PT Timah Tbk

Kolaborasi Kampus dan Industri, Mahasiswa S2 dan S3 ITB Belajar Langsung Proses Tambang PT Timah

Editor: Teddy Malaka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNJUNGAN MAHASISWA - Kolaborasi Akademisi dan Industri, Dosen dan Mahasiswa ITB Kunjungi Fasilitas Pengolahan PT Timah

POSBELITUNG.CO - Di balik kokohnya industri pertambangan nasional, sinergi antara dunia akademik dan industri terus dibangun.

Salah satunya terlihat saat PT Timah Tbk membuka pintunya lebar-lebar bagi rombongan dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), program Magister (S2) dan Doktor (S3).

Kunjungan industri ini berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025, di salah satu lokasi strategis milik PT Timah, yaitu Divisi Pengolahan dan Peleburan (Processing and Refinery Division).

Mereka datang bukan hanya untuk melihat, tetapi juga untuk memahami lebih dalam bagaimana sebuah proses pertambangan timah dijalankan, dari hulu hingga hilir.

Rombongan disambut langsung oleh Sub Division Head Processing and Refinery, Kopdi Saragih.

Dalam pemaparannya, Kopdi menjelaskan bagaimana proses pengolahan dan peleburan timah dilakukan oleh PT Timah.

Setelah sesi presentasi, para peserta tidak langsung pulang.

Diskusi hangat dan sesi tanya jawab mengisi waktu, mempertemukan dunia teori dan praktik dalam satu ruang dialog.

Tak berhenti di situ, mereka kemudian diajak meninjau langsung area operasional.

Tim dari Divisi Pengolahan dan Peleburan mendampingi, menjelaskan berbagai proses teknis di lapangan.

Bagi Dr. Muhammad Nur Heriawan, dosen ITB yang turut hadir, kunjungan ini punya makna lebih dari sekadar studi lapangan.

“PT Timah merupakan satu-satunya perusahaan tambang timah di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara, yang masih eksis dan terbesar,” ungkapnya.

Ia menambahkan, keunikan PT Timah terletak pada model operasinya yang mencakup tambang alluvial dan primer, di darat maupun laut.

“Keunikan lainnya, PT Timah memiliki kegiatan tambang alluvial dan primer, baik di darat maupun di laut, yang sangat jarang dijumpai,” katanya menegaskan.

Dr. Heriawan juga melihat peluang besar yang bisa digarap dari sisa hasil pengolahan yang masih mengandung timah halus dan mineral ikutan.

“Tantangan ke depan adalah bagaimana eksplorasi, penambangan, dan pengolahan dapat semakin efisien dalam mengoptimalkan material halus dari sisa hasil pengolahan agar tetap bernilai ekonomi,” jelasnya.

Kunjungan ini bukan sekadar menjembatani teori dan praktik, tetapi juga menjadi ruang kolaboratif untuk merancang masa depan industri pertimahan yang lebih efisien dan berkelanjutan.(*)

Berita Terkini