Inilah Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya, Ternyata Kelebihannya

Inilah Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya, Ternyata Kelebihannya

EPA-EFE via Tribun Jogja
ILUSTRASI (Iran saat menjajal ujicoba rudal jelajah di Laut Oman) - Update serangan balas dendam Iran, gelombang kedua rudal hantam pangkalan AS di Irak, Rabu (8/1/2020). Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menhan AS: Kami Tidak Mencari Perang dengan Iran Tapi Kami Siap, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/01/08/menhan-as-kami-tidak-mencari-perang-dengan-iran-tapi-kami-siap?page=all. Editor: Hasanudin Aco 

Sementara itu, melansir NBC News, menurut Council on Foreign Relations (CFR), Pasukan Quds adalah bagian dari Garda Revolusi Iran.

Pasukan ini dibuat setelah revolusi Iran tahun 1979 untuk menjaga Republik Islam Iran.

Zuraida Hanum Akhirnya Ungkap Motif Pembunuhan Usai Bertemu dengan Putri Jamaluddin, Simak Video ini

Media-media barat menyebut satuan ini sebagai yang paling "misterius". Tak ada sumber resmi tentang berapa anggota dari satuan Quds Force.

Di masa lalu, media barat menyebut pasukan Quds Garda Revolusi Iran terlibat di berbagai konflik di Timur Tengah, bahkan hingga perang Balkan, dengan dukungan mereka kepada Bosnia.

"Pasukan Quds adalah elite yang dipilih dari berbagai anggota pasukan ideologis Garda Revolusi yang sudah elite," kata Abbas Milani, direktur studi Iran di Universitas Stanford.

Sebagai bagian dari Garda Revolusi, pasukan ini memiliki garis komando atau bertanggung jawab kepada pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, bukan kepada presiden Iran.

Dampak Kematian Soleimani

Melansir The Independent, kematian Soleimani tidak akan secara signifikan berpengaruh terhadap kekuatan dan kemampuan dari pasukan Garda Revolusi Iran yang memiliki struktur sangat kompleks.

Putri Delina Mimpi Didatangi Lina Sebelum Makamnya Dipindahkan, Lalu Tulis: Penyesalan Itu Selamanya

Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Aniseh Bassiri Tabrizi, peneliti dari Royal United Services Institute sebagaimana diberitakan NBC News.

"Kematiannya (Qasem Soleimani) tidak akan begitu mengganggu kapabilitas operasional Iran," ungkap Tabrizi.

Menurut Tabrizi, pasukan Quds ataupun Garda Revolusi Iran secara umum akan terus melanjutkan strategi sebelumnya dalam beberapa hal.

Iran pun bertindak cepat untuk menunjuk pengganti Soleimani, yaitu Esmail Ghaani.

"Salah satu hal yang menjadi keunggulan istimewa Soleimani adalah kemampuannya dalam mengatur dan menjaga hubungan. Kepribadiannya adalah sesuatu yang penting dalam hal ini. Jadi, ketika Soleimani pergi, pergantian yang dilakukan mungkin tidak akan mengembalikan karisma yang ia miliki pada orang lain," kata Profesor Stephen Biddel dari CFR sebagaimana dikutip NBC News.

Kumis Tebal Papa Online Sandiaga Uno ini jadi Sorotan Setelah Pulang Liburan di Amerika Serikat

Menlu Iran: kami membela diri

Sementara, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif juga menuliskan cuitan setelah serangan balas dendam terjadi.

Zarif mengatakan serangan dilakukan dalam rangka pembelaan diri, bukan untuk memulai perang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved