Presiden Filipina Duterte Ancam Penganggu Lockdown: Saya Perintah Polisi Tembak Mati Mereka
Mereka mengklaim belum menerima paket makanan dan pasokan bantuan lainnya sejak lockdown dimulai lebih dari dua minggu lalu.
Kelompok-kelompok aktivis mengecam penangkapan itu dan mendesak pemerintah untuk mempercepat pembebasan bantuan tunai, yang dijanjikan di bawah program perlindungan sosial 200 miliar peso (US$ 4 miliar) untuk membantu keluarga miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan di tengah lockdown.
• Sudah Dirayakan Sejak Tahun 1600-an, Inilah Sejarah & Asal Usul Peringatan April Mop yang Misterius
"Menggunakan kekuatan berlebihan dan penahanan tidak akan memadamkan perut kosong orang Filipina yang, sampai hari ini, tetap membantah ada bantuan uang tunai untuk orang miskin," kata kelompok hak asasi perempuan Gabriela.
Penduduk lain kemudian mengadakan rapat umum untuk menuntut pembebasan mereka yang ditahan, memegang poster yang bertuliskan "tes masal, bukan penangkapan masal".
Wilayah utama Filipina utara Luzon adalah rumah bagi lebih dari 50 juta orang dan di bawah penguncian selama sebulan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Presiden Filipina perintahkan polisi tembak mati siapapun yang ganggu lockdown" dan juga telah tayang di TRIBUNWOW.COM dengan judul Ancaman Presiden Filipina Duterte bagi Penganggu Lockdown: Saya Perintah Polisi Tembak Mati Mereka