Mengungsi ke Kota Makassar, Anak Korban Gempa dan Tsunami Palu Diperkosa Tiga Pemuda

"Setelah melancarkan aksinya, pelaku membawa korban ke depan rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah, korban merintih kesakitan dan ..."

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi korban pemerkosaan 

Baca: Fenomena Tanah Bergerak Saat Gempa di Palu dan Donggala, Begini Kisah Likuifaksi dalam Alquran

"Kami harus menemui keluarga dan mengirim berita," kata Abdy.

Perjalanan kembali tidak mudah.

Melewati puing-puing bangunan yang berserakan, jalan rusak, dan pikiran kacau mengingat nasib keluarga masing-masing.

Saat itu, kondisi sudah gelap. Mereka terus bergerak.

Baca: Suami Tewas Kecelakaan Saat Bersama Selingkuhan, Sang Istri: Biar Selingkuh Asal Tak Ditinggal Mati

Baca: Kuburan Anak Vampir Ditemukan Tim Arkeologi Italia, Mulutnya Disumpal Batu Berukuran Besar

"Sampai di Kelurahan Mamboro, kami melihat seorang ibu yang terjepit runtuhan bangunan. Kami berhenti dan membawanya ke tempat aman. Tampaknya ada tulang yang patah," tutur Ody.

"Kami sempat terjebak di Kelurahan Layana karena jalan tertutup. Terpaksa berhenti dan menunggu. Beberapa jam kemudian, ada iring-iringan kendaraan Brimob melintas yang membuka akses jalan. Akhirnya, sekira pukul 23.00 WITA, kami tembus Palu," kata Abdy.

Di Palu, Abdy menghadapi kenyataan keluarganya telah mengungsi.

Ketika bertemu, hanya ada isteri dan anak pertama.

Sedangkan anak kedua, Andra, hilang dengan posisi terakhir yang diketahui berenang di Hotel Golden Palu yang kena tsunami.

Hingga pagi, mereka mencari Andra. Setelah hampir putus asa, mereka pulang melihat kondisi rumah.

Tak lama kemudian, Andra muncul.

Anak SD itu rupanya lari ke gunung dan bermalam sendirian di sana hanya mengenakan celana renang.

Baca: Eks Kepala BAIS Buka Suara Soal Kasus Ratna Sarumpaet, Lalu Ucapkan Hal Ini

Baca: Pria Ini Ceraikan Sang Istri Usai Melihat Fotonya di Google Maps, Ini Potret dan Penjelasannya

Ada beberapa luka karena ditabrak motor saat lari.

Setelah memastikan keluarga semua selamat, hari itu juga mereka kembali ke "lapangan".

Kembali ke bekerja seperti biasa.

"Kami baru bisa mengirim berita pada hari kedua melalui saluran yang sangat terbatas. Alhamdulillah," kata Abdy.

Setelah memastikan berada di lokasi yang aman, mereka melihat ke arah tempat tadi berhenti di dekat Pelabuhan Pantoloan.

"Sudah rata dengan tanah. Rumah-rumah hancur dan berpindah tempat. Perahu dan kapal melintang di jalan. Di mana-mana terlihat penuh puing," tutur Abdy.

Pofesional dan kepala keluarga yang baik

Erick Tamalagi, tokoh masyarakat Palu dan salah seorang pendiri Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia yang tinggal di Palu dan mengalami langsung bencana tersebut, menjadi saksi bagaimana para jurnalis TV di Palu telah bekerja dengan sangat profesional.

Baca: Soeharto Ternyata Pernah Ungkap Soal Penerusnya Jadi Presiden Indonesia, Sampai Singgung Soal Hukum

Baca: Honda CRV Pasangan Selingkuh Terjun ke Jurang 200 Meter Jadi Tontonan, Evakuasi Butuh 3 Jam

"Apa yang dilakukan teman-teman para jurnalis tv di Palu, menurut saya, adalah kesadaran yang tinggi sebagai seorang jurnalis dan kepala keluarga. Kegigihan terus meliput dan mencari spot untuk mengirimkan gambar di saat jaringan internet sangat terbatas dan membagi perhatian untuk keselamatan keluarga yang berada di pengungsian, adalah perjuangan yang sangat patut kita hargai," kata Erick.

Erick terus bergerak membantu para korban.

Ia mendatangi berbagai lokasi hingga ke pelosok untuk mendistribusikan bantuan.

"Puji syukur keluarga saya selamat," kata Erick yang juga mengungsikan seluruh keluarganya ke rumah famili yang lebih aman.

Tokoh muda nasional asal Palu, M. Ichsan Loulembah, menjadi saksi kegigihan para jurnalis TV di Palu.

Baca: Video Cut Meyriska Berdempetan dengan Raffi Ahmad Beredar, Lalu Begini Tanggapan Si Artis

"Para jurnalis menuangkan laporan untuk melayani kemanusiaan dengan profesionalisme yang terjaga. Tanpa lelah, lupa melihat jam, mereka menyajikan suara dan gambar melalui televisi yang amat berarti bagi masyarakat. Hanya ini yang kami punya (untuk mereka): setulusnya ucapan terima kasih," tulis Ichsan.

Ichsan tinggal di Jakarta. Begitu mendengar gempa dan tsunami di kampungnya, ia berusaha pulang.

Tiba di Palu pada hari ketiga pasca-tsunami, Ichsan membuka posko "Sulteng Bergerak" di rumah ibunya, di Jalan Rajawali 24, untuk menyalurkan berbagai bantuan ke seluruh wilayah terdampak. (*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Mengungsi ke Makassar, Bocah Korban Gempa dan Tsunami Palu Diperkosa Tiga Pemuda

Baca: Ingat, Mengupil Ternyata Bisa Sebabkan Infeksi Paru-paru, Begini Penjelasannya

Baca: Waspada, Empat Elemen ini Bisa Sebabkan Kanker, Ada Dalam Area Kamar Tidur, dari Guling Hingga Gawai

Baca: Inilah Oymyakon, Desa Paling Dingin di Dunia, Begini Potret Daerahnya

Baca: Tak Hanya Datangi Rumah Suzanna, Luna Maya Ternyata ke Tempat Semedinya, Begini Potretnya

Baca: 6 Aktor Muda Ini Disebut-sebut Bakal Jadi Pengganti Shah Rukh Khan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved