Sosok

Sosok Ferry Irwandi Dipelototi TNI, Dituduh Lakukan Pidana Soal Ulasan Algoritma

Kepada wartawan, Brigjen Juinta menyebut maksud kedatangannya untuk konsultasi dengan Polda Metro Jaya. 

Editor: Alza
YouTube Ferry Irwandi
AKTOR DEMONSTRASI - Pemerhati sosial dan politik Ferry Irwandi menyampaikan kritik ke Pemerintah agar jangan hanya berfokus mencari sosok aktor di balik demonstrasi yang berujung ricuh di sejumlah daerah. Dia juga menyoroti langkah kepolisian yang menembakkan gas air mata di lingkungan kampus. 

POSBELITUNG.CO - Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project dan YouTuber, orang yang kini dipelototi TNI.

Dia dituduh melakukan tindak pidana, dalam hal kapasitasnya yang aktif di media sosial.

TNI melakukan patroli siber dan menemukan dugaan tindak pidana tersebut.

Ada pembahasan tentang algoritma, namun belum jelas terkait apa.

Hal ini diungkap Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Brigjen Juinta Omboh Sembiring.

Dia menyambangi Gedung Promoter Polda Metro Jaya di Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025) sore.

Pihaknya datang bersama Danpuspom TNI, Kababinkum TNI dan Kapuspen TNI.

Kepada wartawan, Brigjen Juinta menyebut maksud kedatangannya untuk konsultasi dengan Polda Metro Jaya. 

"Kehadiran kami di Polda Metro Jaya selain bersilaturahmi dengan sahabat-sahabat kami.

Teman-teman kami yang ada di sini, kami juga tadi telah melakukan konsultasi dengan saudara-saudara kami di Polda Metro Jaya," ucapnya.

Brigjen Juanta menuturkan dari hasil patroli Siber TNI menemukan beberapa fakta-fakta dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Ferry Irwandi.

Ferry Irwandi dikenal sebagai CEO Malaka Project dan YouTuber. 

Belakangan Ferry Irwandi kerap tampil menyuarakan 17+8 Tuntutan Rakyat.

"Saya ulangi, kami menemukan beberapa fakta-fakta dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh saudara Ferry Irwandi," imbuhnya.

Brigjen Juanta menambahkan atas dugaan tindak pidana tersebut TNI akan melakukan langkah-langkah hukum.

Sebelum berkonsultasi ke Polda Metro Jaya, Brigjen Juinta mengklaim telah menghubungi Ferry Irwandi lewat stafnya untuk menanyakan dugaan pelanggaran hukum itu.

Namun demikian tak ada respons dari yang bersangkutan.

"Kami coba (hubungi Ferry), handphone-nya mati nggak bisa, staf saya hubungi," ungkapnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2025).

Ferry Irwandi sendiri dalam unggahan di media sosial Instagram-nya menyatakan tidak ada pihak TNI yang menghubungi dirinya.

Ulasan Algoritma 

Brigjen Juinta juga menyinggung soal algoritma yang dibahas Ferry Irwandi.

"Saya (sudah) coba konsultasi karena dia berbicara masalah algoritma dan lain-lain, saya sebagai Dansatsiber juga memiliki hal seperti itu," ujarnya.

Jenderal bintang satu TNI ini enggan mengungkapkan dugaan tindak pidana yang dilakukan Ferry. 

Soal apakah TNI sudah membuat laporan polisi (LP) atau tidak, dia tidak menyampaikan.

Adapun dugaan tindak pidana yang dilakukan Ferry hasil dari patroli siber.

"Selanjutnya, sebagai warga negara yang taat dengan hukum, kami tentunya mengedepankan hukum, sehingga atas dugaan tindak pidana tersebut kami akan melakukan langkah-langkah hukum," tuturnya.

Ferry Irwandi saat tampil di acara Rakyat Bersuara di Inews TV, bertajuk "Aksi Massa, Siapa Berada di Baliknya?" pada Selasa (2/9/2025) membahas soal algoritma.

Saat itu Ferry mempertanyakan apakah pemerintah benar-benar diniatkan untuk mencari tahu siapa dalang di balik aksi demo rusuh ini? 

Karenanya, pemerintah sebaiknya jangan terus berpikir bahwa demo rusuh ini adalah serangan eksternal.

Karena, menurutnya bisa saja serangan internal.

Ferry menyatakan bahwa ada intel TNI yang ditangkap dan mengaku bukan dia saja yang ikut rusuh di sana.

Meski belakangan video ini diklarifikasi Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita yang mengatakan kehadiran TNI dalam kegiatan pengamanan kerusuhan aksi demonstrasi justru untuk membantu Polri meredam situasi agar kondusif.

Namun Ferry menganggap biar masyarakat yang menilai.

"Tapi nanti dulu sebelum itu, kita ngelanjutin masalah algoritma dulu. Oke.

Kebetulan doktoral saya, PhD saya diambil masalah data science.

Kehidupan saya soal data analitik dan bukan cuma membahas teorinya, saya juga menerapkannya," kata Ferry.

Diketahui Ferry mengambil gelar PhD nya itu di Monash University, Australia.

Ferry mengambil data analisis yang juga belajar soal algoritma.

"Dan bukan cuma belajar secara teorinya atau mengutip orang lain. Saya menerapkannya.

Mungkin sekarang bisa dichat GPT 'friction shifting theory'.

Itu sudah keluar teori algoritma dan data analisis dari Ferry Irwandi dan sudah ada pembuktiannya.

Berapa enjudgement yang didapat, berapa view yang didapat, berapa berapa follower yang didapat," papar Ferry.

Tapi, menurut Ferry, dirinya akan membicarakan dalang demo rusuh ini dengan bahasa yang simpel dan sederhana.

"Dan supaya teman-teman intelijen bisa mengambil ilmu juga mungkin, mungkin kita sharing knowledge ya. 

Ada yang namanya scrapping, ada yang namanya osint (open-source intelligence-Red)," kata Ferry.

Jadi, tambah Ferry untuk mentrack dengan algoritma akan jadi bahaya ketika kapasitas dan kapabilitas penggunanya kurang.

"Tapi kalau kapasitas dan kapabilitas penggunanya bagus, itu bisa jadi senjata yang sangat powerful sekali," ujar Ferry.

Ferry lalu meminta diberikan laptop agar mentrack bersama-sama dari mana isu demo bubarkan DPR pada 25 Agustus muncul.

Ferry mempersilakan siapapun mencoba sendiri mungkin dengan handphone lewat google.

"Ini cara paling simpel deh, di TikTok, Google, by date 25 Agustus, sebelumnya hashtag bubarkan DPR, lihat afiliasi orang-orang itu.

Siapa yang dia dukung, instansi mana yang dia dukung, instansi mana yang tidak dia dukung, siapa yang dia serang. That's it," kata Ferry.

Menurut Ferry akan ketemu akun-akun yang kemungkinan berada di balik demo rusuh.

"Akun-akunnya simpel kok. Dan jawabannya adalah I don't know.

Silakan cari tahu sendiri teman-teman. Pintar kok. Bapak, Ibu lebih pintarlah dari saya," kata Ferry.

"Enggak. Saya enggak bilang apakah mereka benar-benar didalangi atau tidak, tapi kalau belajar, kalau kita ingin mencari tahu, benar-benar mencari tahu, enggak usah pakai kata yang berbunga-bunga atau kata-kata sophisticated lah.

Langsung kayak gitu aja udah ketemu kok," ujar Ferry.

Ferry menjelaskan dengan cara sederhananya itu, ia ingin mengatakan berani menjamin ketika itu semua orang mencari tahu 25 Agustus hashtag bubarkan DPR di TikTok atau X akan mendapatkan akun yang dimaksud dalam waktu kurang dari 5 menit.

"Nah, ketika orang-orang, akun-akun ini diperiksa dan mereka bisa tidak terbukti, saya siap menerima konsekuensinya.

Hari ini saya di penjara juga enggak masalah. Saya sudah kecukupan, untuk hidup. Istri saya sudah cukup," kata Ferry.

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved