Begini Tanggapan Pengamat ketika Jokowi Ajak Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Corona
Dosen Magister Ilmu Komunikasi sekaligus dosen Magister Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Puji Lestar
POSBELITUNG.CO -- Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dengan virus corona (COVID-19) ditanggapi bijak oleh dosen Magister Ilmu Komunikasi sekaligus dosen Magister Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Puji Lestari, SIP, M.Si.
Adapun menurut Puji, pernyataan Jokowi tersebut tidak mengubah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kepala Pusat Studi Wanita UPN "Veteran" Yogyakarta itu mengatakan, dalam pernyataannya tersebut, Presiden berusaha memberi pengertian pada masyarakat bahwa Covid-19 masih berada di sekitar kita.
Sehingga, Jokowi berharap masyarakat dapat terus berhati-hati dan menjalankan protokol kesehatan.
"Ini mengingatkan bagi masyarakat yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan," kata Puji saat dihubungi Tribunnews.com ( tribunnewsnetwork ) melalui pesan teks, Sabtu (16/5/2020) malam.
• Siapa Sangka Kekuatan Senjata Nuklir Indonesia Pernah Buat Dunia Cemas, Ada Wacana Luhut ke Jokowi?
"Kata presiden, PSBB tidak dicabut. Berdampingan dengan Covid-19 menurut pemaknaan saya, Covid-19 masih ada di sekitar kita, maka kita yang harus hati-hati jaga diri kita sesuai protokol kesehatan," tambahnya.
Menurut Puji, mengapa suatu pesan terkadang dimaknai secara berbeda, karena persepsi masyarakat sebagai penerima pesan tersebut.
Puji menilai, masyarakat yang sudah jenuh dan ingin bebas otomatis akan menganggap pernyataan tersebut sebagai peluang kelonggaran.
"Mengapa suatu pesan kadang dimaknai secara berbeda karena persepsi masyarakat sendiri yang sudah jenuh dan ingin bebas, sehingga ketika ada pernyataan yang dirasa memberi peluang kelonggaran, langsung dimaknai memberi kelonggaran," ungkap Puji.
Menurut Puji, dalam melaksanakan imbauan presiden ini, pemerintah juga perlu memperhatikan kepatuhan masyarakat.
Puji mengatakan, ketegasan pemerintah dalam pemberlakuan aturan PSBB memang diperlukan.
"Inilah kelemahan kita negara demokrasi, memberi peluang kepada masyarakat bebas menerjemahkan pesan pimpinan secara berbeda-beda, bagi yang melanggar tidak ada tindakan yang tegas," lanjut Puji.
Kebiasaan Baru yang Muncul Saat Pandemi
Sementara itu, Puji juga mengungkapkan, saat ini kebiasaan baru telah muncul di lingkungan akademisi.
Kini, menurutnya, seminar menggunakan Zoom sudah menjadi hal yang biasa dan para peserta dapat memperoleh ilmu dari rumah masing-masing.