Berita Pangkalpinang

BPBD Bangka Belitung Awasi 7 WNA Asal Bangladesh Diisolasi di Markas Jamaah Tabligh Pangkalpinang

Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus dipantau oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel

(Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)
Seputar Virus Corona 

BPBD Bangka Belitung Awasi 7 WNA Asal Bangladesh Diisolasi di Markas Jamaah Tabligh Pangkalpinang

POSBELITUNG.CO--Warga Negara Asing (WNA) yang berkunjung ataupun sudah terlanjur menginjakan kakinya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus dipantau oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung (Babel) Mikron Antariksa, sekaligus bertindak sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Babel,  demi mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19) pihaknya melakukan pengawasan ketat sesuai ketentuan yang berlaku.

"Penanganannya sangat ketat. Sesuai protokol yang berlaku bagi penanganan mereka (WNA). Kita awasi, ketika mereka ada sakitnya atau gejala mirip gejala Corona, kita ODP-kan status mereka," jelas Mikron kepada Bangkapos.com, Senin (23/3/2020).

Sementara terkait adanya delapan WNA Bangladesh yang diketahui satu diantaranya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dikatakannya, hingga saat ini keberadaan tujuh WNA Bangladesh berstatus ODP terus diawasi petugas kesehatan di Markas Jamaah Tabligh, Pangkalpinang.

"Setiap hari kami kunjungi mereka. Melihat perkembangannya seperti apa. Mereka diisolasi, tetap berada di sana. Tim dokter juga sudah mengambil sampel darah mereka untuk diperiksa," terangnya.

Sementara untuk satu WNA Bangladesh yang berstatus PDP, dikatakannya, masih terus dalam pengawasan hingga keluarnya hasil tes terhadap perkembangan statusnya kedepan.

Kepala BPBD Babel, Mikron Antariksa.
Kepala BPBD Babel, Mikron Antariksa. (Bangka Pos/Krisyanidayati.)

Mikron juga menuturkan, koordinasi antara pihaknya dengan gugus penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 di daerah sampai saat ini terbilang baik. Mengingat, update data yang dilakukan pihak daerah terus berjalan dengan data akurat dan pasti.

"Terus berlangsung. Mereka terus memberitahukan informasi terbaru dari daerah masing-masing. Cuma data itu memang biasanya masuk pukul 9 malam," sebutnya.

"Untuk jumlah PDP dan ODP kita saat ini ada 144 orang. Dengan rincian, 126 ODP, 18 PDP, 15 pasien dalam proses pemeriksaan dan 4 pasien dinyatakan negatif," ungkap Mikron.

Kisah Awal 8 Warga Bangladesh Masuk Belinyu

Sebelumnya kemarin Minggu (22/3/2020), Tim Kecamatan Belinyu dan Puskesmas setempat melakukan penyemprotan disinfektan ulang di sebuah masjid di Kecamatan Belinyu Bangka.

Penyemprotan bahan kimia pencegah penyebaran virus atau penyakit tersebut dilakukan terkait kedatangan delapan warga status Warga Negara Asing (WNA) Bangladesh, di antaranya diduga berpotensi terjangkit virus Corona (Covid-19).

Camat Belinyu, Syarli Nopriansyah kepada Bangkapos.com, Minggu (22/3/2020) mengatakan sejak kemarin pihaknya sudah menerima kabar soal delapan WNA yang dimaksud.

"Kemarin Jam 12.30, Tim Kecamatan Belinyu kebetulan melaksanakan kegiatan penyemprotan (semprot pertama) disinfektan di sana. Saat itu bertemu rombongan yang baru tiba dari Merawang..... Mereka masuk ke Indonesia via Thailand dan sempat bermalam di Jakarta dua malam," kata Syarli.

Setelah agenda penyemprotan disinfektan awal dan pertemuan pihak Kecamatan dan Puskesmas Belinyu terjadi kemarin, suasana menurut Syarli masih normal.

Hingga pada akhirnya beberapa jam setelah itu, ia mendapat kabar di antara delapan WNA ini mengalami demam atau panas tinggi kemudian muncul dugaan mengalami gejala Covid 19. 

"Kemudian saya selaku camat minta Puskesmas Belinyu mengambil data awal kondisi kesehatan delapan jemaaah tersebut. Ini kami berlakukan kepada seluruh masyarakat atau tamu yang datang ke Belinyu yang berasal dari luar Pulau Bangka," katanya.

Tim Kecamatan dan Puskemas Belinyu, dipastikan Syarli sudah bergerak cepat melakukan langkah awal sejak kemarin.

Tak hanya melajukan pendataan pada delapan WNA ini, namun juga merujuk satu di antara WNA yang tubuhnya mengalami demam atau panas tinggi ke Rumah Sakit Eko Maulana Ali di Belinyu.

"Sejak pertemuan itu akhirnya Tim Puskesmas turun dan mengambil data awal pada delapan WNA ini. Dari delapan WNA, satu di antaranya panas tinggi dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Eko Maulana Ali Belinyu, kemudian laporannya bahwa pasien ini kemarin sore dirujuk dari RS Eko dan dirujuk ke RS Depati Bahrin Sungailiat," jelas Syarli, menyebut satu di antara WNA ini baru sebatas dugaan Corona, namun secara akurasi, positif atau tidak, ia menyarankan wartawan konfirmasi ke dokter terkait.

Tak hanya itu, pihak kecamatan dan tim kemudian berupaya untuk segera mengevakuasi sisa WNA yang berada di Belinyu, ketika itu.

"Sehingga pukul dua pagi tadi setelah koordinasi dengan gugus kerja kabupaten dan gugus kerja provinsi, akhirnya sisanya lima orang yang ada di tempat ibadah itu dievakuasi," lanjut Syarli.

Syarli menegaskan, pihaknya pagi tadi kembali berkoordinasi dengan Gugus Babel untuk ditindak-lanjuti, terkait dugaan Covid 19 yang dimaksud.

"Yaitu untuk diawasi dan dikarantina tujuh orang (lainnya). Mereka (WNA Banglades) jumlahnya delapan orang, bukan tujuh....Hari ini kami menyemprot ulang (disinfektan) (di masjid yang ada di Kecamatan Belinyu)...," tegas Syarli memastikan kegiatan penyemprotan dilakukan oleh beberapa tim atau pihak, temasuk Ormas dan relawan di wilayah setempat.

Satu Warga Bangladesh Demam Tinggi

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka, Muhammad Ansori Muslim membenarkan ada delapan orang warga negara asal Bangladesh yang sedang menetap di Masjid Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

Saat ini delapan warga negara Bangladesh sudah diamankan karena di antara mereka diduga mengalami demam tinggi.

"Petugas dari Puskesmas Belinyu sudah mendatangi dan membawa warga Bangladesh yang sakit ini ke rumah sakit umum daerah Depati Bahrin Sungailiat. Warga Bangladesh ini masuk kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP). Nanti pihak Dinas Kesehatan yang bisa menetapkan status pastinya," kata Ansori saat jumpa pers di sela-sela kegiatan penyemprotan desinfektan di RRI Sungailiat, Minggu (22/03/2020).

Ditambahkan sementara ini tujuh orang temannya yang lain juga harus dilakukan evakuasi untuk dikarantina sesuai SOP dari Dinas Kesehatan untuk pencegahan Covid-19.

"Memang informasi soal warga Bangladesh yang diduga sakit ini sudah cukup vital di medsos dan juga kami sudah mendapatkan laporan ini dari Camat Belinyu. Status warga ini selanjutnya silahkan ke Dinas Kesehatan yang bisa menjelaskan teknisnya," imbuh Ansori.

WNA Bangladesh PDP Corona Sempat Minta Ekstra Puding

dr. Armayani Rusli  Sp.B
dr. Armayani Rusli Sp.B ((BANGKA POS/DEDY Q))

Direktur RSUP Ir. Soekarno Kepulauan Bangka Belitung dr Armayani Rusli mengatakan, pasien 03 warga negara asing (WNA) asal Bangladesh yang saat ini sedang diisolasi di RSUP Ir Soekarno masih dalam perawatan.

"Masih diberi oksidasi, karena dia menggunakan bahasa yang tidak kita mengerti, digunakan bahasa Bangladeh yang merawat menggunakan bahasa Bangka sehingga tidak tahu bisa mengerti sepenuhnya apa yang dia ucapkan," ungkap Armayani kepada Bangkapos.com, Senin (23/03/2020)

Dia mengatakan, pasien 03 dari Bangladesh tersebut termasuk pasien dalam pengawasan (PDP).

"Kemarin kita sudah periksa juga mereka itu delapan orang ternyata, kita sudah perikasa juga kelapangan di lokasi mereka di masjid yang berada Belinyu tempat pertemuan jamaah tabligh," ujarnya

Dia juga menuturkan, pihak rumah sakit juga sudah mengambil sample swab dan semua sample darah dari pasien 03.

"Sudah kita ambil semua sample darahnya, berikut sample swab nya juga sudah kita ambil pagi tadi, terus sudah kita kasih jus dia dan ekstra puding dia yang minta," tuturnya

Dia menambahkan, yang masuk dalam pasien isolasi dan berstatus (PDP) tersebut satu orang saja, sisa tujuh rekannya dalam pemantauan (ODP).

"Sisanya itu tetap kita monitor, cuma nanti kalau mereka menunjukan gejala positif sisanya itu kita pulangkan, kita laporkan ke Gubernur nanti prosedur-prosedurnya seperti apa," jelasnya

Jejak WNA Bangladesh Ditelusuri

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka, Muhammad Ansori Muslim mengatakan jejak asal delapan orang warga negara Banglades di Pulau Bangka saat ini sedang didalami Tim Gugus Kendali Covid-19 Kabupaten Bangka.

"Memang semalam satu warga Bangladesh sudah dibawa ke RSUD Depati Bahrin Sungailiat, sedangkan tujuh orang lainnya sudah dikarantina. Sementara ini jejak-jejak mereka sedang ditelusuri sudah kemana saja mereka selama berada di Pulau Bangka ini. Bila sudah diketahui selanjutnya masjid-masjid yang disinggahi mereka ini akan dilakukan sterilisasi," kata Ansori.

Diharapkannya masyarakat Kecamatan Belinyu saat ini jangan resah karena Masjid tempat mereka menginap semalam sudah dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan desinfektan," harap Ansori.

Virus Corona | Covid-19 - Cara Hidup Virus Corona (Covid-19), Dapat Bertahan di Cuaca Panas
Virus Corona | Covid-19 - Cara Hidup Virus Corona (Covid-19), Dapat Bertahan di Cuaca Panas (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Pemantauan Wabah Covid-19 di Kabupaten Bangka

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka, Muhammad Ansori Muslim mengungkapkan situasi pemantauan Virus Corona Desease atau Covid-19 di wilayah Kabupaten Bangka hingga Minggu (22/03/2020) tercatat ada 14 orang.

Rinciannya 10 orang dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP), 3 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 1 orang Pasien Negatif.

"Saat ini status Pasien Positif Covid-19 memang belum ada di Kabupaten Bangka namun kita tetap selalu waspada dan terus berusaha melakukan antisipasi penyebaran penularannya di Kabupaten Bangka," kata Ansori saat jumpa pers disela-sela kegiatan penyemprotan desinfektan di RRI Sungailiat, Minggu (22/03/2020).

Bagi warga Kabupaten Bangka yang diduga sudah melakukan interaksi seperti bersentuhan atau berdekatan dengan orang yang memiliki gejala-gejala pemantauan Covid-19 maka sesuai SOP harus dilakukan perhatian khusus.

"Selama 14 hari ke depan orang yang sudah melakukan interaksi dengan yang bersangkutan seharusnya dilakukan isolasi. Seperti orang yang baru pulang bepergian dari daerah atau negara yang sudah ditetapkan WHO maka orang ini masuk dalam kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan)," tegas Ansori.

(Bangkapos.com/Ramandha/Edwardi/Andini Dwi Hasanah/ Fery Laskari)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved