Menelisik Jejak Masuknya Islam di Belitung, Dari Bangkai Kapal Sampai Bahasa Kuno

“Jadi mungkin sekali awak kapal itu yang pertama kali membawa Islam ke Belitung, minimal penduduk Belitung saat itu mungkin ..."

posbelitung.co/Wahyu Kurniawan.
Situs Batu Itam, keramik Cina abad ke-7-9 M/Dinasti Tang. Hasil pengangkatan BMKT di daerah perairan Batu Itam, Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). 

POSBELITUNG.CO - Sejarah masuknya Islam di Pulau Belitung, Provisni Kepulauan Bangka Belitung (Babel), masih menyisakan banyak misteri. 

Namun  penelitian terakhir menujukkan bahwa Negeri Laskar Pelangi sekurang-kurangnya sudah bersentuhan dengan Islam sejak abad ke-9.

Hasil carbon dating dari metode C14 menunjukkan bangkai kapal Belitung Shipwreck di perairan Batu Itam berasal dari tahun 700-tahun 900.

Demikian satu keterangan dari laporan hasil penelitian Kerajaan Balok (1616-1873) Sejarah dari Pulau Belitung yang diterbitkan oleh Kementrian Agama pada 2009 lalu.

“Dengan menggunakan data ini bisa diasumsikan bahwa masyarakat Bangka Belitung sudah bersentuhan dengan Islam setidak-tidaknya sejak abad ke-9,” tulis laporan tersebut.

Asumsi tersebut tidak berarti Islam sudah dianut oleh seluruh masyarakat di Pulau Belitung sejak abad ke-9.

Sebab belum ditemukan bukti-bukti arkeologis yang mendukung asumsi tersebut.

Jenis kayu pada Belitung Shipwreck mengarahkan kesimpulan bahwa kapal tersebut berasal dari kawasan timur tengah.

Pendapat umum memperkirakan kapal tersebut adalah milik pengusaha dari Oman dan berlayar ke Tiongkok pada sekitar tahun 830-an.

Pemerhati etno sains Belitong Marwan Hasan adalah salah satu yang mendukung asumsi masuknya Islam di Belitung pada abad ke-9.

Menurutnya terdapat beberapa komponen budaya Belitung yang terbilang kuno dan sulit diukur asal tahun kemunculannya.

Contohnya penggunaan istilah Haqulala, Haquladam, dan Haqulrasul dalam sistim sosial masyarakat di pedesaan.

Marwan meyakini istilah itu diserap dari bahasa Arab, bukan dari bahasa-bahasa di Nusantara.

“Jadi mungkin sekali awak kapal itu yang pertama kali membawa Islam ke Belitung, minimal penduduk Belitung saat itu mungkin sudah melihat bagaimana orang sholat, kemudian mereka berbaur sehingga saling mengenal satu sama lain,” kata Marwan.

Islamisasi saat itu lanjut Marwan mungkin saja tidak langsung terjadi.

Namun ia meyakini pasti ada jejak-jejak budaya yang ditinggalkan oleh para awak kapal tersebut.

Dari segi bahasa, terdapat satu kosa kata dari bahasa Belitung kuno yang hampir tidak dikenali sama sekali.

Kosa kata itu muncul dalam buku berjudul Tijdschrif voor indische Taal-, Land-En Volkenkunde jilid 34 terbitan tahun 1891.

Kosa kata itu ditulis ‘rilallah’. Padanan kosa kata tersebut dalam bahasa Melayu Riau ditulis radlija (baca: radliya).

Tokoh adat Desa Aik Ketekok Maharip (82) bahkan tak mengenali kosa kata tersebut.

Sedangkan kata dajal yang berarti nakal masih dikenalinya.

“Itu (rilallah-red) bahasa kuno benar, dak isak aku ngendengar e,” kata Maharip kepada Pos Belitung.

Maharip juga termasuk tokoh yang setuju pada asumsi yang mengatakan bahwa Belitung sudah bersentuhan dengan Islam sejak abad ke-9.

Menurutnya Islam di Pulau Belitung sudah begitu mengakar hingga masuk ke ranah kebudayaan masyarakat.

“Duluk ade pengulu kampung, selain jadi pemimpin dia juga tokoh agama, di kampong kamek duluk (kampung kami dulu) di Aik Nangkak, 30-40 urang belajar agama kan pengulu kampung,” kata Maharip.

Sistem sosial dalam masyarakat Belitung tempo dulu juga mengenal tiga tokoh sentral, yakni selain Pengulu Kampung, ada juga Dukun Kampung dan Lebai.

Menurut Maharip ketiga sosok tersebutlah yang menjalankan tugas Haqulala, Haquladam, dan Haqulrasul.

Berita ini merupakan hasil peneluruan pustaka dan wawancara Pos Belitung, Februari 2018.

Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kalian tentang kesejarahan Pulau Belitung.

(posbelitung.co/Wahyu Kurniawan)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved