Profil 4 Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat, Ada PMA China dan Anak Usaha PT Antam

Raja Ampat adalah kawasan global geopark yang diakui UNESCO, kini terancam pencemaran tambang nikel.

Editor: Alza
Istimewa
RAJA AMPAT - Wisatawan berjalan di dermaga rumah singgah di Pulau Sawinggrai, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama. 

Profil 4 Perusahaan Tambang Nikel

PT Gag Nikel

Dikutip dari Kompas.com, PT Gag Nikel adalah perusahaan pemegang kontrak karya sejak 1998. 

Awalnya, saham PT Gag Nikel dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty Ltd sebesar 75 persen dan PT Antam Tbk sebesar 25 persen. 

Namun, sejak 2008, Antam mengakuisisi semua saham Asia Pacific Nickel Pty Ltd.

Berdasarkan informasi di laman Kementerian ESDM, kontrak karya PT Gag Nikel terdaftar di aplikasi Mineral One Data Indonesia (MODI) dengan nomor akta perizinan 430.K/30/DJB/2017.

Perusahaan itu memiliki luas wilayah izin pertambangan 13.136 hektar.

PT Gag Nikel kemudian mendapat izin produksi pada 2017 dan mulai berproduksi setahun kemudian, yakni 2018.

PT Anugerah Surya Pratama 

PT Anugerah Surya Pratama diketahui termasuk penanam modal asing (PMA), yakni milik raksasa nikel asal China, Wanxiang Group. 

Di Indonesia, induk dari PT Anugerah Surya Pratama adalah PT Wanxiang Nickel Indonesia.

Dari situs resmi perusahaan, PT Wanxiang Nickel Indonesia tercatat juga menjadi salah satu perusahaan Tiongkok yang beroperasi di Morowali. 

Bisnis inti perusahaan tersebut adalah tambang nikel dan peleburan Feronikel. 

Area tambangnya diketahui juga terletak di Pulau Waigeo dan Manuran, Papua.

PT Mulia Raymond Perkasa 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved