Malam Nisfu Syaban 2025, Kamis 13 Februari, Bolehkah Berhubungan Suami Istri?

POSBELITUNG.CO -- Bolehkah berhubungan suami istri pada malam Nisfu Syaban?

Pasalnya, ada narasi yang menyebutkan larangan berhubungan intim pada malam tersebut.

Seperti diketahui, dalam bulan Syaban terdapat malam yang istimewa yaitu malam Nisfu Syaban. 

Secara harfiah istilah Nisfu syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan di bulan Syaban.

Malam Nisfu Syaban jatuh tiap tanggal 15 Syaban setiap tahunnya.

Pada tahun 2025, malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis 13 Februari 2025.

Malam Nisfu Syaban dianggap istimewa.

Lantaran pada malam tersebut konon Allah SWT menebarkan ampunan bagi hamba-Nya yang dikehendaki, kecuali atas dosa syirik dan permusuhan.

Lalu, apakan boleh berhubungan suami istri di Malam Nisfu Syaban?

Ada satu keterangan yang menyebutkan berhubungan intim suami istri di Malam Nisfu Syaban adalah hal yang terlarang.

Lantaran disebutkan ada sebuah riwayat yang menyebutkan mereka yang melakukan hubungan intim di Malam Nisfu Syaban, maka anak tersebut akan menjadi buruk rupa.

Si anak juga akan memiliki tahi lalat di kepala dan wajahnya.

Bahkan disebutkan bahwa anak juga bisa saja mendapatkan gangguan kesehatan seperti mengalami gila, lepra hingga gangguan syaraf lainnya.

Benarkah demikian?

Terkait hal tersebut, tidak ditemukan dalil shahih yang melarang atau mengharamkan hubungan suami istri di malam Nisfu Syaban.

Dalam Islam, memang ada waktu tertentu dilarang melakukan hubungan intim suami istri tersebut.

Namun bukan di malam Nisfu Syaban.

Pertama adalah di waktu saat istri dalam keadaan haid atau menstruasi.

Kedua dalam keadaan nifas.

Selain itu, yang diharamkan berhubungan suami istri adalah di waktu siang hari bulan puasa Ramadhan.

Waktu lainnya yang juga terlarang adalah ketika saat mengerjakan ibadah haji atau umrah.

Yakni sebelum tahallul ke dua dan juga tawaf ifadah.

Adapun malam Nisfu Syaban sendiri yang merupakan pertengahan bulan Qomariah, memang ada anjuran untuk tidak melakukan hubungan intim suami istri di waktu tersebut.

Namun bukan larangan yang bersifat haram.

Sejumlah ulama hanya menghukuminya sebagai perbuatan makruh.

Ada dua alasan terkait hal tersebut.

Pertama malam pertengahan bulan atau disebut Ayyamul Bidh adalah Waktu istimewa.

Sehingga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah Maghdah.

Seperti tahajud, salat witir dan sebagainya.

Alasan ke dua, dalam Kitab Syarah ttihaf Sadat al-Muttaqin Syarh Ihya Ulumuddin dijelaskan, bahwa awal bulan, pertengahan bulan dan akhir bulan Qomariah adalah waktu yang disukai jin dan setan berjimak.

Sehingga dikhawatirkan setan juga hadir pula saat suami istri jimak di qaktu tersebut.

Oleh karena itu, menjadi sunnah yang utama bagi suami istri untuk mengamalkan doa jimak.

Sehingga terhindar dari bahaya dan gangguan setan termasuk terhadap anak kelak jika hubungan intim suami istri di pertengahan bulan termasuk pada malam Nisfu Syaban tersebut berbuah Janin di rahim istri.

Adapun doa jimak sesuai sunnah tersebut yakni sebagai berikut:

بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Latin:

"BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNAASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA,"

Artinya:

‘Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”,

Dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim dijelaskan , siapa yang mengamalkan Doa ini saat hendak berhubungan intim suami istri ,maka kelak anak keturunannya akan dijauhkan dari bahaya dan gangguan setan .

Allahualam bi showwab. (*)

(Posbelitung.co/Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti/Tribun Pontianak.co.id/Ishak)