Kesenian Gambangan Awalnya Untuk Mengusir Kera
Minat kaum muda terhadap Kesenian Gambangan mulai pudar
POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Berbicara mengenai warisan budaya, Belitung Timur (Beltim) daerah yang menyimpan kekayaan tersebut. Kesenian Gambangan merupakan satu dari banyak kesenian warisan budaya tersebut.
Kesenian ini menggunakan alat yang dibuat dari delapan bilah kayu berbeda ukuran panjang dan ketebalannya. Dengan demikian dapat menimbulkan suara yang berbeda saat ditabuh mengguakan tongkat kayu. Bahannya berasal dari kayu yang keras seperti kayu meranti dan kayu nangka.
Cara memainkan gambangan dengan cara dipukul keras-keras menggunakan dua potong kayu, sehingga terdengar suara yang nyaring. Dalam memainkannya ada cara-cara pukulan tertentu, sehingga menimbulkan nada suara yang unik dan nyaman didengar.
Keberadaan kesenian ini tidak diketahui sejak kapan, apalagi tokoh dibaliknya. Namun diperkirakan kesenian ini telah ada sejak lama. Kala itu masyarakat, masih hidup sederhana di kubok dan parong.
Terdapat hal unik di masyarakat yang menceritakan tentang hubungan antara gambangan dan kera. Gambangan di masa lalu untuk menandakan adanya kehidupan disuatu kubok, sehingga kubok yang lain bisa mengetahuinya. Selain itu, fungsi gambangan untuk mengusir hama kera yang sering merusak tanaman mereka.
Jika para kera mendengar suara gambangan, seolah-olah mereka akan tahu bahwa ada manusia disekitar mereka dan tidak berani untuk merusak tanaman. Gambangan juga berfungsi untuk menandakan adanya keramaian di suatu tempat. Dengan cara meletakkan dan memainkan alat ini di rumah gambangan yang dibuat tinggi kurang lebih 4-5 meter. Dengan dimainkan di tempat yang tinggi, maka suara gambangan bisa terdengar ke seluruh kampong.
Gambangan boleh dimainkan kapan saja, dan biasanya dimainkan pada saat memeriahkan tradisi Maras Taun. Sayangnya semakin lama gambangan kurang diminati terutama oleh generasi muda, sehingga hanya dimainkan oleh orang tua saja. (*)
