Virus Corona di Bangka Belitung
UPDATE, Satu Pasien Berstatus PDP Asal Bangka Selatan Meninggal, Belum Dipastikan Positif Corona
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Bangka Selatan yang sebelumnya dirawat di satu rumah sakit swasta di Kabupaten Bangka Tengah meninggal
POSBELITUNG.CO--Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Covid-19 di Bangka Belitung semakin bertambah.
Hingga Jumat (27/3/2020) total ada 259 ODP, 28 di antaranya telah selesai dipantau.
Sementara itu jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 19. Delapan PDP dinyatakan negatif Virus Corona, 11 di antaranya masih dalam proses pengawasan.
Namun satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Bangka Selatan yang sebelumnya dirawat di satu rumah sakit swasta di Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi menyebutkan pasien meninggal dalam usia 72 tahun.
Kendati demikian, Supriyadi belum dapat memastikan apakah PDP ini tutup usia dikarenakan Corona Virus Disease (Covid-19) atau karena penyakit lain.
"Kami belum dapat membenarkan apakah pasien ini meninggal karena Covid-19 atau bukan karena memang hasil laboratorium belum keluar dari Jakarta," kata Supriyadi pada Jumat (27/3/2020).
Supriyadi melanjutkan hasil laboratorium terhadap PDP akan diketahui sekitar 4-5 hari mendatang..
"Kita berharap agar meninggalnya PDP ini tidak berhubungan dengan Covid-19," ungkapnya.
Terkait dengan kematian ayahnya yang juga telah ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Bangka Selatan, seorang anggota keluarga yang tak ingin namanya disebutkan menceritakan kronogis ketika ayahnya saat kembali ke Kabupaten Bangka Selatan.
Dihubungi melalui panggilan telepon pada Jumat, (27/3/2020) sore, ia menyatakan ayahnya kembali ke Bangka Selatan sejak Rabu, (18/3/2020) lalu dan tanpa ada masalah kesehatan.
"Ayah saya pulang ke rumah dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa ada kendala, namun memang agak sedikit ada keluhan badannya agak dingin," ungkapnya kepada Bangkapos.com.
Esok hari ayahnya mengalami kondisi yang lemas dan suhu tubuhnya demam, kemudian diinisiasikan untuk di bawa ke rumah sakit.
"Awalnya kami mau membawa ayah kami ke RSUD Kabupaten Bangka Selatan, namun kondisi ayah kami tidak begitu kuat untuk duduk sehingga ayah kami minta istirahat saja di rumah dulu," jelasnya.
Bahkan kemudian di sore hari, dirinya mengaku ingin membawa ayahnya ke praktik dokter di Kecamatan Toboali, namun tetap tidak bisa karena kondisi ayahnya yang tidak begitu kuat.
Alih-alih berharap kondisi ayahnya membaik, pihak keluarga ternyata mengetahui kondisi ayahnya yang merupakan seorang tokoh agama memburuk dan terjatuh dari kursi ,sehingga terpaksa dilarikan ke Pusyandik Toboali pada Jumat pagi (20/3/2020).
Selama lebih kurang empat hari, sosok ini menyebutkan ayahnya dirawat di Pusyandik Toboali dengan pelayanan maksimal bahkan dengan menggunakan ruang isolasi.
"Saat masuk ke pusyandik ayah saya dicek tekanan darahnya, tekanan darahnya pun terbilang tinggi serta mengalami sesak nafas sehingga harus dibantu dengan oksigen," ceritanya
Setelah mendapat perawatan selama 3 hari di pusyandik, kondisi ayahnya mulai membaik, dan sudah tidak pake selang oksigen.
Hari ke-4, dokter sudah membolehkan ayahnya untuk dibawa pulang dan menjalani rawat jalan dengan tetap dipantau oleh dokter.
Dua hari kemudian, dokter yang memantaunya merekomendasikan pihaknya untuk rontgen paru di Pangkalpinang.
"Pagi kemarin kami bawa ayah kami ke RS Siloam untuk cek paru dan sempat ditanyakan oleh pihak RS tentang riwayat perjalanan sehingga ditetapkan sebagai PDP dan langsung discreening bahkan sempat di CT Scan sebelum diisolasi," ceritanya.
Bahkan dari situlah pihak keluarga mengetahui keadaan orang tua mereka yang ternyata mengarah kepada infeksi Covid-19, namun belum dapat dipastikan 100% karena harus melakukan uji laboratorium di Jakarta dan butuh waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya positif atau tidak.
Dikarenakan kondisi ayahnya yang semakin kritis, akhirnya pada Jumat, (27/3/2020) pukul 04.30 WIB ayahnya menghembuskan nafas terakhir dan langsung dikebumikan di Kecamatan Toboali.
Penjelasan Pihak RS Siloam
Terkait dengan meninggalnya satu pasien dalam pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Siloam Bangka Tengah, Business Development Division Head RS Siloam Bangka Tengah, Yohan Gusanto membenarkan hal tersebut.
"Iya, jenazah sudah dimasukan ke peti dan sekarang dibawa oleh keluarga. Prosedur sudah kami lakukan sesuai dengan protap dari Kemenkes dan sudah dilakukan koordinasi dengan dinkes dan keluarga," ungkap Yohan saat dikonfirmasi Bangkapos.com, Jumat (27/3/2020).
Diakuinya, pasien diisolasi di area yang telah disediakan di luar gedung rumah sakit.
Pasien ini masuk sejak Kamis (26/3/2020) kemarin siang.
"Pengambilan sampelnya belum sempat dilakukan, jadi tidak bisa dipastikan corona atau tidak. Sejauh ini kondisinya karena adanya masalah dengan paru-paru pasien," jelasnya.
Yohan menambahkan pasien datang sendiri ke Unit Gawat Darurat (UGD) dengan adanya keluhan kesehatan.
Penjelasan Kadinkes Bangka Selatan
Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Bangka Selatan yang sebelumnya dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi menyebutkan pasien meninggal dalam usia 72 tahun.
Kendati demikian, Supriyadi belum dapat memastikan apakah PDP ini tutup usia dikarenakan Corona Virus Disease (Covid-19) atau karena penyakit lain.
"Kami belum dapat membenarkan apakah pasien ini meninggal karena Covid-19 atau bukan karena memang hasil laboratorium belum keluar dari Jakarta," kata Supriyadi pada Jumat, (27/3/2020).
Supriyadi melanjutkan hasil laboratorium terhadap PDP akan diketahui sekitar 4-5 hari mendatang.
"Kita berharap agar meninggalnya PDP ini tidak berhubungan dengan Covid-19," imbuhnya.
Warga Jangan Panik
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi meminta warga Kabupaten Bangka Selatan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara keseluruhan untuk tidak panik.
Permintaan ini disampaikannya terkait dengan adanya warga Kabupaten Bangka Selatan yang meninggal dunia baru-baru ini.
Menurut Supriyadi, meskipun pasien tersebut meninggal dunia berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19, dirinya belum dapat memastikan apakah pasien tersebut negatif ataupun positif Covid-19.
"Kami belum bisa mendetailkan apakah almarhum ini positif atau negatif karena semua ada prosesnya," ujar Supriyadi pada Jumat, (27/3/2020).
Untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 ini, Supriyadi meminta agar warga tidak lagi melakukan atau mengurangi hal-hal yang membuat kerumuman ataupun perkumpulan.
Supriyadi mengajak semua masyarakat untuk mematuhi himbauan yang diberikan oleh pemerintah..
Banyak berdiam diri di rumah, melakukan social distancing, sering cuci tangan dengan sabun pakai air mengalir, menjaga kesehatan diri dengan baik melalui pola makan yang seimbang, olahraga yang cukup disertai stirahat yang cukup.
"Kami juga berharap agar warga rajin membersihkan tubuh minimal rutin mencuci tangan untuk mencegah penyebaran Covid-19," sarannya.
Masih Menunggu Hasil Laboratorium
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Babel, dr Astrid, menjelaskan terkait satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sudah diambil sampel oleh pihak laboratorium Dinas Kesehatan Babel.
Pasien dengan status PDP tersebut, dikatakan Astrid, semulanya sempat dinyatakan sembuh, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Hingga saat ini mereka juga belum bisa mengetahui apakah pasien positif atau negatif corona, karena masih menunggu hasil laboratorium.
"Masuk ke RS Siloam kemarin, kita sudah mengambil sampel hari ini untuk langsung dilakukan pengiriman agar bisa diketahui hasilnya,"kata dr Astrid yang juga Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Babel, kepada wartawan, Jumat (27/3/2020) di Posko Gugus Tugas Covid-19
Dia menambahkan, pasien tersebut sempat dirawat di Pusyandik Toboali, Bangka Selatan dan dinyatakan sembuh.
"Ceritanya pasien sempat dirawat di Pusyandik Basel Minggu lalu, kita mau ambil sampel, pasien sudah sembuh dan pulang waktu disana, yang mengambil sampel belum sempat kesana mengambil sampel karena sudah sembuh dan pulang,"lanjutnya.
Namun, pada saat pasien dibawah ke RS Siloam petugas laboratorium, kembali mendatangi pasien, menyampaikan bahwa pasien tersebut merupakan pasien terdahulu yang belum sempat diambil sampel swabnya.
"Begitu tim kami turun mengambil sampelnya, ternyata pasien ini yang di Basel, sama, karena hanya sebagai petugas lap, mereka tidak menanyakan apa saja, tidak sampai ke situ," jelasnya.
Sementara, Direktur Depati Hamzah, Fauzan, mengatakan kondisi pasien
sudah sangat buruk dengan riwayat pernah melakukan perjalanan dari Medan menghadiri acara keagamaan.
"Permah menghadiri acara keagaaman di Medan dalam kondisi sudah kurang bagus, namun tidak bisa dikaitan permasalahan tersebut dikategorikan masuk kategori melihat riwayat perjalanan, tetapi belum bisa dipastikan, karena dulu juga ada pasien yang pulang Umroh dengan sakit paru-paru disiolasi, namun hasil pasienya negarif, ini kemungkinan PDP, tetapi belum pasti ke arahkan Covid," jelas Fauzan.
Penyemprotan Desinfektan
Sebagai langkah untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), Kapolres Kabupaten Bangka Selatan, AKBP S Ferdinand Suwarji mengusulkan adanya penyemprotan disinfektan ke semua wilayah di Kabupaten Bangka Selatan secara serentak.
Dirinya mengusulkan sekaligus mengajak semua pihak baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan hingga struktural terendah di Pemerintahan Desa se-Kabupaten Bangka Selatan untuk bersama-sama sehari penuh secara serentak untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
"Saya harap usulan kami dari kepolisian ini dapat terlaksana deki mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah kita ini," kata AKBP Ferdinand pada Jumat, (27/3/2020).
AKBP Ferdinand berharap dengan meluangkan waktu selama sehari secara serentak untuk melakukan penyemprotan dapat mengatasi adanya kemungkinan penyebaran Covid-19 yang mengkhawatirkan saat ini..
Selain itu, AKBP Ferdinand juga berharap agar pemerintah dan semua pihak bersama-sama turut fokus kepada upaya untuk melakukan penyemprotan.
"Mari kita luangkan waktu kita satu hari untuk penyemprotan, pasti manfaatnya besar sekali untuk semuanya," terangnya.
(Bangkapos.com/Jhoni Kurniawan/Cici Nasya Nita/Riki Pratama)
