Tinggal di Gubuk Kumuh, Endang Penderita Koreng Ajaib Berharap Pertolongan
Endang (51) seorang pria baya yang terkena penyakit kulit terpaksa tinggal di gubuk reyot dan kotor di kawasan Pondok Jagung, Tangerang Selatan.
POSBELITUNG.CO--Endang (51) seorang pria baya yang terkena penyakit kulit terpaksa tinggal di gubuk reyot dan kotor di kawasan Pondok Jagung, Tangerang Selatan.
Saat ditemui di lokasi, Endang sedang tertidur lemah di gubuknya yang berukuran sekitar 2X3 meter dan tak berdaya hanya memandangi kondisi kakinya yang penuh dengan luka alias koreng.
Seluruh anggota keluarganya pun tertegun sedih memandangi saudara tidak dapat melakukan apa-apa bahkan tidak dapat berdiri lagi.
Sebab, kedua kakinya sudah dipenuhi oleh luka koreng yang tidak diketahui asal-usulnya.
"Ini mah koreng ajaib, tiba-tiba saja muncul dari kecil banget sampai sekarang semua kami sampai paha luka koreng," kata Endang sambil menunjukan luka korengnya di dalam gubuk kumuh, Tangerang Selatan, Minggu (16/9/2018).
Penderitaan yang dirasakan Endang tak berhenti disana, dirinya harus menahan rasa sakit dan perih sepanjang hari di dalam gubuknya yang kotor dan berlalat.
Bau menyengat, nyamuk, lalat, becek, dekat sampah, merupakan gambaran yang terasa saat mendekati gubuk yang dihuni Endang di Kampung Pryang RT 03/01 Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan.
Setiap harinya, Endang ditemani dan dirawat oleh adik kandungnya Ijah (47) beserta kedua anaknya, Eriyanti (14) anak keduanya Desi (13).
"Ya gini aja, sehari-hari diam aja nggak ngapa-ngapain gak bisa beraktivitas karena kakinya sakit. Mandi pun tidak karena takut korengnya basah," ujar Ijah.
Endang pun harus rela lukanya terkena infeksi lantaran tempat tinggalnya yang kumuh dan banyak binatang tanah.
Bahkan Ijah beserta keluarga tidak mengetahui penyebab pasti dari koreng yang melanda kaki Endang dan nama penyakitnya tersebut.
"Sudah diperiksa di puskesmas terdekat mah cuma koreng saja. Tadinya khawatir diabetes kan, tapi ternyata darahnya bersih pas di tes," kata Ijah.
Ia melanjutkan, dalam pengobatan berjalannya Endang hanya mengonsumsi obat-obatan dari warung tanpa ada tenaga medis yang menangani.
"Ya nggak ada uang juga, makanan juga kadang ada kandang enggak," ujar Ijah.
Dirinya berharap mendapatkan perhatian dari Pemerintah Tangerang Selatan.
//
