Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata di Gaza Mulai Berlaku, Tapi 2 Partai Koalisi Netanyahu Ini Tolak Kesepakatan

perjanjian untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza itu mendapat penolakan dari para menteri ekstremis zionis sayap kanan.

Editor: Kamri
Facebook GPO via Tribunnews.com
GENCATAN DI GAZA - Foto diambil dari Facebook GPO, Jumat (10/10/2025). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) bersama Utusan Khusus AS Steve Witkoff (kiri) dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner (kanan) berpartisipasi dalam sidang ratifikasi perjanjian tahap pertama untuk Jalur Gaza dalam kabinet Israel di Yerusalem, Kamis (9/10/2025) malam. 

Kamis malam, Israel resmi menyetujui tahap pertama gencatan senjata Gaza, yang dapat menghentikan pertempuran dalam 24 jam dan memberi Hamas waktu 72 jam untuk membebaskan lebih banyak tawanan.

Keputusan ini ditentang oleh beberapa pejabat sayap kanan, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamir Ben-Gvir.

Presiden AS Donald Trump menyatakan perang telah berakhir dan berencana ke Timur Tengah untuk penandatanganan resmi perjanjian gencatan senjata.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 67.194 warga Palestina dan melukai sekitar 169.890 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis.

Selain itu, blokade yang diberlakukan Israel menyebabkan 459 orang meninggal dunia, termasuk 147 anak-anak, akibat kelaparan dan kekurangan kebutuhan dasar.

Israel juga dilaporkan menyerang warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan, menewaskan sedikitnya 2.615 orang dan melukai lebih dari 19.177 lainnya sejak 27 Mei 2025, menurut laporan Anadolu Agency.

Pemerintah Israel menuding Hamas sebagai penyebab krisis kemanusiaan dan kehancuran di Gaza.

Hal itu menyusul serangan kelompok itu dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan ratusan warga Israel dan menahan sekitar 250 orang.

Berdasarkan data per 3 September 2025, Israel memperkirakan masih ada 48 sandera—baik warga Israel maupun warga asing—yang masih ditahan di Gaza.

Beberapa di antaranya diyakini telah meninggal, namun jenazah mereka belum dikembalikan, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

(Tribunnnews.com)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved