Kelamin Raihan Terus Mengelurkan Darah, Diduga Jadi Korban Khitan Malpraktik di UGD RSUD Bateng
Sandi (36) warga Kelurahan Koba, jalan Kampung Tengah RT 5, Kabupaten Bangka Tengah menjadi korban diduga Malpraktek sunat
Penulis: Riki Pratama | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Setelah itu, kata Sandi kelamin anaknya tidak mengelurkan darah, namun ia kembali dimintai menembus obat sebesar Rp 24 ribu. Tetapi ketika pulang, ia kembali tidak diberikan kapas ataupun obat-obatan untuk membersihkanya.
"Untuk membersihkan itu saya pakai tisu, karena tidak diberikan, tetapi entah kenapa, pada Senin pagi, tiba tiba saya lihat celana dalam anak saya sudah dipenuhi darah kembali, kelaminya juga menghitam di bagian sebelah kanan, terus darahnya sudah menggumpal atau membeku dikeliling batang kelaminya,"tukasnya
Baca: Begini Cara Para Penyelam Mengeluarkan 12 Anak yang Terjebak di Gua Thang Luam Thailand
Menangis
Melihat kondisi darah yang banyak keluar dari kelamin anaknya, Sandi orang tua Raihan langsung tertunduk lesu dan sempat menangis tersedu sedu melihat kelamin anaknya yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan.
"Pertama aku sempat menangis, duduk merenung, lalu datang adik ipar menjenguk, melihatnya ia minta cepat pak Joko orang ahli sunat di Koba, ia memberikan foto kelamin anak saya ke pak Joko, dan pak Joko menepuk keningnya karena melihat kondisi kelamin yang sebegitu parahnya,"ujarnya
Setelah itu, baru anak Sandi disarankan untuk dibawa ke Puskesmas Koba untuk dilakukan perbaikan ulang terhadap jaitan kelamin yang diduga belum merata.
Baca: Semifinal Piala Dunia 2018 - Prancis Vs Belgia, Gol Pembuka Bakal Jadi Penentu Kemenangan?
"Lalu di bongkar ulang, sama pak Joko, ia mengatakan ada pembuluh darah yang belum diikat sehingga darahnya terus mengalir, seharusnya setelah sunat dipastikan tertutup semua kulitnya jangan langsung di jahit, seperti itu katanya,"tukasnya
Dari kejadian itu, saat ini kondisi anak Sandi mulai membaik namun bekas potongan masih terlihat di bagian kelamin Raihan.
"Ada bagaian yang terpotong dibagian kepalanya, tetapi tidak apa, dari kejadian saya harapkan tidak terjadi lagi ke orang lain, dan seharusnya ada keterbukaan dalam melakukan sunat, juga pembayaranya juga harua jelas, tidak masuk ke pribadi tetapi masuk ke kas RSUD, selain itu masak RS sebesar itu tidak memiliki alat dan dokter ahli khitan? Saya menduga yang menyunat anak saya bukan ahlinya sehingga kondisinya seperti itu, seperti amatiran tidak profesional,"tegasnya
Baca: Heboh! Beredar Foto-foto Via Vallen di Medsos Bersama Anak dan Pria yang Diduga Suaminya
Sementara Direktur RSUD Bateng dr Yenni yang sempat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tidak tahu terkait masalah itu, ia juga menyayangkan apabila ada oknum rumah sakit meminta bayaran tanpa masuk ke kas RSUD Bateng.
"Saya cari tahu dulu, saya tidak tahu baru ini juga, ada rumah sakit tidak melewati kasir ini juga menjadi masalah, karena semuanya menggunakan peralatan di rumah sakit harusnya masuk ke rumah sakit,"jelas Yenni
Ia juga menambahkan bahwa kasus ini diduga, karena oknum rumah sakit RSUD Bangka Tengah, yang tanpa sepengetahuan pihak manajeman rumah sakit umum melakukan praktek itu.
"Ini menjadi masalah buat kami karena ada oknum rumah sakit di dalam yang melakukan peraktik sendiri,"ujarnya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/sandi-36-warga-kelurahan-koba_20180710_171031.jpg)