Penyelundup Pakaian Serang TNI di Perairan Laut Tanjungbalai

Kru empat kapal kayu penyelundup pakaian bekas menyerang sekoci Lantamal 1 Belawan menggunakan AK 47.

HUMAS POLDA SUMUT
Penyelundup di atas kapal (kanan) terlibat baku tembak dengan anggota TNI AL yang berada di atas sekoci, Jumat (22/1/2016) pagi. 

POSBELITUNG.COM, MEDAN - Kru empat kapal kayu penyelundup pakaian bekas menyerang sekoci Lantamal 1 Belawan menggunakan AK 47.

Akibatnya, baku tembak tak terhindarkan di Perairan Panton Bagan, Tanjungbalai, Jumat (22/1) pagi.

Baku tembak tersebut berlangsung sekitar 30 menit, dan menelan satu korban jiwa. Seorang anak buah kapal penyelundup pakaian bekas Aidil Eka Prasetya (39) tewas tertembak.

Warga Pantai Burung, Tanjungbalai Selatan ini tertembak di bagian wajah.

Selain korban tewas, ada dua perempuan di dalam kapal penyeludup pakaian bekas mengalami luka tembak, yakni Darma (34) dan Patimah (28).

Keduanya merupakan warga Pantai Olang, Tanjungbalai.

Darma mengalami luka tembak pada jari kiri. Sedangkan Patimah mengalami luka tembak pada bagian punggung kiri.

Kini keduanya menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Tanjungbalai.

Kepala Penerangan Lantamal 1 Belawan Mayor S Sinaga mengatakan, sebelum terjadi baku tembak, empat personel sekoci mendapat serangan senjata tajam, bom molotov, kayu, golok dari 60 anak buah kapal motor kayu.

"Sekitar pukul 05.30 WIB, pengawas meneropong empat kapal kayu bergerak masuk perairan Indonesia. Kapal-kapal tersebut mematikan lampu dimatikan dari jarak 200 yard," ujarnya saat dihubungi, Jumat sore.

Tahu ada kapal yang diduga membawa barang ilegal memasuki perairan Indonesia, empat personel tanpa senjata mendekati kapal-kapal tersebut.

"Masing-masing personel yang meluncur Lettu P Irawan, Serda Nasution, Kld Mes Aan, Kopda Bah Ajuh. Tapi saat sekoci mendekat, jarak 10 meter, 60 orang mengeluarkan senjata tajam seperti golok, parang, kayu melempar ke arah petugas," katanya.

Setelah mendapatkan perlawanan dari 60 anak buah kapal motor kayu, empat personel memutuskan untuk mundur dan melamporkan masalah tersebut kepada komandan mereka.

Namun, tidak lama kemudian, diputuskan sekoci kembali mendekati empat kapal kayu itu sembari membawa senjata api. Tapi, saat sekoci mendekat, anak buah kapal kayu memberi perlawanan dengan cara menembaki sekoci.

"Tembakan yang dilakukan anak buah kapal itu berasal dari AK 47. Jadi, ada empat anak buah kapal yang menenteng AK, dan sisanya melempar sekoci pakai bom molotov, balok, dan parang," ujarnya.

Sebelum membalas tembakan dari kapal motor kayu itu, personel sekoci mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.

Tapi, anak buah kapal kayu penyeludup pakaian bekas tak memperdulikan tembakan peringatan tersebut.

"Personel sekoci mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Tapi sekoci diberondong tembakan. Aada 15 butir peluru AK yang mengarah ke sekoci. Bahkan, perlawanan semakin sengit, dan empat kapal kayu mendekat dan hendak menabrak sekoci," katanya.

Saat posisi sekoci hampir terjepit, masih terjadi lemparan dari kru kapal kayu. Sekoci pun menjauh sembari mengeluarkan tembakan terukur ke arah beberapa anak buah kapal.

"Posisi sekoci menjauhi kapal kayu sambil mengikuti dari belakang jarak sekitar 300 yard hingga tiang pintu masuk alur. Setelah mendapat arahan dari komandan yang sebelumnya terus menerus kordinasi dengan Pasops Tanjungbalai, selanjutnya sekoci kembali ke KAL Boa yang posisi lego jangkar," ujarnya.

Menurut Sinaga, berdasarkan informasi yang diperoleh, empat kapal motor kayu tersebut disiapkan penyelundup untuk melangsir barang ilegal dari kapal induk.

Jadi, empat kapal kayu itu berisi preman bayaran guna menyerang penegak hukum.

"Kapal induk yang diduga membawa barang ilegal telah ditangkap kapal bea cukai dan dikawal menuju Belawan. Kini, sudah dikerahkan 60 prajurit, terdiri 30 marinir, 30 pelaut dari Belawan untuk memperkuat pengamanan di Tanjungbalai," katanya.

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved