Sebelum Novel Disiram Air Keras, Warga Lihat 2 Orang Ini
Kejadian itu berlangsung cepat sekitar pukul 05.10 WIB, Selasa (11/4/2017). Tepatnya di Jalan Deposito, RT/RW 003/10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading
POSBELITUNG.COM, JAKARTA - Wajah dan mata Novel Baswedan kini terluka. Usai pulang salat subuh di Masjid Al-Ihsan yang berjarak 30 meter dari rumahnya, tiba-tiba ia disiram air keras.
Novel pun terhuyung. Ia masih sempat berlari. Namun malah menabrak pohon. Mendengar teriakannya, Novel pun dipapah jamaah masjid dan sempat cuci muka untuk meluruhkan air keras di wajahnya.
Kejadian itu berlangsung cepat sekitar pukul 05.10 WIB, Selasa (11/4/2017). Tepatnya di Jalan Deposito, RT/RW 003/10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Novel yang ketika itu memakai baju gamis berwarna cokelat dan peci berwarna putih disiram menggunakan air keras yang ditaruh di sebuah cangkir.
Dua pelaku laki-laki mengendarai sepeda motor jenis matic menyerang dari belakang dengan cara melempar air keras itu.
Air keras itu mengenai wajah di sebelah kiri Novel. Jidad Novel sempat terkena pohon nangka yang ditabrak ketika berlari mencari pertolongan.
Cangkir terlempar dan ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) penyerangan yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari kediaman Novel. Setelah melakukan penyerangan, dua pelaku melarikan diri.
Pelaku penyerangan diduga terlebih dulu memetakan lingkungan tempat tinggal dan keseharian Novel. Sehingga, mampu mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan tindakan itu.
Waktu setelah salat subuh dipilih karena Novel sering berjalan sendiri pulang pergi ke masjid.
Ketua RT/RW 003/10 Kelurahan Pegangsaan Dua, Wisnu Broto, mengaku sempat menerima laporan dari warga ada dua orang mencurigakan di lingkungan tempat tinggalnya selama tiga hari terakhir.
"Dia gerak-geriknya mencurigakan. Pas ditegur kabur. Naik motor. Ada sepeda motor itu di sana. Kira-kira dua sampai tiga hari," tutur Wisnu.
Wisnu mengetahui informasi penyerangan terhadap Novel saat sedang beribadah sunah di Masjid Al-Ihsan. Ia mendengar suara mengerang tanda orang kesakitan. Semula, dia mengira ada kucing berantem.
Namun, belakangan ada suara orang teriak "Pak Novel, Pak Novel" ujar Wisnu. Sontak jamaah masjid berhamburan ke luar. Di tempat pengambilan air wudhu terlihat penyidik KPK itu sedang membersihkan wajahnya.
Setelah itu, warga mengeluarkan mobil untuk membawa Novel ke rumah sakit terdekat, Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading.
Di mobil itu, Novel sempat mengeluhkan sakit kepada Wisnu. "Panas-Panas. Cepat-Cepat," tutur Wisnu menirukan Novel saat kesakitan.
Pengakuan mengenai orang asing yang kerap berada di lingkungan sekitar rumah Novel Baswedan juga disampaikan oleh Imam Masjid Al-Ihsan, Abdur Rahim Hasan. "Kami sudah kenyang, banyak orang asing berkeliaran," tutur Abdur Rahim.
Abdur Rahim berharap Novel segera sembuh sehingga dapat kembali berkumpul dengan warga. Baginya, Novel sebagai orang baik dan taat beribadah dan tak pernah lupa menyempatkan salat subuh berjamaah di masjid.
"Kami warga berharap ketemu karena Mas Novel warga yang dicintai dan berjasa," kata dia.
Rawan Kejahatan
Rumah Novel Baswedan berada di Gading Mas Timur Perum BBD BCS. Rumah berukuran 100 M2 itu terdiri dari dua lantai. Lingkungan tempat tinggal itu rawan tindak kejahatan.
Selama kurun waktu satu tahun terakhir, terjadi beberapa tindak kejahatan, seperti sepeda motor hilang dan pencurian barang-barang berharga di dalam mobil dengan cara memecahkan kaca jendela.
"Kalau ada mobil diparkir, dilihat ambil barang, laptop. Spion juga sering (diambil)" tutur Ridwan, salah seorang petugas keamanan.
Tingkat kerawanan tinggi karena akses untuk masuk ke lingkungan itu yang cukup mudah. Setidaknya terdapat enam jalur masuk untuk menuju ke rumah Novel Baswedan.
Lima jalur masuk itu dibuka mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Sementara itu satu jalur lainnya yang melewati Pos Utama Linmas RW 010, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, dibuka selama 1X24 jam.
"Di sini kalau malam portal tutup jam 22.00 WIB. Enam titik masuk ditutup jam 22.00 WIB, hanya satu di buka di bagian depan," ujarnya.
Berbeda dengan komplek-komplek lainnya, setiap tamu yang masuk harus menitipkan kartu identitas, namun di komplek itu tidak.
Sementara itu, jumlah petugas keamanan juga terbatas hanya berjumlah delapan orang yang bertugas bergantian selama 1X24 jam. (glery lazuardi)
