POSBELITUNG.CO, PANGKALPINANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah, Pangkalpinang terus berbenah untuk memberikan pelayanan kesehatan prima bagi masyarakat.
Bahkan kini memberikan tawarkan harga Medical Check Up (MCU) atau rangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui status kesehatan secara menyeluruh yang murah dan berkualitas.
Direktur RSUD Depati Hamzah, dr Della Rianadita memastikan pihaknya saat ini menyediakan layanan MCU dengan tarif termurah.
Meskipun harga murah dapat dipastikan pelayanan yang diberikan tak kalah jauh dari rumah sakit lain.
Terlebih saat ini didukung dengan peralatan laboratorium yang lengkap dan dokternya lebih mendukung.
"Tarif MCU di RSUD Depati Hamzah merupakan tarif termurah di rumah sakit yang ada di Kota Pangkalpinang," kata Della, Jumat (24/3/2023).
Della mengatakan layanan MCU ini dapat digunakan seluruh masyarakat.
Baik bagi para siswa yang hendak masuk sekolah, kerja hingga jemaah umrah dan haji.
Tarif tersebut sudah paket lengkap.
Mulai dari pemeriksaan laboratorium, profil lipid, pemeriksaan rontgen (Foto thorax), Elektrokardiogram (EKG) jantung, pemeriksaan dokter umum, pemeriksaan dokter spesialis anak hingga biaya pendaftaran.
Masyarakat cukup merogoh kocek Rp877 ribu untuk mendapatkan pelayanan MCU paket komplit ini.
Bahkan sampai dilayani tiga kali konsultasi dengan dokter spesialis.
Sehingga layanan ini dapat membantu mengevaluasi kondisi kesehatan.
"MCU biasanya untuk anak masuk sekolah pesantren dan calon jemaah haji bisa langsung datang ke RSUD Depati Hamzah. Kita tawarkan pemeriksaan paket murah dan lengkap," jelasnya.
Baca juga: Jabat Direktur RSUD Marsidi Judono, dr Ratih Peta Urgensi yang Harus Dibenahi
Sebagai langkah pencegahan lanjut dia, medical check-up dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan.
Sekaligus mendeteksi suatu penyakit sejak dini.
Makin dini suatu penyakit terdeteksi, maka makin cepat pertolongan yang dapat diberikan.
Dengan pemeriksaan rutin, dokter dapat mendiagnosis kondisi yang berpotensi parah atau mengancam jiwa dan mencegah segala jenis risiko sebelum terlambat atau memburuk.
Sehingga peluang kesembuhan pasien menjadi lebih besar, biaya perawatan pasien dan potensi kecacatan serta kematian pada pasien bisa ditekan.
"Biaya Rp800 ribuan. Saya rasa lebih rendah dari rumah sakit lain di Kota Pangkalpinang," ujarnya.
Walaupun begitu, pihaknya saat ini tengah berupaya menjadikan RSUD Depati Hamzah untuk bermetamorfosis memberikan pelayanan mumpuni di bidang kesehatan.
Termasuk layanan MCU.
Maka dari itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Caranya dengan membangun kebiasaan-kebiasaan baik.
Seperti mengonsumsi makanan rendah gula, garam dan lemak danĀ tidak merokok.
Kemudian rutin melakukan aktivitas fisik dan cek kesehatan secara berkala.
"Jadi masyarakat yang ingin mendapatkan layanan medical check up dengan harga terjangkau dapat datang ke Rumah Sakit Umum Depati Hamzah," jelas Della.
Tambah Ambulan
Pembenahan juga dilakukan RSUD Drs. H. Abu Hanifah Bangka Tengah yang bakal melakukan sejumlah upaya.
Salah satunya adalah dengan melakukan penambangan unit ambulan dan SDM di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS).
"Memang kita masih terbatas, karena masalah penganggaran. Tapi mudah-mudahan tahun ini kita ada penambangan (ambulan-red)," kata Direktur RSUD Drs. H. Abu Hanifah, dr. Lismayoni, Jumat (17/3/2023).
Meski demikian, dia menyebutkan bahwa ambulan-ambulan yang dimiliki RSUD Drs. H. Abu Hanifah saat ini terus dalam pemantauan dan diperhatikan dengan dilakukan servis secara berkala.
Menurutnya, hal itu dilakukan supaya menjamin keselamatan pasien dan keselamatan tenaga sumber daya manusia (SDM) yang bertugas.
"Sampai saat ini kita punya empat ambulan, InsyahAllah di tahun ini ada penambahan satu unit yang memang sudah dianggarkan," jelasnya.
Baca juga: RSUD Drs H Abu Hanifah Sudah Miliki 23 Dokter Spesialis, Bangka Tengah Punya Layanan Hemodialisa
Kondisi UTD RSUD Drs. H. Abu Hanifah saat ini masih kekurangan SDM.
Lismayoni mengatakan sebelumnya pihaknya sudah pernah membuka formasi pendaftaran petugas UTDRS, akan tetapi tidak ada peminatnya.
"Bagaimanapun kami tetap dukung untuk UTDRS kita dengan pengaturan jam kerja dan rencana perekrutan (SDM-red) kalau memang nanti tersedianya anggaran," ujarnya.
Kemudian untuk fasilitas di UTDRS, dia menyebutkan bahwa sudah terbilang mencukupi untuk rumah sakit tipe C.
"Di tempat kita (Bangka Belitung-red) mungkin lulusannya memang yang kurang, sehingga tidak ada yang mendaftar (petugas UTD-red)," imbuhnya. (u1)