Berita Nasional

Pengibaran Bendera One Piece Jelang Kemerdekaan Bukan Termasuk Makar dan Tak Menyalahi Hukum

Penulis: Lisa Lestari
Editor: Novita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POSBELITUNG.CO - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyatakan bahwa pengibaran bendera bajak laut dari dunia fiksi One Piece menjelang perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan makar.

Menurut Usman, menilai aksi tersebut sebagai bentuk subversi merupakan respons yang berlebihan.

Ia menegaskan bahwa pengibaran bendera One Piece merupakan wujud ekspresi yang sah dan dijamin oleh hukum.

Negara, lanjutnya, seharusnya bertindak sebagai pelindung kebebasan berekspresi, bukan justru membatasinya.

Sebelumnya, Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, menyuarakan kekhawatirannya bahwa pengibaran bendera bajak laut tersebut berpotensi menjadi tindakan subversif.

Ia melihatnya sebagai indikasi menurunnya pemahaman terhadap ideologi bangsa serta sebagai bentuk provokasi menjelang peringatan kemerdekaan.

Bendera One Piece sendiri merupakan lambang yang digunakan oleh kapal milik Monkey D. Luffy, pemimpin kru Straw Hat Pirates atau Bajak Laut Topi Jerami.

Meski terlihat sederhana, logo tersebut memiliki makna mendalam dalam dunia fiksi ciptaan Eiichiro Oda.

Desainnya menggambarkan tengkorak putih tersenyum lebar, lengkap dengan deretan gigi, dan mengenakan topi jerami di atas dua tulang menyilang.

Gambar ini merupakan adaptasi dari simbol bajak laut klasik Jolly Roger.

Topi jerami yang menjadi bagian dari logo melambangkan julukan Luffy dan memiliki nilai historis karena diwariskan oleh Shanks, bajak laut legendaris berjuluk "Rambut Merah."

Dalam narasi One Piece, topi tersebut merepresentasikan impian, kebebasan, dan semangat petualangan.

Senyuman tengkorak mencerminkan karakter Luffy yang penuh optimisme, pemberani, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan.

Logo ini menjadi simbol perjuangan tanpa henti untuk meraih mimpi besar: menjadi Raja Bajak Laut.

Bagi banyak penggemar dan penafsir cerita, bendera Bajak Laut Topi Jerami juga dipandang sebagai lambang perlawanan terhadap tirani.

Simbol tengkorak bertopi jerami bukan sekadar penanda bajak laut, melainkan perlambang kebebasan dari penindasan, serta kritik terhadap Pemerintah Dunia yang dalam cerita digambarkan sebagai otoritas yang korup dan represif.

Bendera ini pertama kali dikibarkan di kapal pertama kru, Going Merry, dan dilanjutkan di kapal kedua mereka, Thousand Sunny. (*)

Berita Terkini