Tak Pakai Baju dan Masker, Kaum Muda New York Berjemur di Central Park di Tengah Krisis Covid-19

Aturan physical distancing dan social distancing di tengah pandemi virus corona sepertinya cuma jadi angin lalu bagi sebagian kaum muda di New York.

Penulis: Dwiki | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
AP/Eduardo Munoz
Ilustrasi orang berjemur. Foto ini menerangkan orang-orang berjemur pada hari yang panas dan cerah di Central Park di New York, AS, 17 Juli 2016. 

POSBELITUNG.CO --  Di Amerika Serikat ( AS ), aturan physical distancing dan social distancing di tengah pandemi virus corona sepertinya cuma jadi angin lalu bagi sebagian kaum muda di New York.

Adapun buktinya mereka tampak berjemur di Central Park Sheep Meadow, New York, Minggu (15/6/2020).

Banyak dari mereka tidak memakai masker.

Dilansir New York Post, beberapa di antara kerumunan itu tak hanya tidak memakai masker namun juga bertelanjang.

Membiarkan sinar matahari menyorot kulit mereka.

Mereka yang bertelanjang dan tidak memakai masker juga tak memedulikan aturan jaga jarak sosial telah melanggar aturan pemerintah New York dan berpotensi menyebarkan penyakit Covid-19.

Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Insentif Covid-19, Login di www.pln.co.id atau WA 08122123123

Gubernur New York, Andrew Cuomo memang telah menggembar-gemborkan kemajuan besar dalam upaya perlawanan terhadap wabah virus corona pada Minggu kemarin.

Akan tetapi, Cuomo mengancam akan menutup Manhattan dan The Hamptons jika warganya tidak mematuhi aturan jaga jarak sosial dan aturan lain yang berkaitan dengan pandemi virus corona.

Cuomo pada Minggu (14/6/2020) merasa kesal dengan banyaknya pelanggaran di New York.

Dia mengancam akan menarik lisensi minuman keras dari restoran yang tidak mematuhi aturan.

Dia juga mengancam akan kembali menutup tempat bisnis di daerah-daerah di mana pemerintah lokal gagal menegakkan peraturan.

Manhattan dan Long Island's Hamptons dianggap bermasalah oleh Cuomo.

Masih Nganggur? Yuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 4 di prakerja.go.id, Penuhi Tiga Syarat Ini

Dia mengatakan bahwa negara bagiannya telah menerima 25.000 pengaduan tentang pelanggaran yang terjadi pada pencabutan lockdown.

Dia mengatakan pelanggaran-pelanggaran itu membahayakan kemajuan negara yang rapuh dalam perang melawan virus corona karena perlahan dia tengah melonggarkan pembatasan yang diberlakukan sejak Maret.

"Jika pemerintah lokal punya angka pelanggaran terhadap kebijakan yang tinggi, yang sama dengan kemungkinan besar penyebaran virus di mana pemerintah lokal tidak memantau, tidak menjaga, menindak, ya, kami akan sangat mungkin menutup area tersebut kembali. Satu-satunya cara alternatif adalah menghentikan pembukaan kembali," ujar Cuomo saat rapat hariannya sebagaimana dilansir The Associated Press.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved