Biodata

Biodata Putri Karlina Wabup Garut Anak Kapolda Metro Jaya, Bentak Ormas Sampai Menangis

Tak banyak yang tahu, Putri Karlina adalah calon menantu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Editor: Alza
Instagram putri.karlina14
WABUP GARUT - Kolase foto Wakil Bupati Garut, Putri Karlina. Dia jadi perbincangan setelah aksi beraninya menggeretak ormas yang sweeping warung makan. 

POSBELITUNG.CO - Mengulik sosok sosok Putri Karlina, Wakil Bupati Garut.

Usianya baru 32 tahun saat menjabat wakil bupati.

Dia adalah anak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.

Putri Karlina merupakan dokter gigi dan berasal dari keluarga polisi. 

Dia lulus menjadi Dokter gigi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak hanya sang ayah, Putri Karlina dikelilingi keluarga besar yang merupakan jenderal.   

Pamannya, Irjen Pol (Purn) Mulyatno, merupakan mantan Kapolda Sulawesi Utara.

Sementara pamannya yang lain, Brigjen Pol Suyanto, lulusan Akpol tahun 1991.

Brigjen Pol Suyanto menjadi petinggi di Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sebagai Direktur Pelindungan Dan Pemberdayaan Kawasan Asia Dan Afrika.

Adik Irjen Pol Karyoto atau tante Putri Karlina, bekerja di bidang kesehatan.

Ia adalah Rochyatun yang kini menjadi pejabat di RSUP Dr Kariadi Semarang.  

Tak banyak yang tahu, Putri Karlina adalah calon menantu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Diketahui saat ini, wanita kelahiran 14 Maret 1993 tersebut menjalin hubungan dengan Maula Akbar, putra sulung Dedi Mulyadi.

Gertak ormas

Wakil Bupati Garut, Putri Karlina kini ramai jadi perbincangan setelah aksi beraninya menggertak ormas yang melakukan sweeping warung makan.

Aksi Putri Karlina meminta ormas untuk tidak anarkis di Garut itu pun viral di media sosial.

Saat melakukan rapat Forkopimda, Sabtu (8/3/2025), Putri Karlina bahkan sampai berbicara dengan nada tinggi hingga menangis.  

Hal itu setelah viral di media sosial aksi oknum ormas yang melakukan sweeping ke warung makan pada siang hari di bulan Ramadhan.

Pada video itu, sejumlah oknum membubarkan warga yang sedang makan dengan cara anarkis.

Mereka membanting barang-barang bahkan diduga menampar seorang warga.

Pada rapat bersama Bupati, perwakilan ormas itu mengeluarkan pernyataan yang membuat Wabup Putri Karlina meradang.

"Dari kami, jangan mancing kami selaku umat Islam di Garut bereaksi. Tong mancing," kata pria berbaju putih dan peci putih dikutip dari Instagram @wakilbupatigarut.

Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak ada masalah dengan warga yang non Muslim.

"Kalau dengan yang non Muslim Alhamdulillah, di aliansi sudah bertemu dengan HBB, terus PBB udah ketemu, udah tidak masalah dengan yang non Muslim.

Tapi masalahnya dengan yang Muslim itu sendiri," jelas dia.

Putri Karlina menegaskan tindakan ormas itu membubarkan warga dengan cara anarkis merupakan kesalahan.  

"Cuma highlight-nya hari ini adalah tentang kekerasan, yang mana ujungnya adalah membuat citra Kabupaten Garut menjadi buruk.

Apakah sudah connect ke situ atau belum? Ceng Aam sudah connect ke situ?

Kalau misalnya dengan tindakan anarkis, citra Garut turun, ke depannya gimana?," kata Putri Karlina menunjuk pria berbaju koko itu.

Bahkan ia berani menyemprot ormas tersebut karena cengengesan saat rapat.

"Terus saya tadi tidak setuju dengan pernyataan 'jangan sampai membuat kami bereaksi'.

Pak kalau saya mau, saya bisa *** Satpol PP, saya bisa ***. Tapi apakah itu citra Wakil Bupati yang bagus?," kata Putri lagi.  

Sebab menurut dia, sebagai pemimpin dirinya harus memiliki komunikasi yang bijak dan tidak melukai siapapun, semarah apapun dirinya.

"Saya marah loh pak sebenarnya kejadian ini. Saya bingung Ceng Aam masih bisa senyam-senyum," kata Putri Karlina lagi.

Menurut Putri, tindakan orman yang mengamuk di warung makan bukan merupakan contoh keinginan membangun Kabupaten Garut menjadi lebih baik.

Putri Karlina bahkan menyarankan ormas keagamaan itu dibubarkan saja.

"Kalau kayak gitu mending bubarin pak. Kalau punya niat jelek mah.

Kalau justru dipakai untuk menyalahgunakan, kalau justru dipakai untuk membenarkan aksi-aksi yang tidak benar, buat apa berdiri," tegas dia.  

Ia juga menyinggung alasan para oknum melakukan tindakan itu yakni karena di Garut banyak pesantren.

Putri justru meminta pihak pesantren untuk memberikan bentuk positif dari keberadaannya.

"Bukan dengan karena di Garut banyak pesantren, jadi banyak anu ngajago, berlandaskan agama. Nggak gitu cara mainnya," katanya.

Putri Karlina bahkan mengajak ormas untuk sama-sama memberikan citra baik bahwa semakin banyak pesantren di Garut maka semakin terdidik warganya.

"Pakai cara kreatif, kolaborasikan dengan anak muda, jadi teladan yang baik," ujarnya.

Ia pun meminta maaf pada Bupati Garut jika dirinya telah melebihi peran sebagai Wabup.

 "Tapi hapunten, saya bakal pulang dengan penuh penyesalan kalau ini tidak tersampaikan," kata Putri Karlina.

Meski begitu, ia mengapresiasi temuan para ormas soal obat-obatan saat melakukan sweeping.  

"Oke saya apresiasi bapak menemukan obat-obatan, apresiasi besar saya, di lain waktu bapak menemukan mafia, Alhamdulillah.

Tapi di hari ini kesalahan bapak fatal, kalau ada sepuluh orang dijajarin yang ngerti agama suruh menilai, caranya salah," kata dia lagi.

Ia pun berharap para ormas di Kabupaten Garut bisa paham fungsinya sebagai kontrol sosial.

"Bapak sebagai ormas sosial kontrol untuk mereka mereka yang memang secara sosial perlu dibina," katanya.

Di akhir video, Putri Karlina bahkan sampai menitikan air mata bahwa dirinya ingin membuat perubahan untuk Garut.

"Kalau gak bikin perubahan untuk Garut, ngapain saya di sini," katanya. 

(Tribun Trends/Tribun Bogor)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved