Jembatan Laut Terpanjang di Dunia Hubungkan Hongkong, Makau dan Zhuhai Akhirnya Resmi Dibuka
Jembatan Laut Terpanjang di Dunia Hubungkan Hongkong, Makau dan Zhuhai Akhirnya Resmi Dibuka
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar | Editor: Teddy Malaka
POSBELITUNG.CO -- Jembatan laut terpanjang di dunia yang menghubungkan Hongkong- Makau- Zhuhai akhirnya dibuka, setelah diresmikan Presiden China, Xi Jinping, baru-baru ini.
Jambatan sepanjang 55 kilometer itu dilengkapi dengan terowong dasar laut yang menghubungkan Hong Kong ke Zhuhai dan Macau melewati muara Sungai Mutiara.
Jembatan senilai USD 20 miliar sebelumnya beberapa kali mengalami kendala hingga selama 9 tahun untuk menyelesaikannya.
Selain itu, sebagaimana dikutip dari bbc melalui laman siakapkeli, dalam pembangunan jembatan tersebut juga dilaporkan bahwa setidaknya 18 pekerja tewas selama jembatan ini diselesaikan.
Jembatan tersebut secara resmi dibuka pada hari Selasa dan dibuka untuk penggunaan umum dari hari Rabu pekan lalu.

Jembatan istimewa
Istimewanya jembatan ini ketika dibangun untuk menghubungkan tiga wilayah yang terletak di Cina selatan, yaitu Hongkong, Makau dan Zhuhai.
Selain itu, media internasional juga melaporkan bahwa jembatan itu dibangun untuk mampu bertahan ketika daerah-daerah dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan angin topan.
Fakta lain yang menarik, sebanyak 400 ribu ton besi telah digunakan untuk mempersiapkan jembatan. Jumlah yang sama diperlukan untuk menyiapkan 6 Menara Eiffel.
Menariknya, jembatan ini dibagi menjadi beberapa bagian dengan trek jalan berturap sepanjang 30 kilometer menyeberangi lautan di Pearl River Delta.
Untuk memungkinkan perairan dari kapal dagang, terowongan bawah laut sepanjang 6,7 kilometer juga dibangun menghubungkan dua pulau buatan.
Tujuannya dibangun
Pembangunan jembatan adalah bagian dari rencana pemerintah China untuk mewujudkan wilayah teluk yang mencakup Hongkong, Makau dan 9 kota besar lainnya.
Sampai saat ini, dilaporkan bahwa daerah-daerah ini dihuni oleh sekitar 68 juta orang.

Jembatan itu juga dibangun untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan oleh penduduk Zhuhai ke Hongkong dan sebaliknya.
Jika sebelumnya, melalui jalan biasa, perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam, dengan jembatan ini waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 30 menit.
Tidak semua berhasil
Meskipun jembatan ini dibuka untuk umum, namun sebenarnya tidak semua yang dibenarkan untuk menggunakan kemudahan tersebut.
Jika ada yang ingin menggunakannya, mereka harus mengajukan izin yang merupakan izin khusus yang tunduk pada kuota yang tersisa dalam sistem. Selain itu, semua kendaraan yang melaluinya mereka harus membayar tol.
Selain itu, operator jembatan juga tidak menyediakan transportasi umum sehingga pengguna terpaksa menggunakan angkutan umum yang disediakan oleh sektor swasta. Tidak ada rute kereta api yang disediakan.
Awalnya, pihak berwenang mengharapkan sekitar 9.200 kendaraan menggunakan rute tersebut.
Namun, harapan itu diturunkan setelah beberapa jaringan transportasi lain akan dibangun di wilayah tersebut.

Dikritik rakyat sendiri
Meskipun memegang rekor dunia sebagai jembatan laut terpanjang dan infrastruktur yang memberikan kemudahan kepada masyarakat, pemerintah China juga tidak lepas dari kritikan.
Selama masa konstruksi, sembilan pekerja tewas selama pembangunan di wilayah Hong Kong, sementara sembilan lainnya meninggal selama pembangunan di daratan China.
Angka kematian yang relatif tinggi ini menyebabkan jembatan ini disebut sebagai 'jembatan kematian'.
Bahkan, juga dilaporkan bahwa jumlah pekerja yang terluka juga mencapai ratusan orang.
Tak hanya itu, konstruksinya juga telah memicu kekhawatiran di kalangan pemerhati lingkungan.
Kelompok ini mengklaim bahwa konstruksinya dapat menyebabkan degradasi pada kehidupan laut di daerah sekitar termasuk spesies langka, lumba-lumba putih.

Dalam 10 tahun terakhir, jumlah lumba-lumba putih yang terlihat di perairan dekat jembatan berkurang dari 148 menjadi 48, dan sekarang benar-benar menghilang.
"Proyek ini telah menyebabkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki," kata Samantha Lee, perwakilan World Wildlife Fund (WWF) yang berbasis di Hongkong.
Pengembalian tidak pasti
Dengan biaya konstruksi yang menelan biaya sekitar USD 20 miliar (rute utama saja adalah USD 6,29 miliar / RM 26,19 miliar), tentu saja, diharapkan akan menghasilkan keuntungan besar.
Pemerintah China mengharapkan negara mendapatkan pengembalian hingga 10 triliun Yuan (USD 1,44 triliun / RM 4,75 triliun). Namun, angka itu ditolak oleh anggota parlemen di Hongkong.

"Saya tidak yakin bagaimana angka diperoleh jika jumlah kendaraan yang menggunakan mereka tidak begitu tinggi. Kenyataannya, jumlah laba yang didapat mungkin tidak dapat mengatasi biaya konstruksi," Tanya Chan, anggota parlemen di Hongkong.
Menurut perkiraan yang dibuat oleh pengamat internasional, jumlah total yang mampu dikutip dari jembatan tersebut seteiap hanya bisa sekitar USD 86 juta (RM 358 juta) saja.
Sementara para ahli memperkirakan biaya pemeliharaan jalan dan jembatan sendiri telah menelan 1/3 dari kutipan tersebut.
Kritik lain yang diterima yakni, banyak orang China sendiri berasumsi bahwa proyek itu akan menjadi 'Proyek Gajah Putih' atau proyek mega gagal.
Beberapa orang mengklaim bahwa jembatan itu dibangun sebagai simbol kekuatan pemerintah China yang ingin Hong Kong dan Makau terikat oleh China daratan.
Simak videonya di bawah ini:
(*)