Ini Bantahan Netizen Belitung Soal Asal Usul Kebiasaan Omongan Tidak Sopan Ahok
Postingan itu menyeret nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok.
POSBELITUNG.COM - Sejumlah netizen Belitung meradang melihat tautan yang dibagikan oleh akun facebook bernama Yuni Mustani, Jumat 26 Agustus 2016, pukul 08.12.
Postingan itu menyeret nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok.

Berikut postingannya :
"Yth. Bapak Gubernur DKI, Koh Ahok.
Prihatin dengan pernyataan dalam berita ini, lahir dan hingga lulus SMA di Belitung. Saya yakin masyarakat Belitung atau yang pernah tinggal di Belitung tidak sepaham dengan Bapak. Janganlah kebiasaan pribadi digeneralisir sebagai kebiasaan masyarakat. Introspeksi dan akui bahwa itu adalah kebiasaan buruk bapak dan harus diperbaiki sebagai itikad baik untuk saling hormat menghormati.
Salam,"
Dalam postingan tersebut, akun Yuni Mustani juga melampirkan postingan dari sebuah media news.detik.com berjudul 'Ahok Janji Enggak Akan Ngomong Kotor Lagi'
Sebanyak 22 orang ditandi dalam postingan tersebut. Setelah itu para netizen lainnya kembali menandai sejumlah orang ikut mengomentari tautan tersebut.
Hingga Sabtu (27/8/2016) siang postingan tersebut masih mendapat komentar dari sejumlah netizen Belitung.
Total hingga Sabtu, postingan tersebut sudah mendapat 36 like, 4 kali dibagikan, dan 26 komentar.
Simak komentarnya berikut ini :
Johanus Adwijan Lebert: Kebiasaan Basuki Tjahaja Purnama atau kebiasaan orang Belitong? Kalo itu kebiasaan pribadi...jangan di genelisir menjadi kebiasan umum....diketis dan di banat guru kamek...mun kamek ngumong kotor!!! Ahok off side kali ini!!
Dedy Suherman: Mengutip gaya becanda sahabat saya Sena Royan Nikola "ah yang bener kamu kalo bicara, nanti kamu bohong lagi
Siti Salma: Sama aja menganggap semua orang Belitong kaya dia,.. padahal engga tuh, buktinya besan dan keluarga besarnya dari Belitong , mereka sangat santun dalam bertutur kata, sopan dan menhargai siapa saja...
Ahok, ahok jangan bawa-bawa belitong deh, bawa aja kampung elu yang sebenarnya, belitong cuma numpang lewat aja kan?
Sumiadi Taslim: Betul... Yuni Mustani Kalau di belitung ada panggilan hormat untuk menyapa orang yg lebih tua (ikam, belau, sidak, pando) juga untuk orang muda/anak2 (kulup, biak,dayang). Jadi apa yg dilakukan Ahok itu adalah sikap pribadinya, "Urang belitong" faham jika saya hanya memanggil nama karena mungkin usia saya lebih tua dari dia....
Fithrorozi Belitong: Disparitas ujar antara tokoh politik dan. tokoh budaya makin tinggi. media membuat kita seperti jadi objek. Kita bukan tunggangan. yg gampang dipecut. Kita liat saja, bagaimana efek kampungan bagi. media, bagi warga. DKI, bagi urang darat, bagi urang Cina, bagi urang sekak, bagi urang membangun tata bahasa
Mansyur Mas'ud: Walau demikian saya juga punya kajian lain. Omongannya kotor tapi kerja bersih adalah lebih baik daripada adab bicara santun namun kelakuan kotor. Masalah apakah kerja Ahok di kemudian hari adalah baik dan bersih... kite tunggu tanggal mainnye lah.
Mijn Jaafar: Pendapat bang #Ruspandi agak e lebih mendekati kebenaran. Namun karena kalimat Ahok tentang ”kebiasaan di kampung saya” itu adalah kalimat tidak tuntas, bisa menimbulkan salah persepsi orang luar Belitung sehingga berkesimpulan orang Belitung kasar. Ahok menggunakan fakta tentang dirinya dan mungkin jg di komunitasnya di Beltim (Chinese) unt mengambil kesimpulan yg akhir e OVER-GENERALISATION. Ini bahaya mulut jika logika bicara tidak tuntas; Fallacy of dramatic instance. KARNA itu Ahok perlu mengklarifikasi pernyataannya. Sebagai orang melayu Belitung sy pasti tidak bisa menerima pernyataan Ahok. Namun, sy jg banyak kawan etnis cina, kawan masa SMA nyatanya tidak sekasar Ahok. Kawan sy yg etnis TiongHoa tetap santun sikap dan bicaranya.Mestinya masyarakat Belitung, tokoh2 budaya, forum budaya, lembaga adat bicara dong. Bikin pernyataan resmi, minta klarifikasi karena ini menyangkut soal budaya juga. Jangan sampai orang berkesimpulan: orang Belitung kasar-kasar.Bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok siap bekerja dan menang dengan santun. Hal ini ia sampaikan di hadapan ratusan pendukungnya yang hadir dalam peresmian Rumah Lembang, Kamis (25/8/2016) malam.
Seperti dikutip dari lampung.tribunnews.com, Ahok meyampaikan nasihat sejumlah teman dekatnya yang meminta ia untuk tidak lagi menggunakan kata-kata yang tidak sopan saat berbicara. Ia pun menjelaskan bahwa gaya bicara seperti itu menjadi hal yang wajar di kampungnya, Manggar, Belitung Timur.
"Kemarin pulang ada ibu-ibu Bugis biasa tinggal di pulau sekarang pindah di darat. Dia dengan bangga panggil saya gini, 'Pak Ahok saya sekarang sudah tinggal di darat, saya tinggal di Jalan GTB'. Seingat saya waktu jadi bupati enggak ada jalan itu. 'Oh terusan dari jalan GTA, Pak', kata dia. Saya ngerti, 'Ibu tahu enggak GTA itu singkatan dari Gang Tai Asu?' Dia kaget, tanya kalau gitu GTB apa, saya bilang mungkin Gang Tai Babi," ujarnya.
Ia pun heran masyarakat Ibu Kota berbeda dengan kampungnya, menghindari pemakaian kata-kata yang dianggap kotor. Ahok juga akan stop memarahi dan memaki orang dengan sebutan-sebutan hewan.
"Omongin sesuatu yang orang tiap pagi punya kok enggak sopan," katanya.
Ahok pun kini menuruti nasihat agar tidak mudah terpancing. Ia berkelakar, jika akan memarahi orang, kini ia akan senyum-senyum saja.
"Enggak usah panjang lebar, tapi yang pasti kebiasaan di kampung saya sudah saya buang, omong yang kotoran-kotoran enggak boleh lagi sorak-sorak," kata Ahok disambut para pendukungnya.
