Virus Corona di Belitung

SKB Jadi Tempat Isolasi Corona, Juhri Tegaskan Belum Ada Pasien yang Dirawat

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) rencananya bakal digunakan sebagai tempat isolasi bagi orang dalam pemantauan.

Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Kepala UPT SPNF SKB Belitung sekaligus Kabid PAUD dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Juhri. 

POSBELITUNG.CO--Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) rencananya bakal digunakan sebagai tempat isolasi bagi orang dalam pemantauan.

Plt Kepala UPT Sarana Pendidikan Non Formal (SPNF) SKB Belitung Juhri mengatakan saat ini belum ada yang menginap atau diisolasi di tempat tersebut.

"Kami baru dalam tahap persiapan lokasi gedung dengan agenda pembersihan dan perapian yang akan digunakan dalam keadaan darurat hanya bagi warga yg berstatus orang dalam pemantauan. Bukan pasien dalam pengawasan," jelas Juhri kepada Posbelitung, Senin (30/3/2020) malam.

"Saya informasikan bahwa saat ini di UPT SPNF SKB Belitung belum ada yang nginap atau diisolasi," tegasnya.

Buat digunakan sebagai tempat isolasi bagi orang dalam pemantauan menurutnya banyak yang harus dipersiapkan sesuai standar prosedur penanganan pencegahan penyebaran virus covid-19.

Seperti ruang inap yang dilengkapi AC (air conditioner) dan pemanas air untuk mandi, serta peralatan medis dan petugas medis juga aparat keamanan.

Untuk itu menurutnya, banyak langkah yang masih harus dilakukan.

Sebelumnya terdapat keberatan dari warga setempat dijadikannya SKB sebagai tempat isolasi. Penolakan tersebut dikarenakan SKB dianggap dekat dengan pemukiman warga.

Namun dia mengimbau, warga hendaknya tidak panik atau tidak menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan serta kecemasan.

"Jadi sekali lagi saya tegaskan belum ada orang yg diinapkan atau diisolasi di UPT SPNF SKB Belitung," kata Juhri.

Satu Pasien di Belitung Positif Covid-19 

Diberitakan sebelumnya satu pasien di RSUD H Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Senin (30/3/2020) dinyatakan positif covid-19.

Pasien tersebut disebut pasien nomor 34, dan berjenis kelamin laki - laki, dengan usia 54 tahun.

Pasien ini dinyatakan positif, setelah sampel swab tenggorokan dilakukan pengujian laboratorium di Kementerian Kesehatan.

Sampel pasien nomor 34 ini, melakukan uji laboratorium bersamaan dengan sampel pasien nomor dan nomor 37.

Namun untuk dua sampel tersebut dinyatakan negatif dari hasil uji laboratorium.

"Jadi hasil pemeriksaan yang kami terima, satu orang positif, dan dua negatif. Kami masih menunggu hasil lainnya, masih ada 6 sampel yang belum keluar, 4 orang berstatus PDP dan 2 orang ODP," ungkap Bupati Belitung H Sahani Saleh (Sanem), senin (30/3/2020) saat melakukan konfrensi pers.

Satu orang pasien positif ini, adalah pasien pertama posotif covid-19 di Provinsi Bangka Belitung, dan menjadikan Provinsi Bangka Belitung menjadi Provinsi ke 31 terjangkit kasus xovid-19.

"Kepada masyarakat, kami minta jangan panik dan tetap waspada serta mengikuti instruksi pemerintah. Tidak ada yang menimbun makanan, karena stok untuk logistik kita masih cukup untuk tiga bulan kedepan," ucapnya.

Pasien nomor 34 ini, disebut-sebut berstatus salah satu pimpinan instansi vertikal di Kabupaten Belitung.

Bupati Belitung enggan menyebutkan nama kantor tempat pasien momor 34 ini bekerja, dan hanya menyebut kantor 'X'.

Sanem menceritakan, pasien nomor 34 ini kali pertama datang ke UGD RSUD H Marsidi Judono tertanggal 23 Maret 2020, pukul 20.00 WIB, langsung menuju covid center di Gedung Isolasi A. 

Di situ pasien yang pernah melakukan perjalanan ke local transmission di Pulau Jawa tersebut, melakukan pemeriksaan standar dan dilakukan pengambilan swab tenggorokan pertama.

Saat itu, pasien dinyatakan ODP, lantaran kondisi pasien masih baik, dan pasien di pulangkan untuk diminta datang kembali ke RSUD H Marsidi Judono tanggal 25 Maret 2020 pukul 09.00 WIB, untuk pengambilan swab kedua.

"Di situ ternyata hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan ada tanda-tanda pneumonia, sehingga pasien 034 dinaikkan statusnya menjadi PDP, dan diisolasi di Gedung Isolasi B,"  ungkap Sanem.

RSUD Marsidi Judono Sudah Tangani 56 Orang

Bupati Belitung H Sahani Saleh (Sanem) mengatakan, sekarang ini RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung sudah mencatat 56 orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Namun yang dilakukan pemeriksaan swab tenggorokan, hingga sekarang baru 21 orang. Rinciannya 9 pasien ODP negatif, 6 PDP negatif dan 1 orang PDP positif, dan 4 pasien masih menunggu hasil, yaitu 1 orang PDP dan 3 orang ODP.

"Kalau untuk yang dirawat, sekarang ada 6 orang pasien, yaitu 4 orang pasien PDP, 1 pasien ODP dan 1 pasien positif. Pasien-pasien yang dirawat semua dalam kondisi stabil dan perbaikan," jelas Sahani Saleh, Senin (30/3/2020).

Sekarang ini, RSUD sudah melakukan pemeriksaan terhadap 22 orang, yang secara keseluruhan adalah pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Belitung dengan pemeriksaan Rapid Test Antibodi Antigen kepada orang yang memiliki kontak dengan pasien nomor 34.

Apabila negatif, maka para ODP tersebut akan diisolasi mandiri di rumah dan diawasi ketat terhadap gejala-gejala yang mungkin timbul, lantaran masih dalam masa inkubasi.

"Bagi yang positif akan langsung diisolasi di gedung isolasi C untuk diambil swab tenggorokan, dan diperiksa dengan metode PCR," bebernya.

Ilustrasi, Perawat dengan pakaian khusus, merawat satu orang pasien yang diisolasi di rumah sakit
Ilustrasi, Perawat dengan pakaian khusus, merawat satu orang pasien yang diisolasi di rumah sakit (kompas.com)

22 Pegawai BNNK Belitung Diperiksa

Seluruh pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Belitung, senin (30/3/2020) melakukan Rapid Test Antibodi Antigen di RSUD H Marsidi Judono Kabupaten Belitung.

Hasilnya, 22 orang pagawai tersebut dinyatakan negatif terjangkit virus corona.

"Jadi tadi bukan 24 orang, tapi 22 orang, semua sudah dilakukan pengecekan dan hasil nya negatif semua. Tapi ini bukan menjamin mereka tidak terjangkit, karena masih ada pemeriksaan kedua," kata Direktur RSUD H Marsidi Judono Kabupaten Belitung dr Hendra kepada posbelitung.co, senin (30/3/2020).

Pemeriksaan kedua akan dilakukan tertanggal 10 April 2020 mendatang atau 10 hari setelah pemeriksaan pertama.

"Jadi nanti diperiksa lagi untuk memastikan hasilnya. Sementara mereka kami pulangkan semua untuk dilakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Apabila ada gejala, seperti demam, panas, batuk dan sesak nafas, sebelum 10 hari kedepan, maka kami minta untuk datang kembali," jelas dr Hendra

Mereka diminta untuk datang kembali agar bisa melakukan pemeriksaan secara intensif, dan melihat secara detail gejala yang dihadapi sehingga bisa diketahui positif atay negatif terjangkit virus corona.

"Sosial distencing dan isolasi diri sekarang sangat penting, karena baik yang ada gejala maupun tidak ada gejala, misalkan yang bergejala imun nya masih kuat, seperti anak muda, dia tidak apa-apa, tapi ini yang sangat mengkhwatirkan karena bisa menularkan kemana-mana," tegas Hendra.

Namun, lanjut dia, kepada orang tua, atau imun yang sudah berkurang, maka akan menimbulkan gejala.

"Ya seperti demam, dan segala macam,"  kata Hendra.

Kantor BNN Dikosongkan dan Dijaga

Sementara itu, untuk kantor BNN Kabupaten Belitung sekarang ini dalam keadaan dikosongkan dan tidak boleh satu orang berada di kantor tersebut.

Kantor ini akan di jaga oleh Satpol PP dan TNI/Polri.

"Adanya pasien positif ini mengingatkan kita untuk tidak keluar, bagi yang tidak penting, dan tidak boleh ada yang bekerja dikantor itu sampai tes terakhir selesai. Pemetaan akan terus kami lakukan, dan siapa yang kontak fisik dengan pasien ini masih terus dilakukan tracking, dan kami dorong untuk melakukan rapid test sekarang," kata Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie. 

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari/Dede Suhendar/Disa Aryandi)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved