Perampok Bertopeng dan Bersenjata Api Satroni Bos Emas
Lantai satu rumah itu difungsikan sebagi tempat berdagang. Keluarga ini menjual perhiasan emas, bahan bangunan, dan sembako.
POSBELITUNG.COM, PALI - Dor..Dor...Dorr!!! Suara tembakan membangunkan Suparman (43) dari tidur lelap.
Dia bergegas keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi di rumahnya di Desa Gunung Menang Timur, Kecamatan Penukal Abab, PALI, Senin (26/9).
Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Suparman, dari lantai dua turun ke lantai satu. Jantungnya deg-degan.
Dari anak tangga, Suparman melihat pintu rumah sudah jebol.
Gagang pintu rusak akibat ditembaki. Enam orang bertopeng masuk rumah dengan membawa senjata api dan linggis. Suparman ketakutan dan berlari kembali masuk ke kamar tidur.
Istrinya, Martiwi (40), ikut terjaga. Rampok!
Para pelaku memburu Suparman. Gagang pintu kamar ditembaki beberapa kali, kemudian diterjang sampai jebol. Mereka kemudian melepas tembakan secara membabi buta ke dalam kamar.
Tiga peluru menembus tubuh Martiwi yang sedang menggigil ketakutan di atas kasur.
"Suami saya masuk kamar lagi dengan berlari dan menutup pintu seraya berteriak maling," kata Martiwi terbata-bata diwawancarai di ruang perawatan RS Fadilah Prabumulih, Senin siang.
Martiwi dirawat karena dia tertembak tiga peluru di perut dan kaki. Beruntung nyawanya berhasil diselamatkan.
"Mereka menembaki gagang pintu dan kunci, lalu menendang pintu hingga jebol."
"Kemudian tangan pelaku menggunakan pistol masuk membabi buta menembaki."
"Selanjutnya setelah melepaskan tembakan kembali menendang pintu hingga terbuka dan masuk ke kamar," kata Martiwi, menceritakan pengalaman mendebarkan yang baru dia rasakan.
Setelah masuk ke kamar, Martiwi dan suami langsung menyerah dan mempersilakan para perampok itu mengambil barang yang diinginkan, tetapi jangan menyakiti dia dan suami.
"Pelaku yang pakai topeng melihat saya sudah tertembak. Mereka nanya dimana emas, lalu saya jawab di bawah dan silakan ambil semua barang yang diinginkan," kata Martiwi.
