Satgas Covid-19 Sebut Tak Ada Pungutan Tes Swab untuk Kontak Erat Pasien Covid-19 di Puskesmas
Orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 diminta segera memeriksakan diri melalui tes swab gratis di Puskesmas.
POSBELITUNG.CO - Satgas Penanganan Covid-19 meminta orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 diminta segera memeriksakan diri melalui tes swab.
Tes swab bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan medis yang menyediakan layanan tes swab.
Satu di antaranya di Puskesmas. Tes swab di puskesmas tidak dipungut biaya alias gratis.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan, pemeriksaan uji spesimen melalui tes usap atau Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19 tidak dikenakan biaya.
• Gara-gara Emoticon di Grup WhatsApp, Oknum Polisi Positif Virus Corona Pukul Pasien Covid-19
• Takut Tertular Covid-19, Ayah di Kudus Bunuh Putri Kandungnya, Padahal Cuma Menderita Asma
• Nganggur Sejak Covid-19, Pria Ini Menyesal Punya 2 Istri & 19 Anak, Bingung Hidupi Keluarganya
Menurut Doni, pemerintah pusat telah memberikan reagen ke berbagai daerah untuk melakukan uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Sehingga, Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan Covid-19 gratis berbasis data.
Hal itu diungkap Doni dalam bincang Media Bertanya Doni Monardo Menjawab bertajuk “44,9 Juta Orang Yakin Kebal COVID-19, Apa yang Harus Kita Lakukan?” di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat (9/10/2020).

“Untuk yang di Puskesmas seharusnya gratis, karena reagen itu diberikan dari pusat, dari Kemenkes bersama Satgas COVID-19. Kemudian juga Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota juga ada yang menyelenggarakan (pengadaan) reagen sendiri,” jelas Doni
Doni mengatakan, masyarakat dapat melapor apabila masih ada pihak yang memberikan beban biaya bagi masyarakat untuk melakukan tracing, dari kontak erat salah satu pasien COVID-19 dengan Swab PCR.
“Kalau toh mungkin masih ada pungutan-pungutan, mohon kami bisa diinformasikan, sehingga kami bisa mencari solusinya,” tegas Doni.
Lebih lanjut, Doni menuturkan pemeriksaan spesimen akan selalu diupayakan di tengah masyarakat dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19.
"Beban kepada masyarakat tidak boleh terlalu berat, apalagi untuk melakukan pemeriksaan spesimen. Sejauh ini, mereka yang kontak erat dilakukan tracing itu seharusnya gratis. Tidak boleh ada pungutan sebesar apapun. Seharusnya gratis,” tegasnya.
Sebelumnya, Doni menjelaskan bahwa selain memberikan reagen kepada beberapa daerah, Pemerintah Pusat akan terus menyalurkan mesin PCR dan laboratorium guna percepatan dan pemerataan uji spesimen berbasis reagen.
Diketahui pada awalnya Pemerintah Indonesia hanya memiliki 1 laboratorium yang berfungsi yakni Balitbankes Kemenkes.
Kemudian diperbanyak hingga 374 unit di berbagai laboratorium dan tersebar di sejumah daerah dengan kapasitas dari uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen.
“Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium. Suatu angka yang sangat besar. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000 kemudian meningkat 10.000, 20.000, 30.000, nah sekarang sudah rata-rata di atas 35.000,” jelas Doni yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB ini.
Apa Itu Tes Swab?
Wabah virus corona masih terjadi di Indonesia. Dalam upaya penekanan penyebaran infeksi Covid-19, dilakukan pengujian terhadap virus SARS-CoV-2 ini.
Pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah rapid test. Rapid test hanya dapat digunakan sebagai skrining atau penyaringan awal.
Sebagai informasi, tes tersebut berbeda dengan pemeriksaan swab tenggorokan.
Sedangkan, untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi virus corona jenis baru menggunakan hasil dari pemeriksaan swab.
Pemeriksaan swab
Pemeriksaan swab yaitu cara untuk mendapatkan sampel yang digunakan dalam metode PCR.
Pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung atau tenggorokan seseorang.
Sampel lendir yang diambil dengan metode swab akan diperiksa menggunakan metode PCR atau Polumerasi Chain Reaction.
Hasil akhir dari pemeriksaan tersebut menunjukkan ada tidaknya virus corona dalam tubuh seseorang.
Pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasilnya. Ini tergantung pada kapasistas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel.
Kelebihan dan kekurangan
Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan PCR merupakan metode paling akurat untuk mendeteksi virus corona jenis baru yang pertama kali diidentifikasi di China ini.
Namun, pemeriksaan membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Pemeriksaan sampel hanya bisa dilakuka di laboratorium dengan kelengkapan khusus.
Oleh karena itu, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar dan butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes keluar.
Prosedur pemeriksaan tes swab dan PCR
PCR merupakan metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Sehingga, pemeriksaan swab dan PCR adalah satu kesatuan.
Berikut tahapan melakukan pemeriksaan swab:
1. Pasien diminta duduk di kursi
2. Tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah atas dan memasukkan alat berbentuk seperti cotton bud namun dengan ukuran yang jauh lebih panjang ke dalam lubang hidung
3. Alat ini akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung
4. Teknik swab dilakukan untuk menyapu alat tersebut ke area belakang hidung
5. Alat memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut
6. Alat akan berada di dalam area itu selama beberapa detik agar cairan terserap sempurna
7. Setelah itu, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup
8. Kemudian tabung akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan menggunakan teknik PCR
9. Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga dapat dilakukan melalui tenggorokan
Jika pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, selanjutnya sampel diperiksa dengan teknik PCR. Sehingga intinya, PCR merupakan pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai virus.
Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin.
Setelah digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.
Jika cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah benar DNA SARS COV-2. Ini berarti bahwa orang tersebut positif terinfeksi Covid-19.
Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi Covid-19.
Catatan Redaksi :
Bersama-kita lawan virus Corona. Posbelitung.co mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak)
(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini/Kompas.com/Vitorio Mantalean, Retia Kartika)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Satgas Covid-19 Tegaskan Tes Swab untuk Kontak Erat Pasien Covid-19 di Puskesmas Gratis