Untung Gak Jatuh! Ini Cerita Lucu Indah Rosalina Sang Pembawa Bendera di Belitung Timur

Deg-degan bagi Rosalina adalah perasaan tegang saat membawa baki saat naik-turun tangga Kantor Bupati Beltim. Dia harus memastikan benar langkahnya

Penulis: Dedi Qurniawan |
POSBELITUNG/DEDY Q
Indah Rosalina 

Laporan wartawan Pos Belitung, Dedy Qurniawan

POSBELITUNG.COM, MANGGAR - Upacara pengibaran bendera HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 di Kantor Bupati Belitung Timur (Beltim), Rabu (17/8/2016) pagi tadi berlangsung lancar, khidmat, dan nyaris tanpa cela.

Sebanyak 32 anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Beltim 2016 sukses menjalankannya tugasnya.

Meski demikian, perasaan pembawa baki pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-71 Pemkab Beltim itu, Indah Rosalina (16), tetap lah campur aduk.

"Antara senang dan deg-degan," kata Indah ditemui Pos Belitung di lokasi karantina Paskibra Beltim 2016, Hotel Simpangempat, Manggar.

Deg-degan bagi Rosalina adalah perasaan tegang saat membawa baki saat naik-turun tangga Kantor Bupati Beltim. Dia harus memastikan benar langkahnya tepat saat menapaki delapan anak tangga sebelum akhirnya menerima bendera di hadapan Inspektur Upacara, Bupati Beltim Yuslih Ihza.

"Kalau nge-blank, ngitung tangga itu pakai perasaan saja. Terus senyum itu tidak boleh berhenti, karena deg-degan itu senyumnya jadi tidak fokus, jadi kayak terpaksa itu... Tadi saya sempat ngitung tangga itu tujuh, untung tidak jatuh," kata Indah seraya tertawa kecil.

Perasaan deg-degan itu hilang saat tugas Indah dan rekan-rekannya berhasil dijalankan dengan sukses. Dia merasa senang karena turut berperan pada kesuksesan itu.

Indah juga merasa bangga karena perannya dalam tim sebagai pembawa baki. "Apalagi asal sekolah, nama orangtua, biodata disebutkan saat upacara berlangsung," katanya.

Putri sulung pasangan Hendri Prayitno dan Dian Angraeni ini mendapatkan manfaat positif dari menjadi Paskibra. Awalnya, kata Indah, dia adalah orang yang tidak percaya diri saat tampil di tempat umum.

Terlibat dalam Paskibra, apa yang menjadi kekurangannya itu sedikit demi sedikit terkikis.
Selain itu, bagi Indah, menjadi Paskibra berarti harus kompak, saling peduli, dan disiplin.

Singkatnya, Indah bangga menjadi Paskibra karena belum tentu setiap orang berkesempatan terlibat dalam pasukan itu. "Saya ingat kata pelatih, katanya, orang lain mungkin bisa beli topi latihan Paskib, itu paling berapa harganya. Tapi kami punya cerita tentang topi itu," kata dia sambil mengaku merinding saat mengatakan kesannya pada Paskibra Beltim 2016. (*)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved