Kapan Pertama Kali Manusia Diwajibkan Berpuasa? Ternyata Jauh Sebelum Zaman Rasulullah SAW
Para ahli sejarah banyak yang menyebutkan bahwa permulaan diwajibkannya puasa itu sejak masa Nabi Nuh AS.
Sejarah Puasa Ramadan
Tanya :
Apakah ada sejarah khusus mengapa Allah SWT memerintahkan umat Islam puasa di Bulan Ramadan? Dan sejak Nabi apa puasa Ramadan dilaksanakan?
Jawab :
(Ust. H. Ucu Sibromilsi)
Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT terhadap orang-orang yang beriman.
Para ahli sejarah banyak yang menyebutkan bahwa permulaan diwajibkannya puasa itu sejak masa Nabi Nuh AS.
Bahkan beliau termasuk orang yang pertama kali melakukan puasa di bulan Ramadan setelah beliau keluar dari bahtera/kapal yang sebelumnya terjadi banjir terbesar sepanjang sejarah umat manusia.
Akan tetapi pendapat yang paling diunggulkan adalah yang diriwayatkan oleh Imam Nujahid bin Jabir (Salah satu mufassir dari generasi Tabi’in) dan salah satu pembesar dari muridnya Ibnu Abbas RA. Yaitu : “Sesungguhnya Allah SWT. Telah mewajibkan puasa kepada setiap umat manusia. Sedangkan seperti yang diketahui bahwa sebelun Nabi Nuh AS telah ada umat dan generasi dari masa ke masa sejak zaman Nabi Adam AS.” (Tafsir al-Jami’ilahkam al-Quran karangan Imam Al-Qurtubi Juz 2 hal.274 cetakan Dar Al-Kitab Al-‘Arobi th.1387 H/1967M)
Sedangkan Puasa Ramadan yang Allah wajibkan kepada Ummat Islam (umat Nabi Muhammad SAW) pada tahun ke-2 Hijriyah.
Sebelum Puasa Ramadhan disyariatkan, Nabi Muhammad SAW dan Kaum Muslimin hanya melakukan tiga hari dalam sebulan, kemudian Puasa Asyura’, baru setelah itu turunlah perintah Wajib puasa Ramadan.
Pada awalnya, puasa yang ada pada umat Islam tidak seringan yang kita rasakan saat ini. Dahulu, di malam hari puasa umat Islam dilarang untuk bersetubuh begitu juga makan dan minum apabila telah tertidur.
Akan tetapi aturan tersebut akhirnya diganti dengan ayat dalam Alquran yang memperkenankan makan, minum dan bersenggama sampai menjelang masuknya waktu subuh.
Berikut keterangan lengkapnya :
Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika memasuki Kota Madinah telah menemukan penduduk Madinah melakukan puasa Asyura, kemudian beliau bertanya : “Ada apa ini?”, Mereka menjawab : “Ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Nabi Musa AS.dan telah menenggelamkan Fir’aun”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Kami lebih berhak kepada Nabi Musa AS dari pada kalian”. Kemudian Rasulullah SAW berpuasa dan memerintah mereka untuk berpuasa Asyura’.
Dan puasa Asyura ini menjadi suatu kewajiban sampai akhirnya turunlah (perintah diwajibkannya) puasa Ramadan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Ini adalah hari Asyura’ sedangkan Allah tidak mewajibkannya atas kalian, barang siapa yang ingin (silahkan) berpuasalah, bagi yang tidak ingin tidak usah berpuasa”. HR. Imam Bukhari
Imam Ahmad meriwayatkan dari Mu’adz Bin Jabal yang menjelaskan tentang proses perubahan salat dan puasa dalam pemberlakuan syariat Islam serta penyebab turunnya ayat tentang puasa, yaitu sebagai berikut : Beliau (Mu’adz Bin Jabal) berkata : “Perubahan pada salat terjadi 3 (tiga) kali…”, Sampai pada perkatan beliau : “Adapun dalam masalah puasa, sesungguhnya Rasulullah SAW ketika memasuki Madinah beliau berpuasa selama 3 (tiga) hari dalam satu bulan dalam rentang waktu 17 (tujuh belas) bulan, yaitu dari bulan Rabi’ul Awwal (tahun itu) sampai pada bulan Ramadhan (tahun berikutnya), kemudian beliau berpuasa pada hari Asyura’ (10 Muharram).
“Kemudian Allah SWT mewajibkan Puasa (Ramadhan) dengan menurunkan (perintah) : Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan puasa kepada kalian sebagaimana telah diwajibkan pula kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 183). (*)
Pengakuan Terdakwa Pemerkosa dan Pembunuh Eno Parihah di BAP dan di Persidangan Beda, Ini… https://t.co/rzzWdIyHry pic.twitter.com/0U8ocbPQky
— Pos Belitung (@PosBel) 10 Juni 2016