BELITUNG - Sebanyak 10 kostum karnaval dari Belitung Timur (Beltim) tampil di Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI) ajang Jember Fashion Carnival (JFC) yang diselenggarakan di Jember, Jawa Timur, Jumat (4/8/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur, Evi Nardi mengemukakan keikutsertaan Belitung Timur di ajang karnaval dunia itu adalah hasil kolaborasi antara JFC dengan Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR).
Keduanya adalah termasuk dalam Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf RI 2023.
"Beltim menjadi satu-satunya dari Babel dan pertama kali dalam sejarah ikut menampilkan kreativitas kita di ajang tersebut. Dari Sumatra hanya ada Batam dan Beltim yang ikut dengan total 10 daerah dari seluruh Indonesia. Kita harus bangga," kata Evi, Minggu (6/8/2023).
Evi mengungkapkan, tema yang dibawa ke JFC yaitu sama dengan tema JPJR tahun ini, 'Jejak Peradaban Urang Laut' yang di Beltim direpresentasikan dengan Suku Sawang.
Tema ini menggambarkan kontribusi perdagangan masa lalu bagi Nusantara dan dunia. Dari jejak perdagangan laut itu, sedikit banyak berontribusi menciptakan akulturasi budaya yang ada hingga saat ini.
Sebanyak 10 kostum karnaval yang diangkat yaitu Bekater, Ikan Kerisi, Janek, Kelensiuk/Gong-gong, Ngeritak, Nyumek, Gendang Tiong, Keindahan Bawah Laut, Keremut, dan Suku Sawang.
"Beltim membawa tema yang berbeda dari yang lain. Yang lain temanya kerajaan, tapi kita bawa cerita dan tradisi yang dituangkan ke dalam kostum. Misi kita ingin membawa tradisi dan budaya Beltim ke panggung dunia," kata Evi.
Tema itu cocok pula dengan nama ajangnya sendiri yaitu Wonderful Archipelago Carnival Indonesia sehingga dari JFC sendiri sangat mendukunvg hadirnya Beltim di acara mereka.
Sebelum berangkat ke JFC, Evi mengaku memang tim JFC sudah datang ke Belitung Timur untuk memberikan workshop terkait pembuatan kostum karnival, aksesoris, dan make up karakter serta memilih kostum yang layak dan mempunyai konsep yang bagus untuk bisa mengikuti JFC 2023.
"Di sini kita juga berusaha mewadahi kreativitas sanggar dan komunitas, pembuat kostum, hingga penata rias untuk menampilkan kreasinya ke panggung yang lebih tinggi. Hal ini juga mejadikan JPJR sebagai event pembangkit ekosistem kebudayaan yang ada," kata Evi.
Ke depan, pihaknya ingin semua yang sungguh-sungguh dan bagus akan difasilitasi oleh Disbudpar Beltim untuk diperkenalkan ke kancah nasional maupun internasional. Baik di bidang kostum karnival, kuliner, hingga seni.
"Kebudayaan Beltim sudah mulai menggema di nasional dan kita sudah siapkan wadahnya. Tinggal meningkatkan kreativitas-kreativitas yang dipunya untuk lebih berkembang ke depan," harap Evi.
(Adv/s1)