Hanya 5 Menit Masuk Liang Lahat Tak Satupun Sanggup, Ada yang Pingsan Hingga Cerita Mengejutkan

Kematian adalah suatu yang pasti bagi semua makhluk hidup. Bila saat kematian menjemput tak satu makhluk

Jenazah Diusung ke Kuburan 

POSBELITUNG.CO -- Kematian adalah suatu yang pasti bagi semua makhluk hidup.

Bila saat kematian menjemput tak satu makhluk pun bisa menghindar.

Kita tak bisa meminta menunda walau satu menit, memajukan atau pun memundurkan.

Ini adalah kepastian semua yang bernyawa akan mati dan itu hukum alam yang tak bisa dibantah.

Jika waktunya tiba, berati habis pula cerita kita di dunia.

Semua tinggal cerita atau kenangan.

Namun bagi umat Islam ada masih ada kehidupan setelah kematian.

Ada alam kubur ada perhitungan secara rinci tanpa satupun luput.

Semua anggota tubuh kita menjadi saksi atas perbuatan kita selama di dunia.

Anggota tubuh kita akan bercerita tentang amal baik dan buruk yang sengaja ataupun tidak sengaja.

Semua aib kita akan terkuak tanpa ada yang mampu menutupi.

Amal baik akan menjadi modal menghadapi siksa kubur atas perbuatan dosa yang kita lakukan. 

Perhitungan baik dan buruk menjadi penentu kehidupan kita setelah mati.

Apakah akan di surga atau menjadi penghuni neraka menerima siksa tiada henti.

Sudah siapkah mati?

Kisah nyata berikut ini begitu mengerikan dan menggugah.

Seorang pria bersedia dikafani menjadi jenazah kemudian dikuburkan selama 5 menit di dalam kubur.

Reaksi yang muncul sungguh mengagetkan dan mengerikan. 

Hanya menjalankan merawat mayat hingga memakamkan menjadikan pria ini mendapat pengalaman yang luar biasa dan terlupakan seumur hidup. 

Padahal hanya 5 menit.

Kisah ini berdasarkan ceramah Ustadz Khalid Basalamah yang menuturkan jika kematian adalah pasti.

Suatu waktu, Ustadz Khalid Basalamah menggelar pengajian dzikrul maut di sebuah masjid.

Selama dua jam, ia memberi materi tentang kematian dibahas tuntas.

Namun sebelumnya, ia telah meminta kepada panitia untuk menyiapkan semua perlengkapan kematian dan dibuatkan liang lahat.

Liang Lahat.
Liang Lahat. ()

Di akhir sesi ia menawarkan kepada jemaah, siapa yang siap menjadi jenazah selama lima menit.

Seorang tukang batu ternyata bersedia menerima tantangan itu.

Merawat jenazah
Merawat jenazah ()

Ia pun naik ke atas meja, berbaring di sana untuk dipakaikan kain kafan.

“Subhanallah… begitu dia naik dan berbaring di atas meja, begitu ditutup matanya dan ditempeli kain kafan di pipinya, langsung dia nangis. Nangis terisak-isak,” tutur Ustadz Khalid Basalamah.

Lalu panitia menyedekapkan tangan pria tersebut dan membungkuskan kain kafan.

"Kebetulan ada adik kembar pria yang sering ikut pengajian saya. Dia juga begitu menghayati dan menangis melihat saudaranya dibungkus kain kafan. Saya bilang ke bapak itu, pak silahkan anda resapi sekarang tidak ada lagi yang bisa anda lakukan dan anda benar-benar mati," ungkap Ustadz Khalid Basalamah.

Adik kembarnya yang ada di sebelah meja juga tak kuasa menahan air mata.

Mereka membayangkan jika kakaknya benar-benar meninggal.

“Hiruk pikuk orang di masjid ini, baik yang sedang menangis atau sedang mengobrol, anggap mereka adalah orang yang ada di rumah Anda saat Anda meninggal,” kata Ustadz Khalid Basalamah yang membuat pria itu tambah menangis.

Pak, sekarang bayangkan semua amal shalih yang berpeluang Anda kerjakan mulai dari shalat malam, puasa sunnah, sampai berbakti kepada orang tua namun Anda lewatkan, Anda sia-siakan.

Dan bayangkan setiap peluang dosa yang tidak Anda sia-siakan.

Peluang zina Anda kerjakan, riba Anda lakukan.

Anda tidak sempat bertaubat dan Allah akan menghukum Anda sekarang

Mendengar ini, pria tersebut semakin sesenggukan.

Tangisnya semakin tak tertahankan.

Selanjutnya Ustadz Khalid meminta panitia mendatangkan keranda jenazah. 

Lalu panitia mendatangkan keranda jenazah dan Ustadz Khalid kembali memberi tahu jika keranda jenazah didatangkan dan tubuhnya akan dibawah liang lahat samping masjid. 

Membawa jenazah dengan keranda
Membawa jenazah dengan keranda ()

Setelah diturunkan ke liang lahat, pria itu disuruh membuka matanya.

“Pak, inilah rumah Anda sekarang. Sebentar lagi Anda akan ditanya oleh dua malaikat. Tidak peduli rumah anda di dunia 1000 meter kali 1000 meter. Saat kematian rumah anda akan kembali ke ukuran 1 kali 2 meter," yang sontak membuat pria itu bertambah kuat tangisnya

Kurang dari 5 menit berada di liang lahat.

Saat keluar dari liang lahat, ia sempoyongan.

Sesampainya di masjid, ia disuruh menceritakan apa yang dirasakannya menjadi jenazah.

Jenazah
Jenazah 

Ia memegang mic dengan gemetaran.

Suaranya parau. Kata-katanya terhalang isak tangis.

“Saya taubat Pak Ustadz… taubat. Saya sering meninggalkan shalat, saya kurang berbakti pada orang tua…” Dosa-dosa disebutkannya satu per satu, padahal di masjid ada ribuan orang.

Ia seperti tak peduli.

Lima menit menjadi jenazah telah memberinya kesadaran baru.

Selanjutnya ada beberapa jemaah lain yang mencoba pengalaman tersebut dan semuanya sama, menangis dan sadar. 

Bahkan dikatakan usatadz Khalid ada ibu-ibu pingsan ketika ia mencoba hal tersebut. 

Diceritakan ustadz Khalid, dulu Hasan Al Basri pernah mengantar jenazah. 

Disampingnya ada seorang pria, Ia lalu bertanya kepada pria tersebut, bagaimana jika jenazah ini bangun apa yang akan ia kerjakan. 

Pria itu lantas menjawab, jika jenazah ini bangun maka akan langsung shalat, puasa, mengaji dan mengerjakan amal saleh lainnya. 

Hasan Al Basri menjawab "benar, itu yang akan dilakukannya, tapi sayang jenazah ini tidak bisa hidup lagi.

Sekarang apa yang akan dilakukan jenazah ini yang harus kau lakukan sebelum seperti jenazah ini," pungkasnya. 

Ini Videonya yang membuat merinding :

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved