagian dari "9 Naga," julukan untuk sembilan pengusaha besar keturunan Tionghoa di Indonesia.

Nama asli Aguan adalah Sugianto Kusuma, yang lahir pada tahun 1951 dan menghabiskan masa kecilnya di Palembang, Sumatera Selatan.

Aguan adalah pemilik dan pendiri Agung Sedayu Group, sebuah konglomerasi pengembang properti terbesar di Indonesia.

Aguan memulai bisnisnya sendiri pada tahun 1971, bermula dari perkenalannya dengan pemborong bahan bangunan.

Dari situ, ia memperoleh pemahaman mendalam tentang bisnis properti dan bangunan.

Bisnis yang dimulainya dari skala kecil itu kemudian berkembang menjadi perusahaan raksasa Agung Sedayu Group.

Untuk mengembangkan bisnisnya lebih besar, Aguan membutuhkan partner yang tepat. Ia kemudian berkenalan dengan Tomy Winata, yang menjadi rekan bisnisnya dalam mencapai kesuksesan lebih besar.

Pada buku Leo Suryadinata berjudul "Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches" disebutkan Aguan mulai menjalin hubungan bisnis dengan Tommy Winata saat sedang berusaha menggarap properti lain.

Mereka berdua memiliki kesamaan cara pandang dan tujuan, yang akhirnya melakukan kerja sama, bahkan hingga kini.

Mereka akhirnya melahirkan kawasan perkantoran elite SCBD Sudirman, Pantai Indah Kapuk, hotel, bank, dan yang lain.

Aguan bersama-sama dengan Tomy Winata mengakuisisi Bank Artha Graha.

Mereka berdua pun dalam struktur organisasi, hingga kini berada dalam jajaran komisaris.

Pada website bank ini disebutkan, Sugianto Kusuma WNI berusia 72 tahun, berdomisili di Jakarta.

Ia menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Bank Artha Graha tahun 1990 hingga 1999.

Tahun 2004, bergabung dengan PT Bank Inter Pacific Tbk sebagai Komisaris Utama.

Setelah penggabungan PT Bank Artha Graha dan PT Bank Inter Pacific Tbk, ia menjabat Wakil Komisaris Utama Bank Artha Graha Internasional sejak 2005.

Dia diangkat kembali pada tahun 2017 untuk kursi yang sama, berlanjut pada tahun 2020, dan juga pada tahun 2023.

Tomy Winata juga menduduki posisi Wakil Komisaris Utama di Bank Artha Graha International pada periode yang sama.

Bersinggungan dengan Hukum

Aparat penegak hukum pernah melakukan pemeriksaan kepada Aguan.

Bahkan KPK sempat mencegahnya ke luar negeri, tahun 2016.

Ia diperika sebagai saksi setelah Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta diduga menerima suap Rp 2 miliar dari Presdir PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Aguan bahkan harus menjadi saksi dalam persidangan kasus suap terkait Rapreda tentang reklamasi.

Dia menjadi saksi bagi Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro.

Pada saat tiba di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, tahun 2016 silam, ia dapat pengawalan ketat polisi.

Belasan polisi mengawal ruang tunggu saksi di Pengadilan Tipikor.

Bahkan Kaca ruang tunggu yang ditempati Aguan ditutup pakai kertas.

Pengawalan berlanjut sampai Aguan memasuki ruang sidang hingga keluar dari ruangan itu.

Ia tidak terseret lebih jauh dalam kasus ini. Statusnya hanya sebagai saksi.

Ia tidak menjadi terdakwa apalagi dinyatakan bersalah.

Dipuji Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan apresiasi secara langsung kepada Sugianto Kusuma alias Aguan.

Hal ini setelah konsorsium properti yang dipimpin Agung Sedayu Group melakukan komitmen investasi Rp 20 triliun di Ibukota Nusantara (IKN).

Pujian dan apresiasi disampaikan Presiden Jokowi ketika groundbreaking Hotel Nusantara di IKN Nusantara, tahun 2023.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Aguan. Ini memberikan confident, memberikan rasa percaya diri pada Ibukota Nusantara, bahwa ini sangat diminati investor," ungkap Jokowi.

Diungkapkan Presiden, semakin banyak investor yang minat investor dalam negeri di IKN, akan semakin mempercepat masuknya investasi dari luar ke sana.

Jokowi menegaskan investor dalam negeri didahulukan untuk menanamkan modal di IKN.

Dia saat itu mengatakan investor asing dari Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan negara lain cukup banyak yang minat.

Namun hingga tahun 2024 ini, ternyata investasi dari luar negeri masih belum ada yang masuk. Kebanyakan masih baru sebatas komitmen investasi.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Gurita Bisnis Aguan dan Tomy Winata, Disebut Masuk 9 Naga Penguasa Bisnis di RI.

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved