Respon Mahfud MD Terkait Lebih 6.000 WNI Ketahuan Jadi Teroris di Luar Negeri, Sebut Ada Risiko ini

Respon Mahfud MD Terkait Lebih 6.000 WNI Ketahuan Jadi Teroris di Luar Negeri, Sebut Ada Risiko ini

Tribunnews.com/Gita Irawan
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020). 

Respon Mahfud MD Terkait Lebih 6.000 WNI Ketahuan Jadi Teroris di Luar Negeri, Sebut Ada Risiko ini

POSBELITUNG.CO, JAKARTA -- Lebih dari 6.000 warga negara Indonesia yang teridentifikasi terlibat terorisme lintas batas atau foreign terrorist fighter (FTF).

Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan ( Menkopolhukam ) Mahfud MD, mereka tersebar di berbagai negara.

Hal itu disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius dan Direktur Jenderal Unit Penanggulangan Terorisme Jepang Shigenobu Fukumoto terkait deradikalisasi dan jaringan teroris internasional di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (10/1/2020).

"Dari Suriah saja kita punya 187 ( WNI), pokoknya lebih dari 6.000 warga kita di luar negeri yang sekarang diidentifikasi oleh negara yang didatangi sebagai teroris," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Pria ini Kaget, 5 Tahun Pelihara Bebek Tak Bertelur, Usai Disembelih Ada Telurnya Senilai Rp160 Juta

Mahfud MD menjelaskan, dari 187 orang FTF itu 31 di antaranya laki-laki, sisanya perempuan dan anak-anak. 

"Itu satu, coba yang ada di Suriah itu ada 187 orang kita di sana yang diduga orang Indonesia bergabung dengan teroris. Sebanyak 31 orang itu laki-laki. Sisanya itu perempuan dan anak-anak," kata Mahfud MD.

Terkait dengan pemulangan WNI yang terbukti tidak terlibat terorisme di Suriah tersebut, Mahfud mengatakan pemerintah masih harus membicarakannya terkait proses deradikaliasasinya.

"Kalau yang jelas terlibat teroris itu akan diadili di Suriah, itu silakan. Tapi yang bukan kan itu nanti dipulangkan di sini. Kalau dipulangkan ke sini nanti gimana. Orang berangkatnya saja tidak pamit. Terus bagaimana nanti deradikalisasinya kan itu harus dibicarakan," kata Mahfud MD.

Menurut Mahfud MD, FTF kini menjadi satu di antara sekian pokok bahasan pemerintah, karena mereka tetap harus dipulangkan ke Indonesia. 

Detik-detik Kematian Lina dari Olah TKP Diungkap, Saptono: Jatuh Tengkurap setelah Lepas Mukena

Mahfud MD mengatakan, skema pemulangan teroris lintas-batas ini perlu diperhatikan.

Dengan begitu, kata Mahfud MD, kepulangan mereka ke Indonesia tidak membahayakan keamanan dalam negeri.

Dalam penanggulangan terorisme lintas-batas, Pemerintah Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Penanggulangan Teroris Jepang.

Direktur Jenderal Penanggulangan Terorisme Jepang Shigenobu Fukumoto menyambangi kantor Mahfud, Jumat (10/1/2020) siang, untuk membahas kerja sama di bidang antiterorisme.

Tak hanya itu, penjajakan kerja sama juga menyasar program deradikalisasi.

Diduga Ratu Inggris Tak Pajang Foto Harry & Meghan Markle Jadi Penyebab Mundur dari Kerajaan Inggris

"Jadi banyak ya yang akan kita kerja samakan, bahkan akan ada forum tim bersamalah yang akan membicarakan terorisme dan pengamanan kawasan," kata Mahfud MD.

Pengamat Gerakan Islam dari UIN Jakarta, M. Zaki Mubarak menjelaskan kasus teror yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia salah satunya mencontoh apa yang dilakukan ISIS di luar negeri.

Termaksud di antaranya melibatkan perempuan dan anak-anak dalam melakukan serangkaian aksi teror dalam keadaan terdesak.

"Apa yang dilakukan di Indonesia punya referensi dari Suriah. Misalnya kejadian Thamrin itu menyontoh serangan ISIS di Perancis" ujarnya, Sabtu (16/11/2019).

Boneka Kayu Ini Bisa Jalan Sendiri hingga Dikira Cari Tumbal, Terbongkar Ternyata Begini Trik-nya

"Ketika di Suriah dan Irak, kelompok jihadis menggunakan perempuan dan anak-anak untuk melaksanakan aksi amaliah bom bunuh diri, maka di sini juga dicontoh. Dari segi ideologi mereka merujuk ke sana" lanjutnya.

Kata Pengamat

Pengamat Gerakan Islam itu mengatakan faktor lain dilibatkannya perempuan dan anak-anak dalam aksi teror dikarenakan kurangnya sumber daya karena banyaknya aktivis laki-laki yang masuk penjara dan tewas.

Hal tersebut menjadikan kelompok teror menggunakan sumber daya yang siap, termaksud mengajak perempuan dan anak-anak untuk melaksanakan aksi teror.

Bantah Jalin Asmara, Luna Maya Malah Kepergok Jalan-jalan ke Luar Negeri dengan Ryochin

"Karena kekurangan sumber daya, maka mereka melakukan justifikasi melalui ayat Alquran, perempuan dan anak-anak itu boleh dikerahkan untuk jadi jihadis mati syahid" ujarnya.

Zaki juga menyebut terlibatnya perempuan dan anak-anak menjadi strategi yang sederhana dan juga efektif untuk melakukan serangan teror, karena menurutnya anak-anak dan perempuan sulit terdeteksi oleh aparat.

"Anak-anak dan perempuan itu sulit dideteksi, karena aparat keamanan tidak memantau dan tidak menganggap mereka sebagai orang yang potensial melakukan aksi jihad" lanjutnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud MD: Lebih dari 6.000 WNI Terlibat Terorisme Lintas-batas dan  Tribunnews dengan judul Mayoritas WNI di Suriah yang Teridentifikasi Teroris adalah Anak-anak dan Perempuan dan juga telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Lebih 6.000 WNI Ketahuan Jadi Teroris di Luar Negeri, Mahfud MD Sebut Risiko Pemulangan ke Indonesia

Terungkap Ruben Onsu Ternyata Jalani Tes Kejiwaan Sebelum Angkat Betrand Peto Sebagai Anak

Kapal-kapal China Akhirnya Tinggalkan Natuna, Menlu China: Kami Harap Indonesia Tetap Tenang

Istri Hakim PN Medan ini Main Serong dengan Algojo Habisi Nyawa Suaminya, Ternyata Demi Harta 48 M

Umat Islam Wajib Tahu, Pentingnya Salat di Awal Waktu, Ternyata Berhubungan sama Kesehatan Tubuh Lho

Ruben Onsu sampai Nangis Bahas Polah Betrand ke Sarwendah, Beberkan Sikap Manja Si Anak: Kasihan

Dubai Tak Gentar Diancam Iran, Justru Pamer Senjata Pengusir Rudal dengan Pengoperasian Canggih ini

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved