Terungkap Sosok yang Menginjak Kaki Seorang Polisi yang Tewas Saat Kerusuhan di Mako Brimob

Lima orang anggota kepolisian tewas menggenaskan pada peristiwa rusuh di rumah tahanan Mako Brimob

Penulis: Teddy Malaka |
Unggahan Krishna Murti. 

Makanan yang diperiksa merupakan pemberian keluarga narapidana untuk keluarganya yang mendekam dalam Rutan Mako Brimob.

Selain korban jiwa, tiga petugas menderita luka pada insiden yang terjadi Selasa (8/5/2018).

Satu petugas di antaranya merupakan Polwan.

Sebanyak lima orang anggota Densus 88 Antiteror mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Pemberian kenaikan pangkat itu diputuskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melalui Surat Telegram tanggal 9 Mei 2018.

Kelima anggota Polri yang mendapat penghargaan yakni:

1. Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto
2. Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi
3. Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho
4. Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli
5. Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

"Empat dari satuan khusus Densus 88 Anti-teror dan satu yakni Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiaji dari Polda Metro Jaya yang juga tergabung dalam Densus 88," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto

Menyerah Setelah 40 jam

Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Syafruddin mengatakan bahwa operasi pembebasan berhasil dilakukan setelah 40 jam aksi penyanderaan terhadap anggota Brimob dilakukan para teroris.

Tapi banyak pertanyaan terkait pembebasan tersebut yang belum bisa dijawab polisi. 

"Operasi pembebasan sudah selesai dengan aman terkendali dan seluruh napiter 156 menyerahkan diri," kata Komjen Pol, Syafruddin di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam.
Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam. (Dok Polri)

Dikatakan oleh Syafruddin, upaya pembebasan para sandra dengan cara pendekatan soft approach bukan karena negosiasi namun dengan pendekatan lunak oleh polri dan seluruh tim.

Bahkan dalam pembebasan tersebut sebanyak 155 napiter menyerah dan tidak ada korban jiwa sedikitpun.

"Tidak ada satu korban jiwa pun. Semua menyerahkan diri karena keteguhan dan ketulusan seluruh tim sehingga apa yang kita hasilkan semoga jadi pelajaran kita semua untuk memandang sesuatu yang objektif. Polri cukup tulus ikhlas walau 9 jadi korban 5 gugur, 4 cidera," katanya.

wartakota
wartakota ()
Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved