Berita Belitung Timur

Setiowati Asal Belitung Timur Juara 1 Pengawas Transformatif Lewat Program Strategi Tahan Tangguh

Ia membina 16 sekolah dasar yang tersebar di dua kecamatan berbeda, yakni 12 sekolah di Kecamatan Kelapa Kampit dan 4 sekolah di Kecamatan Manggar. 

Penulis: Yunita Karisma Putri | Editor: Novita
IST/Dokumentasi Pribadi Setiowati
SETIOWATI - Setowati, pengawas sekolah dasar di Kabupaten Belitung Timur, saat meraih penghargaan sebagai Juara 1 Pengawas Kategori Transformatif Dikdas pada ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Ketekunan dan semangat untuk terus berinovasi membawa Setiowati, seorang pengawas sekolah dasar di Kabupaten Belitung Timur, meraih penghargaan sebagai Juara 1 Pengawas Kategori Transformatif Dikdas pada ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025.

Sejak dipercaya menjadi pengawas sekolah pada tahun 2023, Setiowati terus berupaya menghadirkan perubahan positif di sekolah-sekolah binaannya.

Ia membina 16 sekolah dasar yang tersebar di dua kecamatan berbeda, yakni 12 sekolah di Kecamatan Kelapa Kampit dan 4 sekolah di Kecamatan Manggar. 

Kondisi sekolah yang beragam, mulai dari perkotaan hingga pelosok desa, justru menjadi ladang semangat baginya untuk berbuat lebih banyak.

“Motivasi saya mengikuti GTK ini karena sebagai pengawas sekolah, saya harus menjadi contoh bagi kepala sekolah dan guru yang saya dampingi,” tutur Setiowati kepada Posbelitung.co, Rabu (12/11/2025).

Perjalanannya tak selalu mudah. Tahun lalu, Setiowati sempat meraih juara II di kategori yang berbeda. 

Alih-alih berhenti, pengalaman itu menjadi bahan pembelajaran berharga yang membakar semangatnya untuk memberikan yang terbaik di tahun ini.

“Saya belajar dari pengalaman tahun kemarin. Sekarang saya lebih bersemangat dan ingin memberi yang terbaik,” ucapnya.

Dari pengamatannya selama rutin mengunjungi sekolah-sekolah, Setiowati menemukan persoalan sederhana namun penting, yakni banyak sekolah memiliki lahan kosong yang tidak termanfaatkann. 

Beberapa di antaranya bahkan menjadi tempat pembuangan sampah atau ditumbuhi rumput liar. 

Dari sanalah lahir Program Strategi Tahan Tangguh, sebuah inovasi yang mengubah lahan kosong menjadi kebun edukatif dan produktif.

Program tersebut mendorong sekolah untuk mengolah lahan menjadi Toga (Tanaman Obat Keluarga), tanaman ketahanan pangan, hingga taman hias sekolah dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik dan ban bekas. 

Tak hanya memperindah lingkungan, kebun ini juga berfungsi sebagai laboratorium alam bagi siswa, sekaligus memperkuat kolaborasi antara guru, komite, dan paguyuban kelas.

“Saya ingin sekolah-sekolah bisa mengoptimalkan potensi yang mereka miliki, sekecil apapun itu. Dari situ muncul pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi anak-anak,” jelasnya.

Kini, Setiowati tengah mempersiapkan diri mengikuti pembekalan selama tiga hari untuk menuju ajang nasional. 

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved