Travel

Betutu dan Lalah Manis Chef Wisnu Memikat Tamu Fairfield by Marriott Belitung

Semuanya kemudian dipersatukan oleh kuah santan kuning, yang ternyata menyembunyikan daun singkong di dasar piring.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Teddy Malaka
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Sajian bebek betutu ala Chef Wisnu. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG — Sulit untuk tidak tertegun saat piring berisi bebek betutu itu tiba di meja.

Potongan daging bebek berwarna kecokelatan bekas panggangan yang menyegel bumbu di permukaan daging agak kontras dengan sambal matah di bagian atas sajian.

Irisan bawang merah, cabai, dan serai menghadirkan warna segar, sekaligus pertanda bahwa rasa pedas akan ikut memainkan peran pada suapan-suapan berikutnya.

Semuanya kemudian dipersatukan oleh kuah santan kuning, yang ternyata menyembunyikan daun singkong di dasar piring.

Di sampingnya, nasi hangat dalam balutan daun pisang disajikan terpisah, memberi ruang bagi tamu untuk mengatur sendiri ritme suapan mereka.

Hidangan ini menjadi salah satu sorotan selama chef collaboration dinner bertajuk A Taste of Two Island di Hotel Fairfield by Marriott Belitung, Sabtu (16/8/2025) malam.

Chef Wisnu, yang membawakan dua menu khas Pulau Dewata langsung dari Double Ikat Restaurant – Renaissance Bali Uluwatu, mengatakan bahwa betutu dipilih karena merupakan salah satu hidangan yang paling banyak dicari wisatawan saat berkunjung ke Bali.

“Kalau orang ke Bali enggak sempat makan babi guling atau ikan bakar Jimbaran, biasanya mereka cari betutu. Jadi saya bawa ini supaya tamu di Belitung bisa merasakan rasa Bali yang sesungguhnya,” katanya.

Selain betutu, ia juga menyajikan sapi panggang lalah manis.

Daging sapi dipotong ukuran sedang dan dipanggang hingga permukaannya sedikit kering, kemudian ditata bersama jagung, kacang panjang, dan wortel.

Saus asin-gurih serta sambal pendamping membuat keseluruhan rasa tampil seimbang—tidak terlalu pedas, tetapi meninggalkan sensasi rasa tersendiri.

Menurut Wisnu, membawa kuliner Bali ke luar pulau merupakan bagian dari mimpinya memperkenalkan budaya lewat masakan.

“Saya enggak bisa nari atau nyanyi. Jadi lewat masakan inilah saya berbagi budaya. Dan jujur, saya bangga karena tamu di sini bisa menerima dua hidangan ini dengan baik,” ujarnya.

Yang menarik, setelah mencicipi hidangan Belitung seperti gangan dan sate udang daun simpor yang turut disajikan dalam kolaborasi tersebut, sang chef justru mendapat inspirasi balik.

Ia bahkan tak menutup kemungkinan menghadirkan rasa Belitung ke dapurnya suatu hari nanti.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved