Jepang Klaim Dapat Mengurangi Resiko Infeksi Virus Corona di Superkomuter, Ini Simulasinya

Superkomuter Jepang, Fugaku mengklaim menemukan cara mengurangi resiko infeksi virus corona di udara.

Kyodo
Supercomputer di Jepang Simulasikan Bagaimana Cara Kurangi Risiko Penularan Virus Corona di Udara 

POSBELITUNG.CO -- Superkomuter Jepang, Fugaku mengklaim menemukan cara mengurangi resiko infeksi virus corona di udara.

Adapun cara tersebut yakni, kereta komuter dioperasikan dengan jendela terbuka dan membatasi jumlah penumpang.

Dikutip Tribunnews ( tribunnewsnetwork ) dari Japan Times, melalui dua cara tersebut, Jepang mengklaim dapat mengurangi resiko infeksi virus corona.

Sebelumnya, lewat surat terbuka yang diterbitkan Senin (6/7/2020), 239 ilmuwan dari 32 negara menguraikan bukti mereka soal penyebaran virus corona.

Para ilmuwan mengatakan, partikel virus mengambang dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.

Jadwal Salat Isya di Belitung, Beltim, Sungailiat dan Pangkalpinang Serta Lokasi Masjid 9 Juli 2020

Terkait klaim para ilmuwan itu, WHO mengakui 'bukti baru' dari penularan melalui udara.

Tetapi, WHO menegaskan penyebaran melalui udara ini tidak definitif.

Bahkan jika virus corona mengudara, masih ada pertanyaan tentang berapa banyak infeksi yang terjadi melalui cara tersebut.

Studi Penelitian Jepang Riken Gunakan Superkomuter dan Simulasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Udara

Lebih jauh, studi baru-baru ini oleh raksasa penelitian Jepang Riken menggunakan superkomuter tercepat di dunia, Fugaku, mensimulasikan bagaimana virus menyebar di udara.

Sebelumnya, lebih dari 200 ilmuwan mendesak WHO agar mengakui, virus corona dapat menular lewat udara.

Penularan virus corona melalui udara ini pun dapat menjadi ancaman bagi orang yang berada di ruang tertutup.

Kemudian, para ilmuwan merekomendasikan beberapa cara menurunkan resiko infeksi di pengaturan ruang publik.

Perampokan Berdarah, Perempuan di Batam Ini Kepalanya Dipukul Pakai Linggis oleh Pelaku Rampok

Peneliti utama studi tersebut, Makoto Tsubokura, mengatakan, membuka jendela pada kereta komuter dapat meningkatkan ventilasi dua hingga tiga kali lipat.

Perbedaan tingkat ventilasi udara dalam kereta dengan jendela terbuka (atas) dan tertutup (di bawah), seperti yang ditunjukkan oleh simulasi yang dilakukan menggunakan model yang digerakkan supercomputer (RIKEN / VIA KYODO)
Perbedaan tingkat ventilasi udara dalam kereta dengan jendela terbuka (atas) dan tertutup (di bawah), seperti yang ditunjukkan oleh simulasi yang dilakukan menggunakan model yang digerakkan supercomputer (RIKEN / VIA KYODO) ()

Ia menegaskan, dengan membuka jendela kereta komuter dapat menurunkan konsentrasi mikroba sekitar.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved