Virus Corona di Belitung
Pengelola Tempat Makan Pasrah Dilanda Corona
Di antara kafe yang juga harus tutup sementara yakni Akaula Cafe. Pengelolanya menyebut hampir dua bulan kafe berkonsep Bali itu ditutup.
Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Ardhina Trisila Sakti
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Pada situasi normal, aktivitas di Jalan Pattimura, Kelurahan Tanjung Pendam hingga ke objek Pantai Wisata Tanjung Pendam termasuk kawasan ramai.
Banyak hotel, tempat makan, kafe, toko oleh-oleh, serta beragam aktivitas ekonomi dijalankan.
Namun sejak adanya pandemi Covid-19, kini kondisinya tampak memprihatinkan.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan Posbelitung.co, Selasa (5/5/2020), jalanan tak hanya lengang.
Hotel-hotel tutup begitu pula toko oleh-oleh. Kebanyakan rumah makan juga tutup. Dari jalan yang tampak hanya kursi-kursi yang disusun bertumpuk hingga tirai-tirai penutup. Hanya beberapa toko kelontong yang masih buka.
Di antara kafe yang juga harus tutup sementara yakni Akaula Cafe. Pengelolanya, Ilham Sapry Tanjung menyebut hampir dua bulan kafe berkonsep Bali itu ditutup.
"Ketika ada edaran langsung kami tutup. Awalnya kami mengira satu dua pekan, ini ternyata hampir dua bulan. Kami juga terbatas, di surat edaran sampai pukul 20.00 WIB, sedangkan segmen kami sekitar pukul 19.00-22.00 WIB lah, jadi tidak memungkinkan, kami akhirnya memilih tutup," katanya.
Setelah memutuskan ditutup sementara, sekitar 16 pegawai juga harus dirumahkan. Padahal, sebagian besar pegawai merupakan tulang punggung keluarga. Namun situasi ini memaksa pihaknya melakukan hal tersebut. Bahkan pegawai yang berasal dari Bangka, juga akhirnya memilih pulang.
Bulan puasa kali ini juga tak bisa dibandingkan dengan puasa tahun sebelumnya. Meski tahun lalu pekan pertama puasa terbilang sepi, namun kondisinya mulai membaik pada pekan kedua. Bahkan pekan ketiga dan keempat begitu ramai orang-orang yang ikut buka puasa bersama.
Menurutnya, tak banyak hal yang bisa diperbuat. Bahkan, meski aturan jam buka dilonggarkan pemerintah, tetap akan butuh waktu untuk pemulihan agar kembali seperti kondisi sebelum terjadi pandemi.
"Karena kami segmennya ada wisatawan, itu pun gak bisa banyak berharap karena masih belum bisa diharapkan. Kalau berharap dari kunjungan lokal, imbas perekonomian juga bikin daya beli masyarakat turun," jelasnya.
"Kalau sekarang yah kami udah pasrah aja seperti ini," kata dia.
Ia hanya bisa banyak berharap kondisi ini segera berlalu. Agar semua orang bisa beraktivitas dan bekerja nyaman tanpa khawatir seperti situasi kini.
Hal senada juga disampaikan pemilik Kafe Klasick Amin Ponimin. Dua bulan tanpa penghasilan, ia pun mencoba bertahan dengan menjual barang agar bisa bertahan.
"Kami punya apa aja dijual, sampai handphone ini saja mau dijual untuk bertahan," ceritanya.