Arsip
Kisah Masa Kecil Gubernur Rustam: Nakal Minta Ampun Sampai Jago Lawak dan Suka Berjoget
Meski terbilang bengal, Rustam selalu patuh pada perintah guru. Ia tak pernah menolak tugas-tugas berat yang diperintahkan guru
POSBELITUNG.COM - Kamal. Begitu Ardi Kusuma (50) memanggil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi.
Warga Jalan Sambas, Desa Air Ketekok, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung ini adalah teman sekelas Rustam sejak dari SD hingga SMA. Keduanya bersekolah di SD 4 UPT-Bel Tanjungpandan, SMP PN Tanjungpandan, dan SMAN 1 Tanjungpandan. Menurut Ardi, Rustam memiliki sejumlah nama panggilan.
Di lingkungan teman dekat ia disapa Kamal, di keluarga ia disapa Pendi, dan teman-teman sekolah memanggilnya Rustam. Ardi kurang tahu persis asal muasal Rustam dipanggil Kamal.
"Panggilan itu dari kelas 3 SD, awalnya dari anak-anak kampung dia, tapi setelah sama-sama tua, sudah jarang manggil pakai nama Kamal," kata Ardi kepada Pos Belitung (Bangkapos.com) Senin (26/8/2013) kemarin.
Masa SMP hingga SMA adalah masa-masa yang paling diingat oleh Ardi. Keduanya dikenal cukup bengal di antara siswa-siswa lainnya.
Saat menginjak kelas 1 SMP, Ardi yang memiliki prestasi bagus di tempatkan di kelas A, sedangkan Rustam di kelas B. Namun, Ardi yang mulai malas-malasan akhirnya duduk sebangku bersama Rustam di kelas 2B.
Ardi laiknya 'partner in crime' bagi segudang aksi jahil Rustam. Pernah keduanya berkelahi dengan siswa lain di sekolah, sampai siswa tersebut menangis.
Akibat perbuatan tersebut, Rustam dan Ardi mendapat hukuman dari guru. Keduanya disuruh meninju triplek yang diletakkan di atas tanah dan ditonton banyak siswa lainnya.
"Kami tinju triplek itu sampai tangan kami mengelupas, baru hukumannya selesai," ungkap Ardi.
Cerita SMA tak kalah seru. Kali ini sasarannya meluas, tidak hanya siswa melainkan juga guru.
Ceritanya seorang Guru Fisika sering mengajar dengan kaos dalam sobek. Karena sang guru mengenakan kemeja tipis, sobekan itu tampak terlihat jelas dari luar.
Melihat sobekan itu, muncul ide jahil dari Rustam dan Ardi. Keduanya, mengumpulkan potongan kapur untuk beraju jitu. Siapa yang bisa melempar kapur tepat di sobekan koas dalam sang Guru, maka dia yang menang.
"Pertama kami lempar, tidak ada yang tepat, Beliau (Sang Guru) menoleh ke belakang, setelah itu kami lempar lagi, Beliau langsung keluar kelas, kami kemudian dihukum sekelas," kata Ardi.
Meski terbilang bengal, Rustam selalu patuh pada perintah guru. Ia tak pernah menolak tugas-tugas berat yang diperintahkan guru untuk menyukseskan kegiatan sekolah.
Dalam pertemanan, Rustam merupakan anak yang loyal. Wataknya yang keras dan garang membuat Rustam menjadi seorang anak yang tegas dan bernyali tinggi.
Namun di sisi lain, Rustam dikenal handal dalam menyemarakkan suasana. Ia pandai bermain gitar, melantunkan pantun, melontarkan banyolan, dan berjoget.