Nelayan Kompak Menolak Tambang Timah di Laut, Limbah PIP dan KIP Merusak Ekosistem
Tambang timah dilaut mengganggu wilayah tangkapan nelayan. Selain itu, limbah beroperasinya PIP dan KIP membuat laut tercemar.
Laporan wartawan Bangka Pos Anthoni
POSBELITUNG.COM, BANGKA BARAT -- Kelompok nelayan dan Pemerintah Desa (Pemdes) Belo Laut, Kecamatan Muntok, Bangka Barat menyepakati untuk menolak segala bentuk aktivitas penambangan timah di laut.
Kesepakatan ini dicapai dari hasil pertemuan, perwakilan kelompok nelayan, Pemdes dan pihak BUMD Bangka Barat Sejahtera di kantor Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Jumat (18/11/2016) lalu.
Dalam pertemuan yang berlangsung saat itu terkait sosialisasi rencana beroperasinya ratusan unit Ponton Isap Produksi (PIP) untuk penambangan timah di laut dan ponton binaan BUMD, sempat diwarnai ketegangan.
Kelompok nelayan, merobek berkas dan foto kopi yang berisi materi terkait sosialisasi pengoperasian PIP dan ponton binaan BUMD.
Beruntung, ketegangan tersebut kembali berhasil di redam.
"Pada intinya, pertemuan kemarin, kami (nelayan-red) menolak keras segala bentuk tambang laut. Tidak hanya PIP tapi juga kapal isap produksi (KIP). Pertemuan itu tidak sampai selesai, soalnya situasi tidak kondusif. Mereka (nelayan-red) menyobek fotocopyan dari pihak BUMD," ujar Suhaidir kepada bangkapos.com, Minggu (20/11/2016).
Ia menjelaskan ada beberapa alasan kelompok nelayan Desa Belo Laut, menolak beroperasinya segala bentuk tambang laut di Desa Belo Laut.
Baca: Lomba Mancing Digelar, Eeeh Ponton TI Apung Berseliweran, Peserta: Siapa Beking TI Apung Itu
Salah satunya, mengganggu wilayah tangkapan nelayan. Selain itu, limbah beroperasinya PIP dan KIP membuat pencemaran laut dan menggangu ekosistem biota laut.
" Kenapa kami tolak, karena mayoritas mata pencarian warga Belo dari laut. Kalau laut rusak, bukan mereka (BUMD-red) yang rugi, tapi para nelayan tangkapan menurun drastis," tegas Kojek panggilan sehari-hari Suhaidir (*).