Sekelumit Kisah Mayor Syafrie Rahman, Bupati Bangka yang Tewas Akibat Sabotase PKI
Nama Mayor Syafrie Rahman tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Perjalanan karir sipil Syafrie Rahman semakin terbuka ketika dilantik menjadi bupati/Kepala Daerah TK II Bangka pada tanggal 17 Juli 1963.
Lebih jauh perjalanan karir militer dan sipilnya semakin bagus, dan namun juga ada kendala sehingga berujung maut.
Sabotase Kapal Motor Bea Tjukai (KM BT) 32 yang merenggut nyawa Bupati Bangka dengan usia 39 tahun dan sejumlah petingi Bangka lainnya merupakan prolog G30S PKI, berjarak dua bulan kemudian meletus G 30 S PKI di Jakarta.
Sabotase KM BT-32 merupakan sebuah operasi berdarah yang didalangi CC-PKI Bangka terhadap Kapal Motor Bea Tjukai bermomor lambung BT-32 di perairan Selat Bangka, Jumat 30 Juli 1965
2. Depati Bahrien.
Depati Bahrien lahir pada tahun 1770-an anak dari Depati Anggur. Istrinya bernama Dakim, Atina Ali dan Sophia, tanggal meninggalnnya Juni 1848 di Menareh, dan dimakamkan di Lubuk Bunter Desa Kimak, kecamatan Merawang,
Tak banyak hal lain yang bisa diuraikan, namun berdasarkan riwayat, Depati Bahrien, pernah menjadi pekerjaan sebagai Depati Jeruk bidang Pemerintahan Lokal di bawah Kesultanan Palembang dengan Distrik Jeruk (Kabupaten Bangka) sekitar tahun 1819 sampai dengan 1828.
Selain itu juga pernah menjadi Pemimpin Perang Bangka I bidang perjuangan.
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Bangka Belitung Depati Bahrin adalah sosok pahlawan yang sangat gagah dan pemberani dalam mengusir penjajah di daerah Bangka Belitung.
Keberaniannya dalam menjaga martabat bangsa membuat Belanda pusing tujuh keliling. Depati Bahrin menunjukkan dirinya sebagai pemimpin gerilya yang ulung.
Bahrin dan puteranya Depati Amir selalu dapat menghilang, bilamana mareka terdesak. Depati Bahrin sangat pandai memancing pasukan Belanda sampai membuat perjalanan yang melelahkan, namun selalu mengelak bilamana pasukan Belanda terlampau kuat. Belanda susah menangkap Depati Bahrin dalam setiap pertempuran.
Digunakannya nama Mayor Syafrie Rahman dan Depati Bahrien sebagai nama rumah sakit di Kabupaten Bangka diungkapkan dalam rapat pembahasan nama kedua rumah sakit tersebut bersama Bupati Bangka H. Tarmizi Saat dengan para asisten, staf ahli bupati, jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Camat Puding Besar, Kepala Desa Labu dan Kecamatan Puding Besar baru-baru ini di ruang kerja Bupati Bangka.
Sebelum menentukan nama untuk kedua rumah sakit tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Bangka itu, telah meminta saran kepada tamu undangan yang hadir.
"Kita putuskan nama Syarfie Rahman bakal dipakai untuk nama Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Puding Besar, dan nama Depati Bahrien akan menjadi nama Rumah Sakit Umum Sungailiat," ungkap bupati.
Namun untuk lebih resmi penggunaan kedua nama tersebut, Bupati Bangka meminta para asisten dan dinas terkait seperti dinas kesehatan, untuk terlebih dahulu bersilahturahmi kepada keluarga besar kedua orang yang menjadi pahlawan untuk masyarakat Bangka sehingga namanya bisa diabadikan untuk kedua nama rumah sakit tersebut.