Pesan Penyelam yang Meninggal Saat Cari Lion Air, ke Istri: Jalan untuk Pulang Menjumpai Takdir
"Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka ditakdirkan dalam satu janjian berjamaah. Takdir..."
POSBELITUNG.CO -- Syachrul Anto (48), seorang penyelam, dikabarkan meninggal dunia saat proses pencarian pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
Tribun-Video.com melansir TribunJatim.com, Sabtu (3/11/2018), Anto, panggilan akrab Syachrul Anto, sempat mengirim pesan kepada istrinya sebelum insiden.
Dalam pesannya tersebut, Anto pamit kepada istrinya akan menuju titik koordinat penyelaman.
Lyan Kurniawati, sang istri, mengatakan, Anto selalu mengirimkan foto bersama timnya.
Namun, kali ini Lyan mengaku berat melepaskan suaminya berangkat.
Baca: Keluarga Korban Pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 Terima Santunan Rp 1,33 Miliar, Segini Rinciannya
Baca: Istri Ridwan Kamil Bingung Saat Merespon Wanita Ini Bilang Siap Jadi Istri Kedua Gubernur Jabar
"Dia selalu kirim foto bersama timnya dan akan ke lokasi. Terakhir saya berat nglepasin dia berangkat tapi dia selalu tidak bisa dilarang kalau mau pergi," kata Lyan.
Selain itu, Anto juga sempat mengirim kata-kata puisi tentang keluarga korban.
Mengingat kata-kata tersebut membuat Lyan tak kuasa menahan tangis.
"Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka ditakdirkan dalam satu janjian berjamaah. Takdir seperti itu tanpa dibedakan usia. Proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan Lion Air hari ini, hanya sebuah proses jalan untuk pulang menjumpai takdir yang tertulis di Lahul Mahfuz.
Sebuah catatan yang tak pernah kita lihat, tapi kita jumpai.
Takdir sangatlah rapi tersusun kehendak Allah tak terjangkau dengan akal manusia.
Baca: Bawaslu Minta Erick Thohir Beri Keterangan terkait Dugaan Ada Pelanggaran Iklan Kampanye
Baca: Penyelam Temukan Buku Yasin Dalam Kondisi Utuh saat Cari Korban Pesawat Lion Air PK-LQP
Lalu kapan giliran kita pergi? Hanya Allah yang tahu. Kesadaran iman kita berkata bersiap setiap saar, kapanpun dan dalam keadaan apapun," tulis Anto.
Puisi tersebut dikirim Anto saat berada di Karawang bersama timnya yang bersiap untuk melakukan penyelaman.
"Dia bilang waktu mati itu sudah ditentukan kok takut. Dia bilang itu," kata Lyan, dikutip dari TribunJatim.com.
Jenazah korban akan dimakamkan di Pemakaman Islam yang berjarak 100 meter dari rumah duka di Jalan Bendul Merisi Gang VII no 41 Surabaya.