Kenang Serangan Bom Di Surabaya, Briptu Muaffan Saat Sadar Badannya Penuh Darah dan Serpihan Daging

Peristiwa berdarah serangan bom yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) lalu kini Selasa (14/5/2019) nanti tepat satu tahun berlalu.

istimewa
CCTV yang merekam saat terjadinya ledakan di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) 

POSBELITUNG.CO-- Peristiwa berdarah serangan bom yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) lalu kini Selasa (14/5/2019) nanti tepat satu tahun berlalu.

Saat peristiwa itu diduga dua motor yang memasuki pintu gerbang Mapolrestabes Surabaya satu diantaranya membawa bom dan meledakkan diri di depan petugas.

Ada empat petugas yang bersiaga menghentikan kendaraan roda dua dan roda empat untuk mendapat pemeriksaan.

Ketika menghentikan dua motor, tidak lama kemudian motor tersebut meledak.

Anggota kepolisian yang berjaga menjadi korban. Terlihat ada empat petugas berjaga ditambah seorang petugas berpakaian biasa. Sedangkan empat pengendara tewas dalam serangan tersebut.

Satu diantaranya  anggota kepolisian tersebut yakni Briptu Ahmad Muaffan Alaufa. Ia terluka akibat menghadang motor pelaku hingga terkena serpihan ledakan bom yang terjadi di Polrestabes Surabaya saat itu. 

Muaffan terluka di bagian kepala, gigi dan telinga akibat ledakan bom dari para pelaku berkendara motor yang akan masuk ke Polrestabes Surabaya.

Dalam hitungan detik, Muaffan yang berada di depan motor pelaku terpental.

"Teman-teman saya menganggap saya sudah tidak ada, tidak selamat saat itu (meninggal) soalnya saya sudah tidak ada gerakan saat itu," kata Muaffan.

//

Polisi asal Blitar itu sempat tak sadarkan diri setelah mengadang motor pelaku.

Tubuhnya jatuh di antara motor dan jenazah pelaku yang tewas saat ledakan.

"Saya bingung waktu saya sadar beberapa menit. Saya ingatnya berdiri tapi kok tergeletak dan banyak darah," ungkap Muaffan saat ditemui di Satuan Tahti Polrestabes Surabaya, Sabtu (11/5/2019).

Jenazah teroris bom di Surabaya
Jenazah teroris bom di Surabaya (TribunJatim.com/Fatkhul Alamy)

Polisi yang berdinas selama tiga tahun di Polrestabes Surabaya ini mengaku, kembali tak sadar diri saat dibopong beberapa anggota polisi untuk dievakuasi ke ambulance.

"Saya sadar di ambulance. Saya sempat bingung lagi, kok badan saya penuh darah, penuh serpihan daging. Di depan saya ada AS, saat itu saya belum sadar kalau itu anak tersangka yang selamat. Dia merengek nangis di depan saya," kata Affan.

"Saya pikir badan saya yang hancur, penuh darah. Ternyata itu darah tersangka," kata Affan.

Muaffan mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

Dia mendapat pengobatan luka-luka dan pemulihan kondisi traumatik dari ledakan bom Surabaya.

"Gigi depan saya dua hancur, kepala bagian belakang dapat empat jahitan. Gendang telinga saya pecah dan telinga sebelah kiri bengkak" kata Affan.

Yesaya, satpam gereja yang menjadi korban bom bunuh diri di Surabaya.
Yesaya, satpam gereja yang menjadi korban bom bunuh diri di Surabaya. (Kolase TribunnewsBogor.com)

Ledakan di Surabaya

Pada bulan Mei, tepatnya taggal 13-14 Mei 2018 terjadi pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

Tiga tempat di bom, di antaranya tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan.

Selain itu, di hari yang sama, Kompleks Rumah Susun Wonocolo di Taman, Sidoarjo juga terjadi pengeboman.

Peristiwa itu terjadi pada malam pukul 20.00 WIB.

Terjadi ledakan di sebuah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, kawasan Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ledakan tersebut terjadi pada Blok B di lantai 5 dan terdengar hingga lima kali dan dikonfirmasi merupakan sebuah ledakan bom rakitan yang dibuat oleh penghuni rusunawa.

Weni melepas Evan dan Nathan, dua korban tewas akibat serangan bom di Surabaya
Weni melepas Evan dan Nathan, dua korban tewas akibat serangan bom di Surabaya (Facebook/Ezki Suyanto)

Di hari berikutnya Polrestabes Surabaya menjadi sasaran pengeboman berikutnya.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung, menyatakan bahwa pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 08.50 WIB, sebuah ledakan terdengar di depan Polrestabes Surabaya.

Berdasarkan rekaman CCTV, ledakan terjadi di pintu gerbang Polrestabes Surabaya ketika sebuah mobil minibus dan dua buah sepeda motor akan diperiksa petugas.

Ledakan berasal dari sebuah sepeda motor yang berada di belakang minibus tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setahun Serangan Bom di Surabaya: Briptu Muafan Kira Badannya yang Hancur, Ternyata Darah Tersangka

 
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved