Cap Go Meh Sebentar Lagi, Ini Fakta-fakta Menariknya hingga Ritual Berbau Mistis

Cap Go Meh, Ada Cerita Soal Gadis Wajib Lempar Jeruk ke Laut hingga Ritual Berbau Mistis

Penulis: Edy Yusmanto CC |
www.tionghoa.info
Nampak salah satu ritual Thang Sin atau sebutan lokalnya “ence pia” di daerah Manado 

 POSBELITUNG.CO - Perayaan Imlek tahun 2019 jatuh pada 5 Februari kemarin.

Sedangkan, Cap Go Meh baru akan dilaksanakan pada hari ke 15 setelah Imlek.

Jika dihitung 15 hari dari tanggal 5 Februari maka diprediksi Cap Go Meh akan berlangsung pada 19-20 Februari 2019.

Lalu seperti apa sebenernya Cap Go Meh itu sebenarnya.

Ada perayaan dan ritual apa saja dalam Cap Go Meh.

Bangkapos.com sudah merangkumnya dari sejumlah sumber mengenai Cap Go Meh.

Seperti apa fakta-fakta menarik terkait Cap Go Meh, simak di bawah ini :

1. Lempar Jeruk ke Laut

Dilansir dari wikipedia menyebutkan Cap Go Meh (Ejaan KBBI: Capgome; Hanzi) melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam).

Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.

Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion.

Di Asia Tenggara ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut - suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia.

2. 15 Hari atau Malam Setelah Imlek

Bangkapos.com melansir www.tionghoa.info menyebutkan Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di luar China.

Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harafiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”.

Bila dipenggal per kata, ‘Cap’ mempunyai arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ berarti malam. 

Perayaan Cap Go Meh atau Perayaan Lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut merayakan hari raya ini.

3. Penghormatan Kepada Dewa Thai Y

Di negara Tiongkok, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao (元宵节; Yuánxiāo jié) atau Festival Shangyuan. 

Perayaan ini awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai Yi.

Dewa Thai Yi sendiri dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M).

4. Gelar Kirab dan Lampu Lampion

Perayaan Cap Go Meh di tanah air kerap dilaksanakan di jalan raya dengan melakukan kirab.

Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut sistem penanggalan kalender Imlek. 

Upacara ini dahulu dilakukan tertutup hanya untuk kalangan istana dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat Tiongkok.

Upacara ini dilakukan pada malam hari; untuk itu perlu disiapkan penerangan dengan lampu-lampu lampion yang dipasang sejak senja hari hingga keesokan harinya.

Inilah yang kemudian menjadi lampion-lampion dan aneka lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan Cap Go Meh.

Kirab terakhir Kongco Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng Shen) di Tanjung Brebes Jawa Tengah, pada perayaan Cap Go Meh tanggal 29 Februari 1972. Sesudahnya, kirab/pawai seperti ini DILARANG oleh pemerintah
Kirab terakhir Kongco Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng Shen) di Tanjung Brebes Jawa Tengah, pada perayaan Cap Go Meh tanggal 29 Februari 1972. Sesudahnya, kirab/pawai seperti ini DILARANG oleh pemerintah (Foto oleh : sdr. Nie Soen Kie, alm; foto : kwankong.blogspot.co.id)

Ketika pemerintahan Dinasti Han berakhir perayaan ini menjadi lebih terbuka untuk umum.

Saat Tiongkok dalam masa pemerintahan Dinasti Tang, perayaan ini juga dirayakan oleh masyarakat umum secara luas.

Festival ini adalah sebuah festival dimana masyarakat diperbolehkan untuk bersenang-senang.

Saat malam tiba, masyarakat akan turun ke jalan untuk menikmati pemandangan lampion berbagai bentuk yang telah diberi berbagai hiasan.

5. Main Teka-teki dan Santap Makanan Khas

Atraksi barongsai yang selalu ada pada saat perayaan Cap Go Meh

Di malam yang disinari bulan purnama sempurna, masyarakat akan menyaksikan tarian naga (masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan ‘Liong’) dan tarian Barongsai.

Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan sebuah permainan teka-teki dan berbagai macam permainan lainnya, sambil menyantap sebuah makanan khas bernama Yuan Xiao atau Wedang Ronde. 

Tentu saja, malam tidak akan menjadi meriah tanpa kehadiran kembang api dan petasan.

Yuan Xiao sendiri adalah sebuah makanan yang menjadi bagian penting dalam festival tersebut.

Yuan Xiao atau juga biasa disebut Tang Yuan adalah sebuah makanan berbentuk bola-bola yang terbuat dari tepung beras.

Bila ditilik dari namanya, Yuan Xiao mempunyai arti ‘malam di hari pertama’. Makanan ini melambangkan bersatunya sebuah keluarga besar yang memang menjadi tema utama dari perayaan Hari Imlek.

6. Ritual Mistis

Perayaan Festival Cap Go Meh di Indonesia sendiri sangat bervariasi.

Perayaan biasanya dilakukan oleh umat kelenteng-kelenteng atau Wihara dengan melakukan kirab atau turun ke jalan raya sambil menggotong ramai-ramai Kio/Usungan yang didalamnya diletakkan arca para Dewa.

Bahkan di beberapa kota di tanah air seperti di daerah Jakarta dan di Manado, terdapat atraksi ‘lokthung‘ atau ‘thangsin‘ dimana ada seseorang yang menjadi medium perantara yang konon setelah dibacakan mantra tertentu dipercaya telah dirasuki oleh roh Dewa untuk memberikan berkat bagi umat Nya.

Mereka biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan atau menusuk bagian badannya dengan sabetan pedang, golok, dan lain sebagainya.

Sementara di Kalimantan, tepatnya di kota Pontianak dan Singkawang, atraksi ini disebut ‘Tatung‘.

(Bangkapos.com/Wikipedia/tionghoa.info)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved