Aksi Warga Mengharukan, Teriaki Semangat Remaja 14 Tahun yang Dijemput Petugas karena Positif Corona

siapa sangka dari kejauhan beberapa warga rupanya memberikan dukungan yang menyentuh hati. Terdengar beberapa kali teriakan "semangat" ke si pasien...

Kompas.com/Junaedi
Warga beri dukungan moral untuk remaja 14 di Majene yang dinyatakan positif corona 

VIRAL Warga Teriaki 'Semangat' untuk Remaja 14 Tahun yang Dijemput Petugas karena Positif Corona

POSBELITUNG.CO -- Masyarakat Majene, Sulawesi Barat punya cara tersendiri untuk memberikan dukungan moral bagi warganya yang menderita Covid-19.

Di saat daerah lain memilih untuk mengusir warganya yang positif corona, namun tidak untuk warga Majene Sulawesi Barat.

Perlakuan mereka untuk remaja 14 tahun terinfeksi virus corona ini justru begitu mengharukan.

Bukannya mengusir, warga di Majene,Sulawesi Barat justru memberikan semangat untuk remaja 14 yang dijemput petugas karena positif corona.

Meski memberikan dukungan moral, namun para warga tetap berwaspada saat beberapa petugas menjemput penderita Covid-19 itu.

UPDATE Corona ASEAN 31 Maret 2020, Kasus Terbanyak di Malaysia, Kematian Tertinggi di Indonesia

Beberapa tetangga remaja 14 tahun tersebut tetap berada di rumah mereka masing-masing saat petugas melakukan evakuasi.

Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020).(AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT) (AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT)
Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020).(AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT) (AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT)

Namun siapa sangka dari kejauhan beberapa warga rupanya memberikan dukungan yang menyentuh hati.

Terdengar beberapa kali teriakan "semangat" saat si pasien dibawa masuk ke ambulans.

Video proses evakuasi itu kemudian menyebar di media sosial.

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat Muhammad Alif membenarkan adanya pasien positif virus corona yang dijemput dari rumahnya pada Minggu (29/3/2020).

Kisah Pasangan Lansia Menikah di Rumah Sakit di Tengah Corona, Kenal Lewat Medsos Lalu Jatuh Cinta

"Iya, betul. Pasien yang dari Majene dinyatakan positif," ungkap Alif yang juga Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Sulawesi Barat, usai menggelar konferensi pers, Senin (30/3/2020).

Alif mengatakan, proses evakuasi berjalan lancar.

Keluarga pasien dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya bersikap kooperatif saat penjemputan berlangsung.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Rahmat Malik, warga yang dijemput itu merupakan temuan pertama orang terinfeksi virus corona di Majene.

Warga tersebut merupakan santri salah satu pondok pesantren di Bogor, Jawa Barat.

Menurut Rahmat, warga berusia 14 tahun itu sudah berada dalam pemantauannya saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar karena mengalami demam tinggi.

Hindari Corona, Raja Thailand Sewa Semua Kamar Grand Hotel Jerman Buat Isolasi diri Bersama Selirnya

"Tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Rabu (25/3) sore.

Saat screening, suhu tubuhnya tinggi di atas 38,5 derajat celsius, ada gejala batuk, flu, dan gatal pada tenggorokan," jelas Rahmat.

Situasi saat remaja 14 tahun penderita Covid-19 asal Majene dijemput petugas (Kompas.com/Junaedi)
Situasi saat remaja 14 tahun penderita Covid-19 asal Majene dijemput petugas (Kompas.com/Junaedi)

Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar, pasien ini sempat membaik dan diperbolehkan pulang ke Majene.

Belakangan, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin mendapat informasi pasien itu positif terinfeksi virus corona.

Rahmat kemudian menugaskan Tim Gugus Tugas PenangananCovid-19 Majene mendatangi rumah pasien dan memintanya untuk tidak keluar rumah.

"Dia tiba di rumahnya Sabtu (28/3/2020) malam.

Kami minta untuk tidak keluar rumah sambil menunggu tim medis dari provinsi menjemputnya," ujarnya.

Pasien itu pulang ke Majene dengan mobil pribadi, berlima dengan keluarganya.

Empat keluarga lainnya untuk sementara diisolasi di rumah.

Bupati Majene Fahmi Massiara menegaskan akan memenuhi seluruh kebutuhan hidup keluarga tersebut selama menjalani masa isolasi di rumahnya.

"Keluarga ditangani tim gugus, akan terus dimonitor," ucap Fahmi.

Hingga Minggu (30/3/2020), jumlah pasien positif corona di Indonesia berjumlah 1.285 yang tersebar di 30 provinsi.

Sebagian artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Kala Warga Berikan Semangat untuk Pasien Positif Virus Corona yang Dijemput dari Rumahnya

Kisah Pilu Jenazah Korban Corona di Gowa Ditolak Warga untuk Dimakamkan, Mobil Ambulans Diusir

Berbeda dengan warga di Majene yang memberikan dukungan moral bagi penderita corona.

Masyarakat di Gowa Sulawesi Selatan justru terang-terangan menolak jenazah korban corona untuk dimakamkan di pemakaman umum.

Tak hanya menolak jasadnya untuk dikubur di pemakaman setempat, Naas, warga juga tega mengusir ambulans yang membawa jenazah korban.

Jenazah pasien yang sejak beberapa hari menjalani isolasi di ruang perawatan RS Wahidin Sudirohuso Makassar dalam status PDP Covid-19 meninggal dunia pada Minggu (29/3/2020) pukul 02.50 Wita.

Petugas penggali kubur tengah mengangkat peti mati pasien virus corona di TPU Tegal Alur ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)))
Petugas penggali kubur tengah mengangkat peti mati pasien virus corona di TPU Tegal Alur ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)))

Pasien berinisial AR (52) ini diketahui merupakan warga Kabupaten Gowa yang rencananya akan dimakamkan di pemakaman Baki Nipanipa, Kecamatan Manggala, Makassar.

Warga sekitar lokasi pemakaman menolak bahkan mengusir paksa ambulans yang membawa jenazah korban.

Saat dihubungi Kompas.com, pihak keluarga mengaku pilu dan merasa bingung.

Tak hanya merasa pedih ditinggal orang tersayang, kini mereka juga harus melihat jenazah masih terlantar begitu saja.

Dengan pilu mereka bertanya akan memakamkan dimana anggota keluarga mereka yang berstatus PDP virus corona tersebut.

"Warga menolak pemakaman bahkan mengusir kami lantas akan dimakamkan di mana keluarga kami" kata JR, keluarga korban melalui pesan singkat kepada Kompas.com.

Jenazah korban Covid-19 saat ini dikembalikan ke RS Wahidin sambil menunggu hasil koordinasi pihak pemerintah setempat. 

Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan membenarkan kejadian itu.

"Kami koordinasi dulu dengan seluruh pihak baik pemkab maupun provinsi bagaimana pemakamannya," ujar Mangatas Tambunan yang dihubungi Kompas.com. (*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Warga Tolak Jenazah Pasien Positif Covid-19, Tak Boleh DImakamkan dan Ambulans Diusir dan juga  telah tayang di TRIBUNSTYLE.COM dengan judul VIRAL Warga Teriaki 'Semangat' untuk Remaja 14 Tahun yang Dijemput Petugas karena Positif Corona

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved