Tambang Laut Memperburuk Lingkungan di Bangka Belitung, Walhi: Belum Ada Pemulihan
Dari Walhi Babel, sejak beroperasinya KIP maupun kapal keruk di perairan laut Pulau Bangka, semakin memperparah kerusakan lingkungan yang terjadi.
Penulis: Evan Saputra | Editor: Rusmiadi
Laporan wartawan Bangka Pos Evan Saputra
POSBELITUNG.COM, PANGKALPINANG -- Aktivitas penambangan timah dengan menggunakan kapal isap produksi (KIP) dan kapal keruk di perairan laut Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan.
Dari catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Babel, sejak beroperasinya KIP maupun kapal keruk di perairan laut Pulau Bangka, semakin memperparah kerusakan lingkungan yang terjadi.
Direktur Eksekutif Walhi Babel Ratno Budi memberikan contoh buruknya kondisi lingkungan perairan laut, dari kegiatan penambangan oleh PT Timah dengan menggunakan KIP dan kapal keruk, sangat jauh berbeda dari pencintraan yang dilakukan perusahaan plat merah ini.
Ia berharap PT Timah dapat mengevaluasi kembali seluruh masalah yang ditumbulkan dari aktivitas pertambangan di laut.
Karena, selama ini pihaknya menilai tidak ada bukti kongkrit mengenai lokasi tambang yang sudah dipulihkan.
"Sejak beroperasinya kapal Isap dan kapal Keruk yang mencemari perairan Bangka merupakan bukti, bahwa perusahaan plat merah ini lalai dalam urusan tanggung jawab lingkungan, mana bukti kongkrit lokasi pertambangan timah yang sudah direstorasi atau yang sudah dipulihkan,?," tukas Ratno, Senin (3/10/2016